Seperti Persib, Madura United Juga Berencana Bangun Tim Satelit

11 Juni 2019 17:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Madura United dan manager Haruna Soemitro (kiri) menyapa suporter usai menang atas Persela dalam laga 8 besar Piala Presiden 2019. Foto: ANTARA FOTO/Syaiful Arif
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Madura United dan manager Haruna Soemitro (kiri) menyapa suporter usai menang atas Persela dalam laga 8 besar Piala Presiden 2019. Foto: ANTARA FOTO/Syaiful Arif
ADVERTISEMENT
Isu mengenai tim satelit klub Liga 1 mencuat usai PT Persib Bandung Bermartabat (PBB)—perusahaan yang menaungi Persib—mengakuisisi Blitar United. PT PBB sendiri akan mengajukan perubahan nama Blitar United menjadi Persib B.
ADVERTISEMENT
Artinya, kini PT PBB punya tiga tim di tiga level kompetisi berbeda. Program ini, menurut mereka, disusun demi memuluskan langkah pembinaan. Detailnya, pemain-pemain hasil binaan Diklat Persib akan punya wadah selanjutnya.
“Kami ingin pemain-pemain bisa bersama-sama dari junior hingga tim utama Persib. Persib B (Liga 2) dan Maung Anom (Liga 3) bisa menjadi wadah untuk mempersiapkan pemain menuju Persib,” ujar Teddy Tjahjono, Direktur PT PBB, kepada kumparanBOLA.
Langkah yang diambil PT PBB itu sebenarnya sudah masuk dalam masterplan milik PT Polana Bola Madura Bersatu (PBMB)—perusahaan yang memayungi Madura United. Hanya saja, PT PBMB belum merealisasikan proyek itu.
Direktur PT PBMB, Ziaul Haq, menyebut bahwa saat ini pihaknya fokus kepada infrastruktur terlebih dulu. Stadion, lapangan latihan, dan mes pemain menjadi prioritas sebelum membentuk tim satelit.
ADVERTISEMENT
“Selama itu tidak melanggar regulasi, hal tersebut sah-sah saja. Sejauh ini PT PBMB memang baru memiliki Madura United. Namun, kalau di kemudian hari punya tim satelit seperti itu, kenapa tidak. Sepak bola modern itu ‘kan sudah menerapkannya. Tengok Spanyol atau Inggri saja. Dan, itu sangat bagus. Kami sudah memasukkan rencana itu beberapa tahun lalu,” kata Ziaul saat dihubungi kumparanBOLA, Selasa (11/6/2019).
Lebih lanjut, Ziaul menuturkan sangat sepakat jika wadah untuk kelanjutan pembinaan harus ada. Sejauh ini, pemain-pemain binaan Madura United Football Academy harus mencari pengalaman di tim lain.
Pemain-pemain Madura United merayakan gol di laga melawan Persela Lamongan. Foto: Dok. Liga Indonesia
“Kami sudah memiliki tim U-21 sebelum U-19. Sejak musim lalu, pemain-pemain U-21 asli putra daerah sudah tersebar di Liga 3 atau Liga 2. Ada sekitar 7-8 orang di sana. Bahkan, ada satu yang menembus Liga 1. Kami membiarkan mereka punya jam terbang dan pengalaman di kompetisi sebenarnya. Sampai suatu saat kami panggil ke tim utama Madura United. Prosesnya, setelah mereka punya pengalaman, kami akan menaikkan mereka untuk magang di tim senior Madura United,” tutur Ziaul.
ADVERTISEMENT
Well, Ziaul bersama PT PBMB masih punya cita-cita yang belum terlaksana untuk menampung bakat daerah di tim sendiri. Tim satelit memungkinkan talenta lokal Madura tetap “di rumah sendiri” hingga siap diterjunkan ke tim senior 'Laskar Sape Kerrab'.
“Sekarang kami menguatkan bisnis untuk melancarkan aliran finansial. Paling dekat ialah stadion. Kami sudah mendapat kontrak lima tahun pengelolaan Stadion Ratu Pamelingan Pamekasan. Kami akan merenovasi sesuai standar AFC. Kalau itu selesai, kami mudah untuk menjalani proyek berikut seperti lapangan latihan dan mes pemain. Akademi dan tim satelit tentu harus punya mes serta lapangan latihan,” kata Ziaul.