Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Statistik Menunjukkan Luis Milla Tak Terlalu Spesial
6 September 2018 16:25 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Nasib Luis Milla bersama Timnas Indonesia masih belum jelas hingga saat ini. Niatan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk memperpanjang kontraknya tampak belum mencapai titik temu.
ADVERTISEMENT
Milla saat ini diketahui masih berada di Spanyol usai Timnas U-23 terhenti di babak 16 besar Asian Games 2018. Ia belum memberikan jawaban atas tawaran perpanjangan kontrak dari PSSI tersebut.
Pada Agustus lalu, kontrak Milla telah berakhir. Mantan pemain Real Madrid dan Valencia ini tercatat sudah lebih dari satu tahun membesut Timnas U-23 dan senior.
Namun, selama itu, dengan latar belakangannya sebagai pelatih yang pernah membawa Spanyol U-21 juara Piala Eropa, kiprah Milla bersama Timnas Indonesia nyatanya banyak menemui jalan terjal. Jika bicara dari segi hasil, Milla bahkan bisa dikatakan tak terlalu spesial setelah selalu gagal merealisasikan target yang dibebankan PSSI ketika mengikuti turnamen resmi.
Tak hanya itu, catatan kemenangannya juga mayoritas didapatkan atas tim asal Asia Tenggara. Sedangkan, ketika bertemu tim dari luar kawasan Asia Tenggara, khususnya Timur Tengah, Milla lebih banyak gagal meraih kemenangan
ADVERTISEMENT
Dari tiga turnamen resmi, Milla tercatat gagal membawa Timnas U-23 menggapai target terbaik. Dimulai dari kualifikasi Piala Asia U-23, Milla tak berhasil membawa timnya lolos ke putaran final setelah kalah bersaing dengan Malaysia dan Thailand.
Pencapaian dari sisi hasil ini memang menutupi progres yang diberikan Milla dari sisi permainan. Ketika menghadapi Uni Emirat Arab di Asian Games 2018, terlihat bahwa ia cukup jeli memanfaatkan pemain-pemain sayap Indonesia karena paham bahwa di situlah poin plus anak-anak asuhannya. Terbukti, kendati akhirnya kalah lewat adu penalti, Timnas U-23 mampu mendominasi UEA.
Pada SEA Games 2017, Milla ditargetkan PSSI bisa membawa pulang medali emas. Akan tetapi, ia kembali gagal menunaikan target tersebut setelah kalah 0-1 di partai semifinal dari tuan rumah Malaysia. Pelipur lara datang setelah Evan Dimas dan kolega merebut medali perunggu usai mengalahkan Myanmar di perebutan tempat ketiga.
ADVERTISEMENT
Terbaru, Milla lagi-lagi gagal membawa Timnas U-23 berprestasi di Asian Games 2018. Dibebani target untuk bisa lolos hingga fase semifinal, skuat 'Garuda Muda' terhenti di babak 16 besar usai kalah lewat adu penalti melawan Uni Emirat Arab (UEA).
Tak hanya di turnamen resmi, Timnas U-23 juga gagal bersinar di turnamen bersifat invitasi. Tercatat, ada dua turnamen yang digelar oleh PSSI yakni Aceh World Solidarity Cup (AWSC) 2017 dan PSSI Anniversary Cup 2018.
Dengan menggunakan sistem round-robin, Milla harus rela mengakhiri turnamen AWSC 2017 sebagai runner-up setelah kalah 0-1 dari Kirgistan pada partai pamungkas sekaligus penentuan. Hal serupa juga dirasakan Timnas U-23 di PSSI Anniversary Cup yang berlangsung pada April lalu.
ADVERTISEMENT
Berlaga di Stadion Pakansari, dengan memakai sistem round-robin, Timnas U-23 hanya finis di posisi ketiga. Dari tiga laga yang dimainkan, Timnas U-23 tak pernah memetik kemenangan sekali pun. Bahrain akhirnya keluar sebagai peraih gelar juara.
Dari catatan kumparanBOLA, Milla total telah membesut Timnas U-23 dan senior sebanyak 29 pertandingan. Hasilnya, Milla mencatatkan 13 kali kemenangan, tujuh seri, dan sembilan kali menelan kekalahan. Berikut rinciannya.