Tentang Valverde dan Rentetan Hasil Negatif Barcelona Itu

9 Oktober 2018 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Valverde di laga vs Valencia. (Foto: Reuters/Albert Gea)
zoom-in-whitePerbesar
Valverde di laga vs Valencia. (Foto: Reuters/Albert Gea)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Saya tidak melakukan pergantian pemain sampai akhir pertandingan karena saya ingin menunggu. Saya pikir dengan pemain yang kami miliki di lapangan, kami bisa menang."
ADVERTISEMENT
Pelatih memiliki kebebasan lebih untuk menentukan keputusan di pinggir lapangan, saat pertandingan berlangsung. Tepat seperti apa yang dikatakan Ernesto Valverde di atas. Namun, kebijakan demikian bisa saja disalahkan bila itu tak berbuah hasil. Ya, seperti yang dialami Barcelona baru-baru ini.
Valverde baru melakukan pergantian pemain saat menit ke-84. Padahal, saat itu kemenangan belum bisa mereka garansikan. Skor 1-1 sama masih terpampang di papan skor Mestalla pada pertandingan La Liga pekan delapan akhir pekan lalu.
Sebagai pembanding, Valencia sudah melakukan tiga pergantian saat Valverde memutuskan untuk menarik keluar Philippe Coutinho dan memasukkan Ousmane Dembele. Alhasil, penampilan pemain yang sudah mengemas 3 gol itu tak maksimal karena nihil tembakan dan aksi dribel.
ADVERTISEMENT
Barcelona pun harus puas mengakhiri laga dengan kemenangan, keempat kalinya secara beruntun di ajang La Liga. Seperti diketahui, Blaugrana sebelumnya sudah bermain imbang dengan Girona dan Athletic Bilbao, plus kekalahan memalukan dari Leganes.
Sejatinya tak ada aturan tertulis bagi pelatih untuk mencanangkan subtitusi yang ideal. Tak ada masalah untuk itu. Dan baru akan jadi perkara bila dampaknya mulai tampak secara kontinu.
Apalagi, Valverde memiliki stok pemain potensial yang melimpah bersama Barcelona. Jadi tak ada alasan baginya untuk tidak melakukan rotasi pemain. Dan berbicara tentang jebloknya performa Barcelona, tak bisa dienyahkan jauh-jauh dari kebijakan rotasi mantan pelatih Bilbao tersebut.
Garay vs Suarez di laga Valencia vs Barcelona. (Foto: JOSE JORDAN / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Garay vs Suarez di laga Valencia vs Barcelona. (Foto: JOSE JORDAN / AFP)
ADVERTISEMENT
Valverde adalah penganut paham don't change the winning team. Buktinya dari 19 pemain yang sudah diturunkannya di La Liga, hanya 12 pemain yang sudah mengantongi menit bermain di atas 350 menit.
Tak bisa dimungkiri bila rotasi pemain ibarat dua mata pedang. Selain menjaga kebugaran para pemain pilar, perombakan skuat bakal memicu potensi dari pemain pelapis. Dan Barcelona memiliki Arturo Vidal, Denis Suarez, dan Malcom, yang masih butuh jam terbang lebih untuk menunjukkan pendarnya.
Di sisi lain, mencomot pemain pilar dari daftar starter bakal memengaruhi performa tim itu sendiri. Ya, sulit untuk membayangkan Lionel Messi atau Gerard Pique absen saat Barcelona tampil.
Keputusan untuk mencadangkan Messi juga harus dibayar mahal saat menjamu Bilbao. Barcelona tertinggal satu gol lebih dulu via Oscar De Marcos dan baru membalas enam menit sebelum berakhirnya waktu normal. Pada akhirnya gol balasan Barcelona juga berasal dari campur tangan La Pulga juga.
ADVERTISEMENT
Selebrasi Messi di Wembley. (Foto: Reuters/Eddie Keogh)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Messi di Wembley. (Foto: Reuters/Eddie Keogh)
Di satu sisi, bukan berarti Valverde tak pernah menjajal kedalaman skuatnya sama sekali. Saat bersua dengan Leganes, misalnya, Barcelona meninggalkan Luis Suarez serta Jordi Alba di bangku cadangan dan memasang Munir El Haddadi serta Thomas Vermaelen sejak menit awal.
Sialnya, rotasi ini menjadi sebuah perjudian karena Munir dan Vermaelen belum pernah tampil sebagai starter sebelumnya. Bisa ditebak, hasilnya alpa. Munir nihil dalam aksi tembakan tepat sasaran, umpan kunci, dan dribel sukses. Sedangkan Vermaelen hanya mampu mengukir sebiji tekel sukses, masih kalah dari catatan seluruh pemain belakang Leganes.
Valverde baru menunjukkan keseriusannya setelah timnya tertinggal 1-2, dengan memasukkan Suarez dan Alba. Sayang, keputusan itu terlambat. Barcelona kalah untuk pertama kalinya dari klub yang baru tiga musim tampil di La Liga.
ADVERTISEMENT
Bukan sekali itu saja Valverde bereaksi setelah timnya tertinggal lebih dulu. Saat menjamu Girona di pekan kelima La Liga, pria berusia 54 tahun itu baru memasukkan Samuel Umtiti setelah turun minum.
Padahal, Barcelona mesti kehilangan Clement Lenglet yang terkena kartu merah sejak menit 19. Valverde juga langsung melakukan dua pergantian sekaligus, Ivan Rakitic dan Coutinho, tujuh menit setelah Cristhian Stuani mencetak gol keduanya.
Ernesto Valverde di sesi latihan Barcelona jelang laga vs PSV Eindhoven. (Foto: REUTERS/Albert Gea)
zoom-in-whitePerbesar
Ernesto Valverde di sesi latihan Barcelona jelang laga vs PSV Eindhoven. (Foto: REUTERS/Albert Gea)
Sampai di sini, Valverde terlihat seperti miskin persiapan, tak memiliki plan B. Minimnya keberanian untuk melakukan rotasi, subtitusi pemain yang tak tepat (terkadang reaktif dan terkadang terlalu lambat) makin memperkuat anggapan tersebut.
Di lain hal, jangan lupakan bahwa Valverde adalah 'bapak perubahan' Barcelona. Menggeser skema 4-3-3 dan menghidupkan kembali pola 4-4-2 yang terakhir kali dipakai 2003 lalu. Hasilnya juga tak main-main, titel La Liga dan Copa del Rey sukses disandingkan di edisi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Mungkin Valverde hanya butuh waktu untuk makin memperdalam skuat Barcelona saat ini, mengasah Malcom, Munir, Vidal, dan juga Arthur. Seperti keberhasilannya memoles Dembele dan Coutinho menjadi seapik sekarang.