Sinar Terang Yanto Basna Kala Melawan Yordania

12 Juni 2019 17:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas Indonesia Foto: dok. Jordan Football Association (JFA)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Indonesia Foto: dok. Jordan Football Association (JFA)
ADVERTISEMENT
Jika harus mengambil satu sisi positif pada kekalahan 1-4 Timnas Indonesia dari Yordania, Selasa (11/6/2019) malam WIB, maka hal itu adalah Yanto Basna. Sepanjang laga, sosok berusia 24 tahun ini adalah satu dari sedikit pemain Timnas yang penampilannya menonjol.
ADVERTISEMENT
Berbagai aksinya pada sejumlah situasi bertahan kerap kali menyelamatkan gawang Andritany Ardhyasa dari malapetaka. Ia melakukan sapuan, memotong bola, dan bahkan sesekali menggunakan bagian-bagian tubuhnya untuk mengamankan gawang Timnas.
Karena itu, tak berlebihan rasanya menyebut bahwa tanpa kehadiran mantan pemain Persib bandung ini, jumlah bola yang mesti dipungut sang penjaga gawang bisa saja melebihi angka empat.
Dua momen yang secara beruntun terjadi pada awal-awal pertandingan menjadi bukti klaim tersebut. Pertama, tepatnya pada menit ke-14, Yanto melakukan tekel ke arah seorang pemain Yordania yang hendak melepaskan umpan tarik ke kotak penalti.
Yanto saat itu sebetulnya sedikit tertinggal di belakang lantaran sudah kalah lari. Namun, ia masih mampu melakukan tekel bersih dengan kedua kaki jenjang miliknya. Gawang Indonesia pun terselamatkan.
ADVERTISEMENT
Pada menit ke-16, aksi yang dilakukan Yanto lebih heroik lagi. Melihat salah satu pemain lawan berhasil melewati Riko Simanjuntak dan hendak melepaskan sepakan dari luar kotak penalti, ia langsung bergerak agak maju guna menutup ruang tembak.
Sepakan tersebut, sayangnya, tetap saja mampu dilancarkan. Namun, posisi yang diambil Yanto sebelumnya memungkinkan dia untuk menghalau bola menjauh dari gawang Timnas. Menariknya, halauan itu dilakukan menggunakan kepala dan Yanto sampai sempat tersungkur selama beberapa detik karenanya.
Di luar dua aksi itu, kumparanBOLA mencatat bahwa setidaknya ada sebelas aksi bertahan lain yang dilakukan Yanto. Salah satu yang paling krusial adalah ketika ia menghalau dua pemain lawan sekaligus pada menit ke-87. Hal ini sekali lagi membuktikan betapa pentingnya peran pemain milik Sukhotai itu di lini pertahanan Timnas.
ADVERTISEMENT
Namun, pertunjukkan Yanto kala melawan Yordania tak cuma soal mengawal lini belakang. Saat menguasai bola, misalnya, pergerakan yang ia lakukan amat tenang. Juga halus. Satu momen yang terjadi pada menit ke-28 adalah buktinya.
Dipuja, Dicerca, lalu Kembali Dipuja
Yanto Basna masih berusia 21 tahun tatkala memperkuat Timnas Indonesia pada ajang Piala AFF 2016. Di usia yang terbilang masih amat muda itu, Yanto harus mendapati fakta bahwa banyak suporter Indonesia yang mencerca dirinya.
Saat itu, ia dianggap sebagai penampil terburuk Timnas sepanjang turnamen. Hal ini sebetulnya tak mengherankan mengingat dalam beberapa kesempatan, Yanto melakukan sejumlah kesalahan. Pergerakannya saat menguasai bola, pun umpan-umpannya, tampak sedikit terburu-buru. Dua gol yang dicetak Thailand ke gawang Timnas pada laga babak grup turnamen tersebut adalah buktinya.
ADVERTISEMENT
Maka, ketika ia dipastikan absen lantaran mendapat akumulasi kartu pada pertandingan leg pertama semifinal melawan Vietnam, tak sedikit yang berucap syukur. Ironis sekaligus kelam. Terlebih, Hansamu Yama yang menjadi penggantinya justru tampil apik dan Timnas, di sisi lain, mampu menembus babak final.
Yanto menyanggah statemen Persib. Foto: dok. pribadi
Yanto sendiri pada tahun tersebut tercatat sebagai pemain Persib Bandung. Sebelumnya, ia bermain untuk Mitra Kukar pada 2015 hingga awal 2016. Di tim inilah namanya mulai berkibar. Fisiknya yang menonjol, gaya bermainnya yang lugas dan tanpa kompromi, hingga ketenangan yang ditunjukkan saat menguasai bola adalah sederet hal yang memengaruhi hal tersebut.
Tatkala berhasil mengantarkan Mitra Kukar menjuarai Piala Jenderal Sudirman, nama pemain kelahiran Sorong ini semakin melambung. Terlebih, ia juga dinobatkan sebagai pemain terbaik pada turnamen tersebut.
ADVERTISEMENT
Tak sedikit yang kemudian berharap agar pemain jebolan Diklat Ragunan ini dapat menjadi bintang masa depan Timnas. Di luar itu, sejumlah klub tanah air mulai menaruh ketertarikan. Banyak klub yang mendekati, namun Persib yang beruntung mendapatkan tanda tangannya.
Sama seperti saat membela Mitra Kukar, bersama Persib, penampilan yang ditunjukkan Yanto Basna juga tak kalah mengesankan. Namun, momen Piala AFF 2016 seperti yang dibahas sebelumnya mengubah cara pandang publik. Ia dicap sebagai pemain yang keburu layu sebelum benar-benar berkembang dan itu terus berlanjut hingga ia bermain untuk Sriwijaya FC pada 2017.
Pada 2018, Yanto mengambil satu langkah mengejutkan: Pindah ke Thailand untuk bermain bagi Khon Khaen FC di divisi kedua. Dengan apa yang ditunjukkan selama dua tahun terakhir di Indonesia, banyak yang meragukan ia dapat bersinar di negeri Gajah Putih.
ADVERTISEMENT
Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Selama semusim bermain untuk Khon Khaen, Yanto malah menunjukkan progres yang amat signifikan.
Kelugasannya dalam bertahan dan ketenangannya ketika menguasai bola seakan kembali seperti sedia kala, bahkan jauh lebih berkembang. Ia juga nyaris membawa tim yang ia bela lolos ke liga utama Thailand pada musim tersebut.
Seiring dengan ini, pandangan publik terhadap Yanto kembali positif. Namanya kembali disanjung. Ia dianggap jauh lebih matang. Terbukti, banyak suporter Indonesia yang menyayangkan saat ia tak masuk skuat Timnas yang dibawa ke Piala AFF 2018 lalu.
Pandangan positif publik terhadap Yanto Basna ini sendiri terus bertahan pada masa-masa berikutnya. Hal itu bahkan semakin meningkat saat ia direkrut Sukhotai, tim liga utama Thailand, serta mampu tampil apik pada dua laga terakhirnya bersama Timnas Indonesia, termasuk kala takluk dari Yordania.
ADVERTISEMENT