Sudah Waktunya Liverpool Dapat Trofi

17 Agustus 2018 15:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penggawa Liverpool rayakan gol. (Foto: Action Images via Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Penggawa Liverpool rayakan gol. (Foto: Action Images via Reuters/Carl Recine)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Musim kemarin, Liverpool berpeluang mengakhiri musim dengan kejayaan. Satu langkah lagi, mereka bisa mendapatkan trofi juara keenam di Liga Champions. Namun, yang dihadapi adalah Real Madrid. Sang raja sekaligus juara bertahan itu datang menjegal.
ADVERTISEMENT
Di Kyiv, 26 Mei 2018, Liverpool takluk 1-3 di tangan Madrid. Makin panjanglah puasa gelar mereka. Sejak terakhir menjuarai Piala Liga Inggris pada 2012, The Reds belum pernah lagi mengangkat trofi juara. Kekalahan di Kyiv itu memperpanjang puasa mereka menjadi enam tahun.
Liverpool sesungguhnya tidak kekurangan modal. Trio lini depan mereka, Sadio Mane-Roberto Firmino-Mohamed Salah, begitu mematikan di Liga Champions. Total, 30 gol mereka buat —ketiganya menempati urutan kedua daftar pencetak gol terbanyak dengan masing-masing 10 gol, hanya kalah dari Cristiano Ronaldo (15 gol).
Taktik sang pelatih, Juergen Klopp, pun sudah terbukti ampuh. Manchester City, yang begitu superior di Premier League, bisa mereka libas. Namun, minimnya kualitas dan opsi di sejumlah posisi membuat Liverpool bertekuk lutut di final.
ADVERTISEMENT
Contoh: Ketika Salah cedera bahu di babak pertama, yang menjadi penggantinya Adam Lallana. Okelah, Lallana memang bisa dimainkan sebagai penyerang sayap. Namun, ia tidak secepat, setajam, dan seagresif Salah.
Di pos penjaga gawang, Loris Karius membuat dua blunder —kendati Liverpool menyebut, Karius mengalami gegar otak ringan pada laga tersebut akibat bertabrakan dengan Sergio Ramos. Ia pun menjadi cela yang tidak bisa ditutupi begitu saja oleh Liverpool.
Karius bikin dua blunder. (Foto: AFP/Franck Fife)
zoom-in-whitePerbesar
Karius bikin dua blunder. (Foto: AFP/Franck Fife)
Maka, ketika bursa transfer musim panas dibuka, Liverpool bergerak cepat. Pemain-pemain macam Fabinho, Naby Keita, Xherdan Shaqiri, dan Alisson Becker mereka datangkan. Lebih dari 100 juta poundsterling mereka habiskan.
Dua nama terakhir, yakni Shaqiri dan Alisson, diplot untuk menambal dua lubang: Menjadi opsi di lini depan dan menggantikan Karius sebagai penjaga gawang utama. Alisson, yang tampil apik bersama AS Roma dan Timnas Brasil, rata-rata membuat 2,9 penyelamatan per laga dengan 1,8 di antaranya dari area kotak penalti musim kemarin di Serie A.
ADVERTISEMENT
Dengan gelontoran duit yang tidak sedikit itu, Liverpool jelas terbebani ekspektasi untuk setidaknya mendapatkan satu trofi di akhir musim. Gelandang mereka, James Milner, paham dengan ekspektasi tersebut.
Milner, si raja assist Liverpool. (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
zoom-in-whitePerbesar
Milner, si raja assist Liverpool. (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
“Jelas, ekspektasi pastinya memang tinggi. Kami bermain untuk Liverpool. Klub ini adalah klub besar dan kami punya sejarah panjang memenangi beragam gelar. Kami diekspektasikan untuk menang, tak peduli siapa pun yang kami hadapi, tiap melangkah masuk lapangan,” ucap Milner di ESPNFC.
“Sekarang, tinggal tanggung jawab kami untuk menanggung beban itu dan menerima tekanan tersebut,” katanya.
Liverpool mengawali Premier League musim ini dengan apik: Menang 4-0 atas West Ham United. Lini depan mereka juga langsung tokcer; Salah mencetak satu gol, Mane mencetak sepasang gol, sementara satu lainnya dibuat oleh Daniel Sturridge yang tampil sebagai pemain pengganti.
ADVERTISEMENT