Semen Padang dan Sederet Permasalahan yang Tengah Mereka Hadapi

12 Maret 2019 10:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Semen Padang berlatih di Mess Indarung. Foto: Antara/Iggoy el Fitra
zoom-in-whitePerbesar
Semen Padang berlatih di Mess Indarung. Foto: Antara/Iggoy el Fitra
ADVERTISEMENT
Dua laga sudah dijalani oleh Semen Padang di Grup B Piala Presiden 2019. Namun, hasilnya belumlah memuaskan karena mereka selalu menelan kekalahan.
ADVERTISEMENT
Kala menghadapi Bhayangkara FC di laga pembuka, 3 Maret silam, pasukan 'Kabau Sirah' takluk dengan skor 2-4. Berselang delapan hari setelahnya, kala bermain melawan Bali United, hasil minor kembali mereka dapatkan dengan kekalahan 1-2.
Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, selain menjadi venue pertandingan, juga menjadi tempat kawanan kelompok suporter Semen Padang yang menamai diri mereka Spartacks datang berbondong-bondong datang mendukung Semen Padang. Tribune timur menjadi lokasi di mana mereka menyanyikan yel-yel pemantik semangat bagi Irsyad Maulana dan kolega.
Tapi ekspektasi berlebih yang mereka taruh di pundak para pemain hingga kini masih bertepuk sebelah tangan. Teriakan lantang dari tribune penonton sepanjang hampir 90 menit tak berbanding lurus dengan hasil yang didapatkan pasukan Syafrianto Rusli.
ADVERTISEMENT
Pada laga perdana menghadapi Bhayangkara FC, kesabaran masih menaungi kawanan suporter ini. Mereka juga masih berharap bahwa di laga selanjutnya Semen Padang akan mendapat hasil berbeda. Alih-alih demikian, mereka kembali misuh-misuh lantaran hasil yang didapatkan adalah sama yakni kekalahan saat bersua Bali United.
Laga menghadapi Bali United kemudian menjadi momentum bagi Spartacks untuk menyoroti kinerja Semen Padang. Jelang babak kedua rampung, saat Bali United unggul dengan skor 2-1, teriakan-teriakan bernada cacian sudah sayup-sayup terdengar dari tribune.
Teriakan ini sejatinya sudah mulai terdengar menginjak menit ke-70. Hanya, teriakan-teriakan cacian itu belum sepenuhnya lantang terdengar karena sebagian dari mereka masih percaya papan skor akan berubah di pengujung laga.
Begitu peluit tanda berakhirnya pertandingan ditiupkan oleh wasit Tabrani asal Surabaya, seketika itu pula para anggota Spartacks turun mengampiri bench para pemain Semen Padang. Mereka bermaksud mengonfrontasi pemain serta ofisial klub.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, para pemain sudah berupaya untuk mengamankan diri masuk ke lorong pemain. Beberapa di antaranya, yang tak bisa menahan diri, sempat menghujat para suporter yang mengampiri ke bench atau ke arah tribune.
Pemain Semen Padang, Boas Atururi (kiri), membayangi pemain Bali United, Miftahul Hamdi. Foto: Antara/Risky Andrianto
Suasana rusuh tak berlangsung lama karena para pemain Semen Padang memilih untuk berjalan menuju ruang ganti. Seketika, keributan pun selesai di dalam stadion.
Berselang 15 atau 20 menit setelah aksi tersebut, Spartacks kemudian bergerak mendekati media centre Stadion Patriot. Saat Syafrianto memberikan keterangan resminya usai laga kepada awak media, para pendukung Semen Padang itu makin nyaring mengumpat, mencaci maki, bahkan berseru menyerukan 'SR out' (Syafrianto Rusli keluar).
Di dalam ruangan, Syafrianto memahami bahwa siapa, sih, yang tak ingin tim kesayangannya menang di setiap laga? Tetapi, Syafrianto juga menyadari bahwa ajang pramusim seperti Piala Presiden adalah waktu untuk mematangkan skuat menyambut musim kompetisi Liga 1 2019.
ADVERTISEMENT
''Pada laga tadi kami tidak sepenuhnya bermain buruk. Ketika kami kecolongan dua gol kami mampu membalas. Kami juga menciptakan beberapa peluang dan bisa saya katakan perkembangan tim sudah cukup bagus," kata Syafrianto.
''Kami melihat juga lini belakang kami sudah bekerja dengan benar, sudah sesuai dengan apa yang kami rencanakan sebelum pertandingan ini dimulai. Terciptanya gol bukan karena skema Bali United berjalan dengan baik tetapi terletak pada kesalahan pemain tengah dalam mengantisipasi."
Bali United dan Semen Padang berhadapan di ajang Piala Presiden. Foto: Antara/Risky Andrianto
''Lalu yang paling penting juga untuk dipahami bahwa tujuan turnamen ini untuk mencari serta mematangkan kerangka tim,'' jelasnya.
Sejak memastikan diri mentas kembali ke Liga 1 pada 28 November tahun lalu, Semen Padang telah berbenah. Bermula dari perombakan tim yang hampir setengahnya diganti, Semen Padang juga mendatangkan nama-nama pemain lokal berpengalaman.
ADVERTISEMENT
Dua di antaranya yang paling kentara adalah Syaiful Indra Cahya dan Teja Paku Alam yang berpadu dengan pemain-pemain yang mengantar Semen Padang mentas sebagai runner-up Liga 2 musim lalu.
Tak hanya pemain lokal, Semen Padang juga berburu pemain asing. Shukurali Pulatov, Nildo Victoria Juffo, dan Mario Barcia sudah diikat kontrak masing-masing satu tahun.
Hasilnya, meski tak instan, permainan Semen Padang yang mengedepankan build-up serangan dari tepi lapangan boleh dibilang sudah mulai nyetel. Bermula di ajang Piala Indonesia, kala bersua Nabil FC di babak 64 besar, mereka menang dengan skor 2-0.
Adaptasi pemain lama dan rekrutan baru memang tak selamanya berjalan mulus. Kala menjamu Tira Persikabo di babak 32 besar Piala Indonesia, penampilan Semen Padang bahkan naik turun. Dalam dua laga yang telah dijalani, mereka keok dengan agregat 4-1 (2-1 dan 2-0).
ADVERTISEMENT
Pembenahan kemudian dialihkan dan persiapan menatap ajang pramusim dilakukan. Target untuk bisa berbicara banyak di ajang pramusim dipatok tinggi. Akan tetapi, lagi-lagi, belum padunya racikan pakem 4-3-3 milik Syafrianto membikin Semen Padang kalah di dua laga.
Dari dua laga yang telah dijalani, pemain-pemain Semen Padang kerap melakukan kesalahan-kesalahan mendasar. Tak berhenti di situ, buruknya kualitas umpan silang dan mudahnya kehilangan bola jadi musabab serangan Semen Padang mudah dipatahkan oleh lawan.
Kembali ke permintaan serta tuntutan suporter Semen Padang, pelatih yang sempat membawa Tim Futsal Sumatera Barat meraih medali emas di Pekan Olahraga Nasional pada 2012 silam ini bukan tak mau ambil pusing.
''Saya rasa aksi yang sama-sama kita dengarkan di luar ini adalah bentuk kecintaan mereka kepada kami. Yang kami lakukan di lapangan mungkin mereka tidak puas, tetapi saya tetap mengapresiasi pemain dan juga mereka. Keinginan mereka sangat tinggi, memang, tetapi kami belum mencapai kemenangan itu,'' tandasnya.
ADVERTISEMENT