Timnas Filipina: Dulu Anak Bawang, Kini Mengangkangi Indonesia

23 November 2018 13:38 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Etheridge mengamankan bola dari sontekan Irfan Bachdim. (Foto: ADEK BERRY / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Etheridge mengamankan bola dari sontekan Irfan Bachdim. (Foto: ADEK BERRY / AFP)
ADVERTISEMENT
Timnas Filipina adalah lumbung golnya Timnas Indonesia. Namun, itu dulu. Kini, The Azkals adalah batu sandungan terbesar skuat 'Garuda' di pentas Piala AFF.
ADVERTISEMENT
Anggapan tersebut bukannya tanpa dasar. Mengacu aspek historis, Filipina bukanlah lawan sepadan bagi Timnas Indonesia. Disitat 11v11, Timnas Indonesia tercatat memenangi 19 laga dari 23 perjumpaan kedua tim di semua ajang sejak 1958.
Gap kualitas kedua tim yang begitu jauh tercermin dari keberhasilan Timnas Indonesia mencetak gol lebih dari selusin dalam satu pertandingan. Itu terjadi pada ajang President Cup 1972 manakala Timnas Indonesia menang 12 gol tanpa balas. Dan kemenangan 13-1 Timnas Indonesia atas Filipina di Piala Tiger (Piala AFF) 2002.
Tak heran apabila julukan 'anak bawang' sempat melekat pada tubuh Filipina. Namun lain dulu, lain sekarang. Kini, sepak bola Filipina telah bertranformasi menjadi salah satu kekuatan baru di Asia Tenggara. Mereka mampu memberikan perlawanan sengit bagi tim-tim Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di Piala AFF, Filipina mulai bertaji. Keberhasilan mereka menapaki semifinal tiga kali secara beruntun (2010, 2012, dan 2014) menjadi bukti sahih. Terasa lebih hebat lantaran Filipina, untuk kali pertama, mampu menyingkirkan Timnas Indonesia di fase grup turnamen terbesar se-Asia Tenggara itu pada edisi 2014.
Dari segala kemewahan itu, prestasi yang dicatatkan Filipina sejatinya tak lepas dari kebijakan untuk menempuh proses naturalisasi pemain. Tercatat per 2009, manajer Timnas Filipina saat itu, Dan Palami, mengambil ketetapan untuk melakukan naturalisasi. Tujuannya, tentu saja agar Filipina tak dipandang sebelah mata lagi sekaligus menjadi salah satu kesebelasan yang diperhitungkan dalam ajang Piala AFF 2010.
Untuk merealisasikan harapannya, Dan Palami berkeliling dunia mencari pemain berdarah Filipina yang berbakat. Ia kemudian menemukan Neil Etheridge, James Younghusband, Phil Younghusband, Rob Gier, dan Christopher Greatwich.
ADVERTISEMENT
Kedatangan sederet pemain naturalisasi tersebut membuat kekuatan Filipina bertambah berkali-kali lipat. Hasil nyata langsung terlihat di Piala AFF 2010 ketika mereka berhasil menapaki semifinal pertamanya sepanjang sejarah keikutsertaan di Piala AFF, sebelum akhirnya kandas dari Timnas Indonesia dengan agregat 0-2.
Sejak itu, proses naturalisasi gencar dilakukan. Alhasil, jumlah pemain lokal di skuat Filipina tergerus. Pada Piala AFF 2012, cuma empat pemain lokal yang masuk skuat Filipina. Dengan komposisi tim yang disesaki pemain naturalisasi, Filipina mengulang kebehasilan Piala AFF 2010.
Untuk menjejak prestasi yang lebih tinggi, Filipina menunjuk Thomas Anthony Dooley sebagai nakhoda tim untuk Piala AFF 2014. Di tangan eks asisten juru taktik Timnas Amerika Serikat itu, Filipina semakin kuat. Memang prestasi Dooley tak sebaik pelatih sebelumnya karena cuma mengantarkan Filipina sampai semifinal, tetapi Dan Palami puas dengan kinerja sang pelatih.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, kebijakan naturalisasi pemain itu tak serta-merta menjamin kehebatan Filipina. Itu terbukti ketika mereka mengalami kebuntuan di Piala AFF 2016.
Kendati berstatus sebagai tuan rumah (karena saat itu Piala AFF memakai home tournament), Filipina harus tersingkir di fase grup. Kemenangan 2-1 Timnas Indonesia atas Singapura menjadi salah satu faktor penyebabnya.
Kegagalan itu tak lantas diratapi. Federas Sepak Bola Filipina (PFF) kembali berbenah diri. Skuat dimatangkan, dan pemain naturalisasi masih menjadi tumpuan. Dari 23 pemain, cuma empat pemain loka yang masuk skuat. Mereka adalah Patrick Deyto, Amani Aguinaldo, Jovic Bedic, dan Daisuke Caumanday Sato.
Dengan sederet pemain naturalisasi yang memiliki kualitas, Filipina sukses menembus Piala Asia 2019. Capaian itu merupakan prestasi terbesar yang pernah mereka rengkuh.
ADVERTISEMENT
Untuk menambah kekuatan, PFF bahkan berani mendatangkan pelatih kondang, Sven-Goeran Eriksson. Tuah dari kedatangan eks juru taktik Lazio itu memang belum sepenuhnya terbukti, tetapi Filipina telah menyingkirkan Timnas Indonesia di fase grup Piala AFF 2018.
Begitulah. Dahulu anak bawang, sekarang Filipina justru sudah sukses mengangkangi Indonesia. Filipina yang dulu dipandang sebelah mata, saat ini malahan menjadi saingan utama dari Timnas Indonesia di regional Asia Tenggara.
Kini, Filipina akan mencoba kembali melangkah ke semifinal dengan mengandaskan Timnas Indonesia dalam partai pamungkas Grup B Piala AFF 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (25/11//2018) mendatang.
Daftar pemain dan tempat kelahiran skuat Timnas Filipina di Piala AFF 2018:
Kiper
- Patrick Deyto (Filipina)
ADVERTISEMENT
- Neil Etheridge (Inggris)
- Michael Falkesgaard (Denmark)
Bek
- Stephan Palla (Austria)
- Martin Steuble (Swiss)
- Daisuke Caumanday Sato (Filipina)
- Amani Aguinaldo (Filipina)
- Alvaro Silva (Spanyol)
- Carli de Murga (Spanyol)
Gelandang
- Luke Woodland (Inggris)
- Manuel Ott (Jerman)
- Kevin Langbehn Ingreso (Jerman)
- John-Patrick Straub (Jerman)
- Stephan Schroeck (Jerman)
- James Younghusband (Inggris)
- Paul Mulders (Belanda)
- Iain Ramsay (Australia)
- Adam Reed (Inggris)
Striker
- Mike Ott (Jerman)
- Jovic Bedic (Filipina)
- Philip Younghusband (Inggris)
- Patrick Reichelt (Jerman)
- Curt Dizon (Inggris)