Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Sulitnya Bayern Deteksi Kelemahan Dortmund
10 November 2018 4:01 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Kejatuhan Bayern Muenchen bisa melucuti status Niko Kovac sebagai pelatih kepala. Akan tetapi, tak ada kekhawatiran yang menyelimuti juru taktik kelahiran Berlin, Jerman, itu.
ADVERTISEMENT
Bayern dijadwalkan bersua Borussia Dortmund di Signal Iduna Park pada pekan ke-11 Bundesliga, Minggu (11/11/2018) dini hari WIB. Laga yang bertajuk Der Klassiker tersebut menjadi panggung pembuktian kualitas Kovac sebagai nakhoda Die Roten.
Kovac megawali karier bersama Bayern dengan menyapu bersih empat laga perdana Bundesliga. Memasuki pekan kelima, Bayern mengalami inkonsistensi. Sekali waktu bermain luar biasa, sekali waktu tampil di luar akal sehat. Seusai imbang dengan Augsburg, Manuel Neuer dan kolega menelan kekalahan beruntun dari Hertha Berlin dan Borussia Moenchengladbach.
Dua kemenangan atas Wolfsburg dan Mainz pada pekan selanjutnya tercoreng karena Bayern gagal menang saat bersua tim medioker, Freiburg. Persoalan masih ditambah dengan badai cedera yang merusak internal tim. Teraktual, Arjen Robben diragukan tampil karena cedera lutut. Sebelumnya, Corentin Tolisso, Kingsley Coman dan Thiago Alcantara lebih dulu menepi.
ADVERTISEMENT
Karena rapor merah plus situasi pelik Bayern , tekanan besar berada di pundak pelatih berusia 47 tahun itu. Namun, menjelang laga melawan Dortmund, Kovac menampik kekhawatiran akan kekalahan yang berujung pemecatan
"Banyak kabar yang beredar bahwa saya sedang dalam tekanan. Sejujurnya, saya tak dalam kondisi tersebut, percayalah. Musim lalu saya menjadi bagian dari Frankfurt dan degradasi adalah ancaman saya, yang mana orang-orang bisa kehilangan pekerjaan karena itu (degradasi). Itu jelas merupakan tekanan," ucap Kovac sebagaimana mengutip Goal International.
"Memang saya agak sedikit cemas, tetapi apakah saya takut? Tertekan? Saya tak merasakan itu. Ini (bergabung Bayern) adalah pilihan saya. Saya bisa saja kehilangan jabatan besok dan itu akan baik-baik saja," katanya melanjutkan.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan Bayern , Dortmund kini dalam keadaan stabil. Sampai pekan ke-10 Bundesliga, kolom kekalahan Die Borussen masih nol. Tak cuma itu, di tangan Lucien Favre, Dortmund bertranformasi menjadi kesebelasan yang lebih produktif dan solid. Rataan 3 gol plus 1 kebobolan per laga menjadi bukti sahih.
Notula impresif Dortmund tuah dari tangan dingin Favre mengorbitkan pemain macam Manuel Akanji, Dan-Axel Zagadou, Achaf Hakimi, Abdou Diallo, Jadon Sancho, dan Paco Alcacer. Pemilik nama terakhir berkontribusi membuat daya ledak Dortmund membesar dengan koleksi 7 gol.
Tak heran apabila Kovac sedikit cemas dalam menatap laga prestisius tersebut. Kovac pun tak ragu menyebut, hal tersulit yang mesti ia jajaki saat ini adalah mencari kelemahan dan kesalahan pasukan Favre pada laga-laga sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Kami tahu, kami akan mendapatkan banyak kesulitan karena Dortmund sangat kuat (dalam bertahan) dan dinamis (dalam menyerang). Dortmund selalu memiliki cara untuk mencetak gol. Maka, kami harus bekerja sama dan membangun pertahanan solid," ucapnya.
"Sulit menemukan kelemahan Dortmund. Mereka memainkan sepak bola dengan detail dan penuh perhitungan. Tapi, itu tak berarti kami tak bisa memenangi pertandingan. Tentu saja, kami akan melalukan itu (menang dan menjadi kampiun). Tapi, bicara saja tak cukup. Kami mesti bekerja keras," kata Kovac menutup.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini