Tentang Logo Baru Leeds dan Sebuah Pesan yang Belum Sampai

25 Januari 2018 8:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo baru Leeds United (Foto: Dok: @LUFC)
zoom-in-whitePerbesar
Logo baru Leeds United (Foto: Dok: @LUFC)
ADVERTISEMENT
Perubahan menuju yang lebih baik tentu menjadi dambaan semua pihak, tak terkecuali bagi Leeds United. Terkhusus untuk klub yang pernah menjadi salah satu klub yang disegani di Inggris tersebut, Leeds melambangkan perubahan yang sedang mereka lakukan lewat sebuah logo baru. Namun, tak selamanya niat untuk berubah ditanggapi dengan baik.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, tepatnya pada Rabu (24/1/2018), Leeds United meluncurkan sebuah logo baru. Logo berlambangkan seorang manusia yang sedang menepuk dada sebelah kiri dengan kepalan tangannya tersebut akan mulai digunakan pada musim 2018/19. Peluncuran logo baru ini merupakan bentuk sambutan tersendiri dari pihak manajemen Leeds jelang ulang tahun ke-100 (centenary) Leeds yang akan dirayakan pada 2019 mendatang.
Menghabiskan waktu penelitian sekira enam bulan, serta melibatkan kurang lebih 10.000 orang (mulai dari legenda klub, suporter, sampai perwakilan masyarakat) dalam proses survei, pihak manajemen pun akhirnya sampai kepada keputusan desain logo seperti ini. Managing Director Leeds United, Angus Kinnear, menyampaikan maksud di balik desain logo baru Leeds ini.
"Di masa lampau kami sudah bekerja keras sebagai klub untuk menggapai kembali para suporter dan memperluas jaringan kami di sekitaran Leeds. Kami melihat bahwa penjualan tiket musiman kami dan tribun penonton sebanyak 32.000 yang selalu penuh sesak, mencerminkan dukungan tanpa henti dari para suporter Leeds untuk kami. Kami sangat bersyukur akan hal tersebut," ujar Angus.
ADVERTISEMENT
"Semenjak kami mendengar bahwa ada sebuah keinginan untuk berubah dan bergerak menuju era yang baru, maka logo yang baru juga harus mencerminkan keinginan tersebut. Semua orang tahu betapa berhasratnya para suporter dalam mendukung Leeds, dan sejak hari pertama saya di klub, ada semacam ikatan unik antara tim dan suporter yang saya lihat."
"Menerbitkan logo baru bukanlah keputusan yang kami ambil secara sembarangan, tetapi kami bangga memiliki logo baru yang benar-benar ada cita rasa Leeds di dalamnya dan menghormati loyalitas suporter kami. Logo baru ini adalah simbol dari kekuatan dalam persatuan, sekaligus ekspresi dari identitas dan sejarah klub itu sendiri," tambahnya.
Menilik pernyataan dari Angus di atas, terlihat bahwa logo baru Leeds ini memiliki tujuan yang cukup baik. Selain mencerminkan Leeds Salute (mengepalkan tangan dan menepukkannya ke dada adalah bentuk dari Leeds Salute itu sendiri), seperti halnya logo baru Juventus, logo ini merupakan bentuk dari kesiapan Leeds untuk menyambut masa depan yang lebih cerah.
ADVERTISEMENT
Di masa lampau, Leeds pernah menjadi klub yang cukup disegani. Pernah dihuni nama-nama cemerlang semisal Billy Bremner, Rio Ferdinand, Mark Viduka, James Milner, Harry Kewell, serta Alan Smith, Leeds juga tercatat pernah mencapai babak semifinal Liga Champions 2001, sebelum dikalahkan Valencia dengan total agregat 0-3.
Setelah masa semifinal Liga Champions 2001 tersebut, perlahan-lahan pamor Leeds mulai menurun. Serial keterpurukan Leeds malah menjadi narasi yang kerap terjadi pada beberapa tahun terakhir, hingga sekarang Leeds masih bercokol di Divisi Championship, kompetisi level kedua sepak bola Inggris. Kembali ke Premier League menjadi harapan tersendiri, sehingga logo ini diharapkan dapat membawa semangat baru Leeds setelah tahun-tahun yang suram.
Namun, perubahan menuju kebaikan tidak pernah berjalan mulus. Hanya sekira beberapa jam setelah Leeds mengumumkan logo barunya tersebut, penolakan demi penolakan langsung muncul dari para suporter. Tidak hanya dari suporter, penolakan terhadap logo baru Leeds ini juga muncul dari mantan-mantan pemain serta orang yang pernah menjadi bagian dari Leeds United.
ADVERTISEMENT
Lebih radikal lagi, hanya sekira dua jam setelah peluncuran logo baru ini, sudah ada sebuah petisi di situs Change.org yang meminta agar Leeds mengubah kembali desain logo tersebut. Selama dua jam, sudah ada 16.000 orang yang menandatangani petisi tersebut, dan bertambah menjadi 30.050 ketika tulisan ini dibuat.
Melihat dari cuitan-cuitan di atas, tampak bahwa ketidaksetujuan akan logo baru ini kebanyakan murni karena masalah desain logo yang mereka nilai buruk. Selain mempertanyakan siapa 10.000 orang yang dijadikan bahan survei, sedikit yang mengomentari soal konsep yang berusaha diusung oleh Leeds lewat logo barunya ini.
Hampir serupa dengan kejadian yang terjadi ketika logo baru Juventus diolok-olok oleh para suporternya, manajemen Leeds memiliki sebuah pekerjaan rumah di sini. Menilik dari nilai-nilai yang berusaha diusung oleh logo tersebut, sebenarnya konsep logo baru Leeds ini tidak terlalu buruk.
ADVERTISEMENT
Meski memang secara desain logo ini mirip logo PES (Pro Evolution Soccer) 2 dan logo obat Gavicson (obat untuk jantung di Inggris), jika mau ditelisik lebih dalam, logo ini memang cocok dengan semangat manajemen Leeds yang ingin mengusung semangat baru. Menggunakan Leeds Salute, salam tradisional orang-orang Leeds, untuk mengajak para suporter Leeds bersatu demi masa depan yang lebih baik, manajemen seolah ingin para suporter melupakan masa suram Leeds dan bergerak menuju masa depan yang lebih cerah.
Namun memang, melihat respons dari para suporter serta mantan pemain dan orang yang pernah berkecimpung di Leeds, manajemen memiliki pekerjaan rumah yang berat untuk menyampaikan pesan yang ingin mereka utarakan lewat logo baru ini. Toh, rencananya mereka juga baru akan menggunakan logo ini mulai 2018/19 kelak. Lalu manajemen juga berencana untuk membuka diskusi dengan suporter perihal logo baru ini.
ADVERTISEMENT
Jangan sampai, pesan yang niatnya baik ini malah jadi tidak tersampaikan karena, selain tidak bisa meyakinkan si penerima pesan, cara penyampaian pesannya juga buruk.