Siapa Bakal Juarai Bundesliga, Bayern Muenchen atau Borussia Dortmund?

17 Mei 2019 15:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Serge Gnabry mengontrol bola disaksikan Dan-Axel Zagadou. Foto: AFP/Tobias Schwarz
zoom-in-whitePerbesar
Serge Gnabry mengontrol bola disaksikan Dan-Axel Zagadou. Foto: AFP/Tobias Schwarz
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ini aneh tapi nyata. Sejak hijrah ke Allianz Arena pada 2005, belum sekali pun Bayern Muenchen memastikan gelar juara Bundesliga di stadion tersebut. Padahal, sejak itu Bayern sudah mengumpulkan delapan trofi juara.
ADVERTISEMENT
Kata orang, third time's a charm. Namun, bagi Bayern, ninth time (might or might not be) a charm. Dalam upaya berburu trofi Bundesliga kesembilan sejak angkat kaki dari Olympiastadion, Die Roten berkesempatan memastikan gelar di Allianz Arena.
Untuk menjadi juara, Bayern hanya membutuhkan hasil imbang. Sebaliknya, Dortmund hanya akan bisa menjadi juara apabila mereka meraih kemenangan dan Bayern menelan kekalahan.
Saat ini Bayern unggul dua angka atas Borussia Dortmund. Apabila Bayern bermain imbang dan Dortmund meraih kemenangan, raihan poin kedua tim akan sama-sama berada di angka 76. Dengan situasi demikian, Bayern hampir bisa dipastikan bakal jadi juara karena mereka memiliki keunggulan cukup jauh, +17, dalam urusan selisih gol.
ADVERTISEMENT
Pada pertandingan pekan ke-34 nanti, baik Bayern maupun Dortmund akan sama-sama menghadapi lawan berat. Bayern akan menjamu Eintracht Frankfurt, sementara Dortmund bakal bertandang ke markas Borussia Moenchengladbach. Lalu, seberapa besarkah peluang Bayern dan Dortmund untuk merebut gelar juara Bundesliga musim ini?
Lawan Juga Punya Kepentingan
Sebelum membahas Bayern dan Dortmund lebih jauh, ada baiknya kita pahami terlebih dahulu calon lawan-lawan mereka. Pasalnya, situasi Gladbach dan Eintracht ini bakal berpengaruh besar dalam penentuan nasib Bayern dan Dortmund.
Di Bundesliga, saat ini ada tiga tim yang berebut satu tiket Liga Champions. Mereka adalah Gladbach, Eintracht, dan Bayer Leverkusen. Gladbach dan Leverkusen sama-sama punya 55 poin, Eintracht menguntit dengan koleksi 54 angka. Dengan demikian, di pertandingan pemungkas musim, kekalahan adalah barang haram bagi ketiga tim ini.
ADVERTISEMENT
Leverkusen sendiri merupakan tim yang paling diuntungkan dalam situasi ini karena lawan mereka di spieltag terakhir adalah Hertha BSC yang saat ini duduk di urutan sepuluh. Namun, justru kenyataan inilah yang membuat Gladbach dan Eintracht bakal berjuang ekstra keras di kesempatan terakhir.
Tren Buruk Eintracht, Kans Besar Bayern
Kita mulai dari laga antara Bayern dan Eintracht terlebih dahulu. Di atas kertas, Bayern jelas lebih diunggulkan ketimbang lawannya tersebut karena beberapa alasan.
James Rodriguez merayakan gol ke gawang Mainz. Foto: Reuters/Michael Dalder
Pertama, Eintracht punya tren buruk belakangan ini. Sudah enam pertandingan terakhir mereka tak merasakan kemenangan. Teranyar, tim asuhan Adolf Huetter itu ditekuk Mainz 05 di ajang Bundesliga. Hasil itulah yang membuat mereka terlempar dari empat besar.
