Seberapa Penting, Sih, Herrera buat PSG?

10 Juli 2019 16:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ander Herrera resmi berseragam PSG. Foto: Dok. Media PSG
zoom-in-whitePerbesar
Ander Herrera resmi berseragam PSG. Foto: Dok. Media PSG
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ander Herrera telah resmi angkat kaki dari Old Trafford. Cerita manisnya di Manchester United berujung antiklimaks.
ADVERTISEMENT
Pada musim 2014/15, Herrera ngotot meninggalkan Athletic Bilbao untuk pergi ke United. Ia sampai-sampai membayar sendiri klausul transfernya sebesar 36 juta euro kepada Federasi Sepak Bola Spanyol (REFF) untuk bisa merealisasikan kepindahannya.
Lima tahun berselang, Herrera resmi bergabung sebagai pemain Paris Saint Germain (PSG). Makin ironis karena klub asal Paris itu mendapatkan Herrera dengan status bebas transfer. Kasarnya, ya, United membukakan pintu keluar dan mempersilakannya pergi dengan enteng.
But, show must go on. Herrera masih bisa melanjutkan eksistensinya bersama dengan PSG.
Ander Herrera (kanan) berbicara dengan Ole Gunnar Solskjaer setelah laga Manchester United vs Chelsea. Foto: Jason Cairnduff/Reuters
Thomas Tuchel bukanlah pelatih yang saklek dengan satu formasi. Di Ligue 1 musim lalu saja ada 9 formasi yang ia pakai bersama PSG. Menariknya komposisi pemainnya pun unik, sebab tak jarang Tuchel menurunkan para pemain di luar posisi aslinya. Mirip-mirip dengan Pep Guardiola-lah.
ADVERTISEMENT
Wajar, sih, mengingat penguasaan bola juga jadi sistem utama permainan Tuchel. Untuk merealisasikan itu, dibutuhkan para pemain yang piawai dalam mengolah dan mendistribusikan bola.
Ambil contoh saat PSG berhadapan dengan United pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions lalu. Tuchel mendorong Marquinhos sebagai gelandang bertahan, bertandem dengan Marco Verratti. Tak sampai di situ, Dani Alves juga ditaruh di pos sayap kanan.
Kendalanya, PSG kini telah kehilangan beberapa personel di bursa transfer musim panas ini. Durasi kontrak Alves telah habis. Sementara Adrien Rabiot hengkang ke Juventus.
Belum lagi dengan Giovani Lo Celso dan Grzegorz Krychowiak yang telah resmi angkat kaki dipermanenkan oleh klub-klub yang di musim lalu meminjam jasanya, Real Betis dan Lokomotiv Moscow.
ADVERTISEMENT
Oh, ya, PSG juga sudah mendaratkan Pablo Sarabia dari Sevilla. Meski jebolan akademi Real Madrid itu lebih berposisi sebagai gelandang serang.
Praktis, skuat kini hanya menyisakan Leandro Paredes dan Verratti sebagai seorang gelandang murni. Arketipe mereka pun berbeda secara posisi, Paredes sebagai gelandang bertahan dan Verratti sebagai gelandang tengah. Sampai di sini cukup dimengerti betapa tingginya urgensi PSG akan seorang gelandang.
Tuchel pimpin latihan PSG. Foto: Thananuwat Srirasant/Getty Images
Secara kualitas, Herrera pemain yang memenuhi kualifikasi tersebut. Determinasi tinggi, pemahaman taktikal yang mumpuni dan kemampuan membaca jalannya pertandingan adalah nilai plus dari seorang Herrera.
Fitur Herrera makin canggih dengan pengalamannya bermain sebagai seorang playmaker. Sebelum membela United, ia adalah pemain nomor 10 di Athletic. Buktinya, Herrera pernah mengukir masing-masing 5 gol dan assist bersama klub asal Basque itu di La Liga musim 2013/14.
ADVERTISEMENT
Masih teringat bagaimana Herrera jadi lakon saat United berhasil mempecundangi Chelsea di ajang Premier League pada April 2017 lalu. Selain berhasil 'mengantongi' Eden Hazard, ia juga berkontribusi atas gol Marcus Rashford dan menutup kemenangan United lewat lesakannya di menit 49.
Ander Herrera saat membela Athletic Bilbao. Foto: ANDER GILLENEA / AFP
Bisa dibilang Verratti jadi pemain yang paling mendekati karakteristik Herrera. Ini langka, dan PSG beruntung bisa memiliki dua gelandang dengan tipikal demikian sekarang. Sebagai gambaran, Verratti rata-rata memainkan 26 bersama PSG di Ligue 1 sejak pertama kedatangannya pada musim 2012/13.
Gamblangnya begini, Verratti adalah pemain yang bisa diplot sesuai kebutuhan. Ia bisa mengampu tugas untuk bermain bertahan jika timnya mengaplikasi mode defensif. Pun sebaliknya dalam skema menyerang.
ADVERTISEMENT
Kemampuannya dalam menjaga penguasaan serta mendistribusikan bola bakal memudahkan PSG untuk melakukan build-up serangan. Khususnya saat berhadapan tim dengan pressing tinggi.
Duel PSG dengan Liverpool di fase grup Liga Champions musim lalu bisa dijadikan acuan. Verrati sendiri mesti absen lantaran akumulasi kartu kala itu. Alhasil, PSG kesulitan lolos dari tekanan dan takluk 2-3 dari tim tuan rumah.
Sialnya lagi, Verratti tergolong pemain yang rentan mengalami cedera. Pada musim lalu ia tercatat telah absen 19 hari dan melewatkan 4 laga bersama PSG. Riwayat cederanya di edisi 2017/18 lebih parah lagi karena telah absen 177 hari akibat cedera otot.
Nah, itulah salah satu alasan penting mengapa PSG menggaet Herrera. Sebagai tandem sekaligus alternatif Verratti di area sentral.
ADVERTISEMENT
Verratti (kiri) dalam final Coupe de France 2017. Foto: AP Photo/Francois Mori
Sudah waktunya bagi Herrera untuk melupakan United. Pertama, ia bisa tampil di Liga Champions musim depan --hal yang tak bakal didapatnya bila masih berseragam 'Iblis Merah'.
Toh, Herrera juga mengalami peningkatan gaji lebih dari dua kali lipat dibanding sebelumnya. Terpenting, ia bakal mendapatkan garansi menit bermain lebih intens ketimbang di United.