Thibaut Courtois yang Tak Kunjung Clean Sheet

21 September 2019 4:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Thibaut Courtois menjalani pemanasan sebelum laga Real Madrid vs Rayo Vallecano. Foto: Benjamin Crewel/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Thibaut Courtois menjalani pemanasan sebelum laga Real Madrid vs Rayo Vallecano. Foto: Benjamin Crewel/AFP
ADVERTISEMENT
Kiper Real Madrid, Thibaut Courtois, sedang berada di bawah sorotan. Sudah begitu lama kiper asal Belgia itu tak kebobolan kala membela klubnya dalam semua pertandingan di kompetisi resmi.
ADVERTISEMENT
Jangan kira Courtois gagal clean sheet baru belakangan ini. Per catatan ESPN FC, gawang Madrid yang dijaga Courtois terakhir kali nirbobol pada Februari 2019 silam.
Sejak tiba dari Chelsea pada awal 2018/2019, kiprah Courtois memang kurang memuaskan. Selain perkara clean sheet, jumlah kebobolannya yang mencapai angka 56 dalam 40 laga perdananya bersama Madrid juga terlihat buruk.
Tentu saja, pergantian pelatih di Madrid sejak ketibaannya tak membantu. Ditambah lagi, 2018/2019 merupakan musim perdananya bermain bagi Madrid. Courtois mungkin masih perlu beradaptasi lebih lanjut untuk mencapai performa yang diharapkan.
Memasuki 2019/2020, Courtois jelas diharapkan untuk bangkit. Sayangnya, performa Courtois tak kunjung membaik. Buktinya, dari lima laga di semua kompetisi pada 2019/2020, Courtois sudah kebobolan sembilan gol. Sebuah catatan yang cukup memalukan untuk seseorang yang disebut-sebagai salah satu kiper terbaik di dunia.
ADVERTISEMENT
Di laga teranyar Madrid—pertandingan Liga Champions melawan PSG—Courtois diekspos habis-habisan. Ia mesti menerima kenyataan bahwa gawangnya kebobolan tiga kali.
Di gol pertama PSG—yang kebetulan dicetak oleh eks penggawa Madrid, Angel Di Maria—Courtois dinilai semestinya bisa berbuat lebih banyak.
Hebatnya, kiper berusia 27 tahun itu menolak untuk disalahkan. Alih-alih, Courtois menilai bahwa rekan setimnya mestinya dapat mencegah Di Maria melepaskan tembakan.
“Di Maria menembak sangat kencang di gol pertama, dan saya tak memiliki waktu untuk merentangkan tangan saya. Gol keduanya juga hebat. Untuk pemain sehebat dirinya, kami mungkin seharusnya lebih ketat menempelnya agar ia tidak melepas tembakan seperti itu,” ucap Courtois, dikutip dari Bleacher Report.
ADVERTISEMENT
“Saya pikir kami mesti lebih baik agar tidak kebobolan karena saya rasa kami kerap kali begitu mudah dibobol. Umumnya, kami bertahan dengan 11 pemain, kami menyerang dengan 11 pemain, dan kami mesti melakukan itu 90 menit. Di level seperti ini, apabila ada satu pemain yang tak berkontribusi, lawan akan mencetak gol. Di hal itulah kami mesti lebih baik,” tambahnya.
Courtois tentu ada benarnya. Bertahan merupakan upaya keseluruhan sebuah tim, disokong oleh sistem yang tepat dari pelatih. Namun, tak bisa dimungkiri juga bahwa Courtois semestinya mampu mematahkan gol pertama PSG.
Performa sekaligus sikap Courtois boleh jadi cukup mengkhawatirkan bagi Madrid, terkhusus sang pelatih, Zinedine Zidane. Pasalnya, Courtois merupakan kiper utama Madrid saat ini setelah Keylor Navas dilego ke...PSG.
ADVERTISEMENT
Ironisnya, Navas langsung sukses bersama PSG. Dalam dua laga perdananya, termasuk pertandingan melawan Madrid, gawang Navas tak kebobolan.
Menyoal Navas, kiper asal Kosta Rika itu tertangkap mengedipkan matanya ke arah Courtois selepas laga melawan Madrid. Kedipan itu boleh jadi merupakan respon kepada ucapan Courtois pada akhir Juli 2019 lalu. Ya, kala itu Courtois sempat berbicara kepada publik bahwa ia adalah kiper nomor satu di Madrid.
Dilegonya Navas ke PSG sebenarnya menjadi bukti dari rasa percaya Zidane kepada Courtois. Namun, kalau Courtois terus membiarkan gawangnya kebobolan, boleh jadi Zidane akan menyesali keputusannya itu.