ADVERTISEMENT
Jika dikerucutkan secara khusus ke ajang Bundesliga, rentetan nirkemenangan Eintracht itu saat ini telah menginjak angka lima. Terakhir kali mereka menang adalah pada 6 April lalu dalam laga menghadapi Schalke 04. Selebihnya, mereka kalah tiga kali—termasuk saat dipermak Leverkusen 1-6—dan bermain imbang dua kali.
Kedua, soal rekor bertanding. Pada pertemuan pertama musim ini bulan Desember tahun lalu Bayern sukses menghajar Eintracht dengan skor telak 3-0 di Commerzbank-Arena. Pada pertandingan tersebut Franck Ribery menjadi bintang dengan dua gol yang dicetaknya. Sedangkan, sebiji gol lain disumbangkan oleh Rafinha.
Dalam laga itu Eintracht sebenarnya mampu memberi perlawanan cukup hebat, terbukti dengan keunggulan mereka dalam hal upaya mencetak gol (10 berbanding 9), duel udara (57%), dan jumlah tekel (15 berbanding 11). Akan tetapi, kualitas dan pengalaman berbicara. Bayern mampu memanfaatkan peluang yang lebih sedikit berkat kematangan Ribery dan Rafinha.
ADVERTISEMENT
Apa yang dilakukan Ribery dan Rafinha itu membawa kita ke alasan ketiga, yaitu soal materi pemain. Tentunya, Bayern punya pemain-pemain yang di atas kertas jauh lebih bagus ketimbang Eintracht di semua lini. Di lini depan, contohnya. Eintracht memang punya Luka Jovic yang sudah mencetak 17 gol di Bundesliga, tetapi Bayern memiliki sosok Robert Lewandowski yang saat ini memimpin daftar topskorer dengan torehan 22 gol.
Ekspresi puas Lewandowski (merah, depan) setelah mencetak gol ketiga. Foto: Kai Pfaffenbach/Reuters
Dengan materi pemain yang lebih baik, apabila rencana permainan Bayern nanti akhirnya tidak bekerja, mereka tetap punya peluang lebih baik untuk mencetak gol. Keunggulan individual inilah yang bisa menjadi pembeda di situasi-situasi sulit.
Selain soal pemain, Bayern juga memiliki keunggulan lain dalam hal pelatih, dan ini merupakan faktor terakhir yang membuat mereka pantas diunggulkan atas Eintracht. Trainer Bayern, Niko Kovac, sebelumnya merupakan juru taktik Eintracht.
ADVERTISEMENT
Di bawah Kovac, Die Adler mampu mengalahkan Bayern dalam final DFB-Pokal musim lalu. Permainan Eintracht saat ini adalah buah pemikiran Kovac. Maka dari itu, Kovac pulalah orang yang tepat untuk merusak permainan tersebut.
Dortmund Hadapi Tebing Terjal
"[Kami] tak yakin kata-kata ini sesuai untuk jadi moto menghadapi pertandingan terakhir nanti, kawan."
Satu setengah tahun lalu kumparanBOLA pernah membahas soal kekocakan akun-akun media sosial klub Jerman, terutama ketika mereka berinteraksi satu sama lain. Kata-kata di atas adalah salah satu contoh terbarunya.
Kalimat tersebut ditulis oleh admin Twitter Borussia Moenchengladbach versi bahasa Inggris. Bukan tanpa sebab kata-kata itu muncul. Mereka disusun sebagai respons terhadap unggahan media sosial dari Borussia Dortmund yang terkesan ambigu.
ADVERTISEMENT
"Percaya kepada Borussia." Kata-kata tersebut tertuang dalam sebuah artwork yang diunggah oleh admin Twitter Dortmund. Memang benar bahwa ada nama Borussia di Borussia Dortmund, tetapi yang lebih lekat dengan nama Borussia, khususnya di dunia maya, bukanlah Dortmund melainkan Gladbach. Itulah mengapa kata-kata tadi jadi terdengar ambigu.
Perang kata-kata di Twitter itu bukan yang pertama terjadi antara Dortmund dan Gladbach. Hal itu pula yang jadi pemanas jelang pertemuan kedua kesebelasan di pekan terakhir kompetisi.
