Sir Alex Ferguson Dituduh Pernah Terima Suap dan Terlibat Match Fixing

18 Oktober 2019 14:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sir Alex Ferguson menghadiri pertandingan Manchester United. Foto: AFP/Oli Scarff
zoom-in-whitePerbesar
Sir Alex Ferguson menghadiri pertandingan Manchester United. Foto: AFP/Oli Scarff
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang agen sepak bola Inggris bernama Giuseppe 'Pino' Pagliara mengaku pernah memberi Sir Alex Ferguson jam Rolex berharga 30 ribu poundsterling sebagai bayaran atas pengaturan pertandingan Manchester United vs Juventus.
ADVERTISEMENT
Pengakuan Pagliara dalam bentuk rekaman itu disampaikan dalam sebuah persidangan yang berkaitan dengan investigasi Daily Telegraph pada 2016 yang bertujuan membongkar praktik suap dalam rekrutmen pemain. Pagliara sendiri menjadi salah satu tersangka dalam persidangan tersebut.
Pagliara bukan satu-satunya agen sepak bola yang disidang. Bersamanya, ada pula sosok bernama Dax Price. Mereka berdua berhasil dijebak oleh Claire Newell, jurnalis Telegraph yang menyamar sebagai pebisnis. Untuk memikat Newell, Pagliara mempertemukannya dengan sejumlah tokoh penting sepak bola, Steve McClaren, Nwankwo Kanu, dan Harry Redknapp.
Sir Alex Ferguson bersama mantan stafnya di Manchester United. Foto: Reuters/Ed Sykes
Dalam pertemuan dengan Newell, Pagliara berkata bahwa dia selalu berusaha menyenangkan para manajer sepak bola. Pagliara juga menambahkan bahwa industri ini diisi oleh 99 persen orang yang, kalau tidak berada di sepak bola, akan mencari uang dengan menjual mobil bekas.
ADVERTISEMENT
Pagliara pun kemudian bercerita soal pengalamannya dengan Ferguson. Kata Pagliara, Ferguson pernah berkonspirasi dengannya untuk mengatur pertandingan melawan Juventus dan untuk itu Pagliara memberi bayaran jam Rolex berharga 30 ribu poundsterling.
"Pagliara menuduh Alex Ferguson telah menerima uang sebagai bagian dari kesepakatan transfer dan berkata dia hanya bekerja dengan agen yang mau memberinya persenan. Dia mengaku sudah pernah membayar Ferguson sebelumnya," kata jaksa penuntut, Brian O'Neill, dilansir Telegraph.
Ferguson bukan satu-satunya nama besar yang diseret oleh Pagliara. Antonio Conte, katanya, pernah bertanya, "Ada kopi buatku, enggak, Pino?" dan kata Pagliara 'mereka tidak sedang membicarakan espresso'.
Conte dan trofi Piala FA Foto: REUTERS/David Klein
Praktik suap dalam rekrutmen pemain ini erat kaitannya dengan dengan kepemilikan pihak ketiga. Menurut Pagliara, kepemilikan pihak ketiga adalah faktor pendorong utama dalam sepak bola dan sebagian besar pemain sesungguhnya tidak dimiliki oleh klub, melainkan oleh 'pihak ketiga' tadi.
ADVERTISEMENT
Di Inggris, praktik ini mencuat dalam kasus transfer Carlos Tevez dan Javier Mascherano dari Corinthians ke West Ham United. Dari sana, diketahui bahwa kedua pemain tersebut hak ekonominya dimiliki oleh Media Sports Investment pimpinan Kia Joorabchian.
Praktik ini dipandang sebagai bentuk baru perdagangan manusia dan, maka dari itu, resmi dilarang oleh FA pada 2009. Kendati demikian, berdasarkan pengakuan dari Pagliara tersebut, terindikasi bahwa praktik ini sesungguhnya masih berlangsung meskipun secara sembunyi-sembunyi.
Dalam persidangan itu juga ada satu tersangka lain bernama Tommy Wright, mantan asisten pelatih Barnsley. Baik Pagliara, Price, maupun Wright sama-sama menyatakan tidak bersalah atas dua tuduhan—membayar dan memfasilitasi suap—yang dibacakan jaksa penutut.