Tentang Keinginan Milan Keluar dari Liga Europa

20 Juni 2019 13:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi Suso (kanan) seusai mencetak gol ke gawang Bologna. Foto: Miguel MEDINA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Suso (kanan) seusai mencetak gol ke gawang Bologna. Foto: Miguel MEDINA / AFP
ADVERTISEMENT
Manajemen AC Milan dikabarkan telah mengajukan permintaan agar didiskualifikasi dari Liga Europa musim 2019/20. Langkah ini diambil karena pihak I Rossoneri telah jelas melanggar aturan Financial Fair Play (FFP) menyangkut kerugian klub dalam tiga musim terakhir.
ADVERTISEMENT
Aturan FFP tentang ini sebenarnya telah dua kali direvisi. Pada musim 2014/15, UEFA memperbolehkan sebuah klub maksimal menelan kerugian sebesar 45 juta euro dalam tiga musim. Di musim berikutnya, angkanya menurun menjadi 30 juta euro. Aturan yang terakhir masih menjadi rujukan UEFA hingga saat ini.
Terkait soal hukuman pelanggaran FFP ini, Milan memang tinggal menunggu waktu saja untuk mendapatkan hukuman larangan tampil di kompetisi Eropa. Dalam dua musim terakhir mereka selalu belanja gila-gilaan dengan harapan lolos ke Liga Champions. Namun, upaya itu belum menemui hasil.
Jika mengacu pada laporan Transfermarkt, untuk musim 2018/19 saja Milan telah menggelontorkan uang sebesar 189 juta euro untuk mendaratkan target-targetnya ke San Siro. Padahal, pemasukan mereka dari penjualan pemain di musim itu cuma sebesar 88,3 juta euro.
ADVERTISEMENT
Di musim sebelumnya lebih gila lagi: Milan telah mengeluarkan uang sebesar 191,98 juta euro dan menerima dana sebesar 33,80 juta euro dari aktivitas transfer.
Namun, keinginan manajemen Milan supaya dihukum tidak mengikuti Liga Europa musim 2019/20 bisa jadi tak sepenuhnya kabar buruk. Pasalnya, perbaikan di tubuh manajemen terus dilakukan Milan setelah gagal finis di posisi empat besar pada musim lalu.
Mereka telah mengganti Gennaro Gattuso dengan Marco Giampaolo di posisi pelatih utama. Milan juga telah menunjuk Paolo Maldini sebagai direktur olahraga dan Zvonimir Boban sebagai chief football officer. Pula jangan lupakan kehadiran Ivan Gazidis -- yang dulu sempat bekerja untuk Arsenal -- sebagai CEO Milan pada awal tahun ini. Dengan perombakan ini, Milan berharap dapat mentas di Liga Champions pada musim 2020/21.
ADVERTISEMENT
Menyangkut dengan keinginan Milan ini, Corriere della Sera mewartakan bahwa negosiasi dengan pihak UEFA telah mengalami kemajuan signifikan. Tak mengherankan, karena UEFA kini tak ingin dicitrakan sebagai organisasi yang tak dapat menjalankan aturan FFP. Makanya mereka pun juga melakukan investigasi terhadap Manchester City.
Nantinya, setelah tahap negosiasi Milan dan UEFA rampung, CAS (Pengadilan Arbitrase Olahraga) bakal memberikan persetujuan. Setelah itu, baru sah Milan tak tampil di Liga Europa musim 2019/20 dan tempatnya bakal digantikan dengan Torino -- yang finis di posisi ke-7 di Serie A musim lalu.