Tentang Kemungkinan Wolves Menyeringai di Hadapan Liverpool

20 Desember 2018 19:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Wolverhampton merayakan gol ke gawang Arsenal. (Foto: Eddie Keogh/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Wolverhampton merayakan gol ke gawang Arsenal. (Foto: Eddie Keogh/Reuters)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setelah 17 kontestan Premier League lainnya gagal mengalahkan Liverpool, kini giliran Wolverhampton Wanderers yang mendapat kesempatan untuk meladeni pemuncak klasemen. Sabtu (22/12/2018) dini hari WIB, Wolves akan menjamu The Reds pada pekan ke-18, di Molineux Stadium.
ADVERTISEMENT
Secara hirearki, pasukan Nuno Espírito Santo itu kalah dari Liverpool yang jelas-jelas lebih mentereng. Predikat Wolves cuma sebagai tim promosi, tak banyak pula pemain bintang yang bertebaran dalam skuat mereka.
Tapi, tunggu dulu, jangan buru-buru mengerdilkan juara Divisi Championship edisi 2017/18 itu. Justru Wolves kerap menyeringai dihadapan para personel Big Six. Terlebih Raul Jimenez dan kolega kini sedang dalam kepercayaan diri tinggi usai mengemas tiga kemenangan beruntun di laga sebelumnya.
Alvaro Morata melepas tendangan ke gawang Wolves. (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
zoom-in-whitePerbesar
Alvaro Morata melepas tendangan ke gawang Wolves. (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
Wolves jadi tim pertama yang berhasil menggagalkan aksi Manchester City untuk meraup tiga angka. Ya, pasukan Pep Guardiola itu ditahan imbang 1-1 pada Premier League pekan ketiga. Tiga minggu setelahnya, giliran Manchester United yang mereka tahan dengan skor serupa di Old Trafford. Begitu pula dengan Arsenal yang juga mereka bendung 1-1 di Emirates Stadium.
ADVERTISEMENT
Lebih hebat lagi saat bersua Chelsea. Eden Hazard dan kawan-kawan mereka paksa takluk 1-2, sekaligus jadi kekalahan kedua The Blues di Premier League musim ini. Terhitung hanya Tottenham Hotspur, personel Big Six yang berhasil mengenyahkan keganasan Wolves. The Lilywhites unggul tipis 3-2 pada laga yang dihelat awal November lalu.
Bila dikalkulasi, Wolves rata-rata menggondol 1,2 angka saat bersua dengan Big Six sejauh ini. Jumlah tersebut menjadi yang tertinggi di antara kontestan Premier League lainnya. Pun demikian dengan rata-rata gol dan kebobolan mereka yang masing-masing menyentuh angka 1,4.
Angka ini menunjukkan bahwa Wolves unggul 0,2 atas Southampton perkara produktivitas gol di laga-laga melawan Big Six. Hebatnya, Wolves juga unggul 0,2 atas Everton menyoal pertahanan terkokoh versus keenam tim yang dinilai paling tangguh itu.
ADVERTISEMENT
Selebrasi para pemain Wolverhampton. (Foto: Stu Forster/Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi para pemain Wolverhampton. (Foto: Stu Forster/Getty Images)
Menjadi ironi karena Wolves justru terjungkal saat bersua dengan tim-tim yang relatif lebih lemah dari mereka. Takluk di kandang Brighton and Hove Albion, serta dipermalukan Huddersfield Town dan Cardiff City membuat posisi Wolvers masih tertahan di papan tengah saat ini. Tak buruk-buruk amat, sih, karena Wolves nangkring di urutan ketujuh dengan 25 angka--cuma satu poin lebih sedikit dari United yang berada satu tempat di atas mereka.
Meski Nuno tak bisa menjelaskan secara gamblang tentang penyebab kekalahan anak asuhnya dari tim-tim yang relatif lebih lemah dari mereka, setidaknya ada alasan logis mengapa Wolves gagal. Skema tiga bek yang dicanangkan Nuno terbukti ampuh dalam meredam serangan lawan yang tampil ofensif. Sebaliknya, Wolves justru kesulitan saat meladeni lawan yang mengandalkan pertahanan dan serangan balik.
ADVERTISEMENT
Nah, persoalan terakhir ini yang bakal menyulitkan Wolves nantinya. Selain aktif dalam menyerang, Liverpool juga menjadi kesebelasan yang paling sering mencetak gol via serangan balik sebanyak lima kali.