Thailand dan Vietnam Sudah Menggunakan VAR, Indonesia Kapan?

6 Mei 2019 20:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Review VAR di laga Nigeria vs Islandia. Foto: Reuters/Sergio Perez
zoom-in-whitePerbesar
Review VAR di laga Nigeria vs Islandia. Foto: Reuters/Sergio Perez
ADVERTISEMENT
Video Assistant Referee (VAR) adalah sebuah teknologi yang memancing perhatian dalam beberapa waktu ke belakang.
ADVERTISEMENT
Kehadiran VAR ini merupakan sebuah terobosan tersendiri. Bagi wasit, hadirnya VAR ini bagai sebuah cahaya di tengah kegelapan. Jika dahulu melihat tayangan ulang adalah sebuah hal yang mustahil, VAR memberikan mereka kemewahan tersebut.
Alhasil, tingkat akurasi pengambilan keputusan pun meningkat. UEFA melansir tingkat akurasi pengambilan keputusan wasit meningkat pesat sejak adanya VAR, dari yang awalnya hanya 93% menjadi 99%, hampir 100% atau mendekati sempurna.
Tak heran, dengan kesuksesan seperti ini, VAR mulai dipergunakan di beberapa negara dan kompetisi. Serie A sudah menerapkan VAR, demikian pula dengan Bundesliga. Ajang-ajang kontinental macam Piala Dunia 2018 dan Piala Asia 2019 juga tidak lepas dari penggunaan VAR ini.
Bukan cuma Eropa, VAR juga sudah mulai merambah wilayah Asia Tenggara, wilayah yang berisikan negara-negara dengan kondisi sepak bola yang masih dalam tahap berkembang. Penggunaan VAR di negara tersebut, diharapkan dapat menjadikan kondisi sepak bola negara Asia Tenggara jadi lebih baik.
ADVERTISEMENT
VAR di pertandingan Prancis vs Australia Foto: JOHN SIBLEY/REUTERS
Lalu, negara-negara mana saja yang sudah menerapkan VAR?
Thailand
Thailand adalah negara pertama yang menggunakan VAR di Asia Tenggara. VAR sudah digunakan di Thai League sejak 2018 lalu. Keputusan menggunakan VAR ini didorong oleh keinginan Federasi Sepak Bola Thailand (FAT) agar kinerja wasit di lapangan terbantu.
Apalagi, pada masa-masa awal 2018, Thailand juga sedang berusaha melakukan beberapa terobosan untuk meningkatkan kualitas kompetisi mereka. Hal ini dilakukan seiring terungkapnya kasus pengaturan pertandingan di kompetisi sepak bola Thailand pada November 2017. Meski begitu, penggunaan VAR tak selalu menghadirkan cerita manis.
Memasuki akhir tahun lalu, penggunaan VAR sempat dihentikan oleh FAT setelah beberapa klub mengutarakan ketidaksukaan mereka akan teknologi ini. Meski begitu, setelah melalui berbagai pertimbangan, FAT memutuskan akan menggunakan teknologi VAR lagi pada 2019, tepatnya di putaran kedua Thai League 2019.
ADVERTISEMENT
VAR pun sekarang sudah jadi bagian dari kompetisi Thai League, meningkatkan daya tarik Thai League sebagai salah satu kompetisi profesional terbaik di Asia.
Vietnam
Bicara soal kondisi sepak bola Vietnam, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Keunggulan Vietnam hanyalah memiliki lapangan latihan dan asrama sendiri bagi timnasnya. Soal atmosfer, Vietnam masih sama seperti Indonesia. Di sana, masyarakat kerap menyalahkan wasit saat klub atau Timnas gagal meraih kemenangan.
Namun, hal itu mungkin tidak akan terjadi lagi seiring dengan VPF (operator kompetisi V-League) yang rencananya akan menghadirkan VAR di V-League. Teknologi itu rencananya akan mulai diterapkan oleh VPF dalam putaran kedua V-League 2019.
Namun, bukan berarti tidak ada masalah yang mengiringi hadirnya VAR di Vietnam. Sampai sekarang, Vietnam masih bingung menentukan di mana pusat VAR-nya akan mereka bangun. Awalnya akan dibangun di Hanoi, namun VPF menolak karena harganya mahal (sekitar 688 ribu dolar Amerika). Apalagi, sinyal dari Hanoi belum tentu bisa ditangkap di daerah-daerah lain, contohnya Pleiku.
ADVERTISEMENT
Mereka punya opsi kedua, yakni menyediakan mobil van yang dilengkapi oleh peralatan VAR. Harganya lebih murah (268 ribu dolar Amerika) dan bisa menjangkau banyak stadion di Vietnam. Hal ini diutarakan oleh Presiden VPF, Tranh Anh Tu.
"VPF memilih pilihan kedua, karena itu menjadikan VAR lebih mobile. Kami akan membeli sebuah van dan akan menandatangani perjanjian dengan salah satu perusahaan ternama untuk memasang peralatan VAR di dalam van tersebut," ujar Anh Tu, dilansir Fox Sports.
Namun, penggunaannya dari VAR di Vietnam tak bisa dipaksakan. Untuk masa percobaan, setidaknya akan ada tiga laga per pekan yang menggunakan VAR. Setelah itu, penyesuaian dan juga pengembangan alat akan dilakukan, sesuai standar FIFA.
ADVERTISEMENT
Malaysia
Wacana untuk VAR di Malaysia Super League ini sudah ada sejak 2017. Bahkan, mereka sudah mempersiapkan segala fasilitas penunjang VAR ini, seperti melatih 20 wasit yang kelak akan jadi operator VAR, serta mempersiaplan pusat VAR beserta alat-alatnya dengan biaya yang mencapai 10 juta ringgit.
Namun, pada 2018, rencana penerapan VAR gagal terlaksana karena fasilitas pendukung yang belum selesai dibangun. Selain itu, pihak FAM menganggap bahwa keputusan penggunaan VAR di Liga Malaysia pada 2018 terkesan buru-buru. Mereka juga mengaku menanti hasil dari laporan FIFA soal penggunaan VAR di Piala Dunia.
Sembari menunggu, pengembangan fasilitas VAR pun tetap dilakukan, dan rencananya, pada kisaran 2019 atau 2020 mendatang, VAR akan mulai diterapkan di Malaysia.
ADVERTISEMENT
***
Dari cerita ketiga negara di atas, terlihat bahwa jika ada itikad secara bersama dari semua pihak untuk meningkatkan kualitas sepak bola, VAR sebenarnya bisa diterapkan. Contohnya Vietnam yang, dengan berani, setidaknya menerapkan VAR di stadion-stadion yang memang sudah memenuhi kriteria.
VAR di Piala Dunia 2018. Foto: REUTERS / Sergei Karpukhin
Intinya, dengan segala kecanggihannya, VAR bukanlah sesuatu yang mustahil untuk diterapkan di Asia Tenggara. VAR dapat meningkatkan derajat sepak bola Asia Tenggara, terlepas dari sisi positif dan negatif yang dimiliki oleh VAR tersebut.
Nah, kapan Indonesia akan mulai menggunakan VAR ini?