Saran untuk Egy Maulana Vikri: Jangan Banyak Giring Bola

10 September 2018 20:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Egy diperkenalkan dan jajal lapangan Gdansk (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Egy diperkenalkan dan jajal lapangan Gdansk (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Egy Maulana Vikri tak bisa berbuat banyak kala menjalani debut bersama Lechia Gdansk dalam uji tanding melawan Karpaty Lwow, Minggu (9/9/2018). Meski begitu, dalam laga yang berlangsung di Stadion Energa Gdanks itu, Egy mampu membuktikan diri bahwa ia merupakan pemain muda bertalenta.
ADVERTISEMENT
Bermain di pos sayap kanan dalam balutan 4-3-3, Egy jarang sekali menyentuh bola. Ada beberapa faktor penyebab. Akan tetapi, yang paling kentara adalah penempatan posisi. Ya, dalam beberapa situasi, penempatan posisi sosok berusia 18 tahun itu kerap salah. Ia kadang terlalu jauh atau terlalu dekat dengan rekannya.
Tak cuma itu, Egy mendapatkan penjagaan yang ketat dari pemain belakang Karpaty. Ia terus ditempel oleh pemain-pemain yang punya postur tinggi dan besar. Efeknya, ruang gerak Egy terbatas. Hal tersebut membikin kreator Lechia lebih sering mengalirkan bola ke sisi kiri. Alhasil, Egy tak mendapatkan suplai bola yang baik.
Kendati demikian, dalam beberapa situasi, Egy dapat memperlihatkan aksi-aksi ciamik. Ia mampu melewati lawan dengan gerakan memutar atau menipu. Tak jarang bek lawan harus melakukan pelanggaran guna menghentikan pergerakan Egy.
ADVERTISEMENT
Aksi Egy bersama tim utama Lechia Gdanks. (Foto: Youtube/WoroSport)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Egy bersama tim utama Lechia Gdanks. (Foto: Youtube/WoroSport)
Aksi-aksi itulah yang kemudian membuat eks pelatih Timnas Indonesia U-19, Eduard Tjong, memberikan sanjungan. Menurut Edu--sapaan akrabnya, Egy punya sederet atribut yang bisa membuatnya terus berpendar bersama tim senior Lechia Gdansk.
Namun, Edu tak menampik jika Egy masih memiliki problem yakni menyangkut maturitas dalam bermain. Maturitas sendiri bersangkut paut dengan pengambilan keputusan.
"Egy punya skill individu di atas rata-rata. Tapi, kalau Egy terus bermain individual dengan banyak menggiring bola, dia tak akan bisa bersaing di Eropa. Apalagi dia punya postur kecil. Lima atau enam langkah saja dia membawa bola, ruang sudah ketutup," ucap Eduard kepada kumparanBOLA, Senin (10/9).
"Main tik-tak (satu-dua). Main satu-dua dengan kecepatan. Egy harus pintar-pintar cari ruang. Dia bermain di sayap, dia masih bisa menggunakan dribel untuk mengancam lawan. Tapi, dia harus tahu kapan main cepat atau main satu-dua," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa yang mesti Egy lakukan? Edu sudah mengantongi jawabannya. Selain jam terbang, Egy mesti melihat video pertandingan dan melakukan analisa mengenai penampilannya.
"Egy harus melihat apa yang jadi kekurangan dan apa yang harus diperbaiki kalau bisa, Egy harus evaluasi individu. Jadi, dia tahu kapan dan di mana melakukan dribel, mengumpan, atau menendang bola," ucap Edu.
"Egy harus cepat tahu dengan apa yang diinginkan oleh pelatih. Bagaimana Egy beradaptasi dengan tim senior dan instruksi pelatih, bisa menentukan masa depannya," katanya.
Aksi Egy Maulana Vikri bersama tim senior Lechia Gdansk. (Foto: Twitter/ @LechiaGdanskSA)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Egy Maulana Vikri bersama tim senior Lechia Gdansk. (Foto: Twitter/ @LechiaGdanskSA)
Sejak bergabung dengan Lechia Gdanks pada Juli lalu, Egy sudah memainkan empat laga bersama tim reserves. Selama periode tersebut, Egy mampu mengoleksi 5 gol dan 4 assist.
ADVERTISEMENT
Sementara, bersama tim utama, Egy pernah masuk ke dalam bangku cadangan kala Lechia Gdansk bersua dengan Koronoa Kielce SA dalam Liga Ekstraklasa.