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, Gladbach harus menang untuk menjaga kans ke Liga Champions. Dortmund pun begitu kalau mereka betulan ingin jadi Deutscher Meister. Bentrokan dua kepentingan inilah yang akan terjadi di Borussia Park nanti.
Meski bakal panas, pertandingan nanti sebenarnya bakal dengan mudah jadi milik Dortmund. Pasalnya, Gladbach saat ini punya rekor kandang yang luar biasa buruk. Bayangkan saja, dalam tujuh laga kandang Bundesliga terakhir sejak Februari lalu mereka tidak pernah menang sekali pun. Bahkan, kekalahan terburuk mereka musim ini, saat digasak Bayern 1-5, terjadi di Borussia Park.
ADVERTISEMENT
Para pemain Borussia Dortmund merayakan kemenangan atas Woflsburg. Foto: Leon Kuegeler/Reuters
Selain itu, Dortmund punya materi pemain yang lebih baik. Marco Reus dan Jadon Sancho sudah bisa kembali turun. Christian Pulisic pun sedang berada dalam tren performa apik lewat dua golnya di dua pertandingan terakhir. Pemain-pemain inilah yang bakal jadi tumpuan Dortmund dalam upaya meraih kemenangan.
Plus, jangan lupakan pula bagaimana Dortmund sukses mengalahkan Gladbach 2-1 pada pertemuan pertama. Itu merupakan bukti nyata bahwa Die Borussen punya kemampuan untuk menaklukkan perlawanan Gladbach.
Kendati begitu, Gladbach sendiri tak bisa dicoret begitu saja. Pertama, karena motivasi lolos ke Liga Champions dan sekaligus memutus rentetan nirkemenangan di kandang. Motivasi memang terdengar seperti sebuah klise, tetapi ia tetap tak bisa dinafikan begitu saja keberadaannya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, faktor Thorgan Hazard. Dalam beberapa waktu ke belakang, adik Eden Hazard itu disebut-sebut akan menjadi pemain Dortmund pada musim depan. Tak ada kado perpisahan lebih baik yang bisa diberikan Hazard kepada suporter Gladbach selain jadi penentu kemenangan atas calon klub barunya.
Lalu, Siapa Juaranya?
Tugas Bayern pada dasarnya jauh lebih mudah. Mereka akan menghadapi Eintracht di kandang sendiri dan cuma butuh hasil imbang. Sebaliknya, Dortmund tak hanya bakal bergantung pada usaha sendiri untuk meraih gelar juara. Meski demikian, ini bukan berarti Bayern akan secara otomatis kembali menjadi juara.
Selebrasi gol Mario Goetze. Foto: REUTERS/Leon Kuegeler
Bayern musim ini tidak sehebat musim-musim sebelumnya. Mereka sudah kalah empat kali musim ini dan tiga kekalahan di antaranya didapatkan dari Dortmund, Gladbach, serta Leverkusen. Eintracht, sebagai penghuni papan atas, tentunya punya motivasi untuk masuk klub elite tersebut.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Dortmund dipastikan bakal mengerahkan 110 persen kemampuan untuk mencuri poin penuh dari kandang Gladbach. Reus, sebagai eks bintang Gladbach, juga punya motivasi pribadi untuk memenangkan timnya saat ini sekaligus menggelar pesta juara di hadapan mantan pemujanya.
Artinya, perburuan titel Bundesliga ini sebenarnya tidak mudah diprediksi hasilnya. Bayern tentu saja punya peluang lebih besar, tetapi kans Dortmund pun bukannya sama sekali sudah tidak ada.
=====
*) Sembilan pertandingan terakhir Bundesliga Jerman, termasuk laga Bayern Muenchen vs Eintracht Frankfurt dan Borussia Moenchengladbach vs Borussia Dortmund, akan digelar serentak pada Sabtu (18/5/2019) malam pukul 20:30 WIB.