Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Transformasi Fernandinho seperti Pembelian Bek Anyar untuk City
10 Februari 2019 19:05 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
ADVERTISEMENT
Bukan Pep Guardiola kalau tidak melakukan eksperimen terhadap posisi pemain. Produk termutakhir adalah Fernandiho yang digeser dari gelandang bertahan menjadi bek tengah.
ADVERTISEMENT
Tepatnya ketika Manchester City menang 3-1 atas Arsenal, Minggu (3/2/2019), Fernandinho didaulat untuk menempati posisi anyarnya. Dia berduet dengan Nicolas Otamendi di jantung pertahanan The Citizens.
Cukup apik performa Fernandinho sebagai bek tengah. Mengacu rekaman Whoscored, dia membukukan dua tekel dan tiga sapuan dalam laga menghadapi Arsenal. Belum lagi tiga kali memenangi duel udara dalam 90 menit.
Atas dasar itulah, Guardiola semakin tergoda untuk memasang Fernandinho sebagai bek tengah secara reguler. Terlebih lagi, pemain asal Brasil ini dibekali kemampuan melepaskan operan secara akurat dengan rapor 76 kali per laga --hanya kalah dari Aymeric Laporte dan John Stones. Benar-benar sesuai dengan atribut ball-playing defender yang dibutuhkan Guardiola.
"Menurut saya, Fernandinho bisa bermain di posisi itu. Saya sangat meyakininya. Karena dia memiliki kecepatan, kekuatan dalam duel udara, dan visi ketika melepaskan operan," kata Guardiola sebagaimana dilansir oleh Telegraph.
ADVERTISEMENT
"Fernandinho memang cerdas baik dalam maju menyerang maupun mundur untuk bertahan. Dia memahami segalanya," tuturnya.
Transformasi Fernandinho ternyata tak lepas dari kegagalan City mencari bek tengah anyar pada bursa transfer Januari 2019 lalu. Kebutuhan muncul seiring Vincent Kompany yang sering absen gara-gara cedera. Lalu, opsi di jantung pertahanan sering tereduksi saat Laporte digeser menjadi full-back kiri.
Sementara bagi Guardiola, pembelian bek anyar hanya untuk melapis Laporte dan Stones adalah hal mubazir. Dari situ, dia coba mengeksplorasi naluri versatile dari pemain-pemain yang ada. Terpilihlah Fernandinho yang juga sempat beroperasi sebagai full-back kanan pada era kepelatihan Guardiola.
"Saya sudah memprediksi perubahan ini, tetapi mencari momen untuk memberikan kejutan kepada lawan. Lagi pula, mengapa Anda harus mengambil risiko dengan mengucurkan 45 juta poundsterling demi mengisi bangku cadangan jika memiliki pemain lama yang bisa bermain di posisi serupa?" kata Guardiola.
ADVERTISEMENT
Keputusan menyoal perubahan posisi Fernandinho sekaligus mengonfirmasi kegeniusan Guardiola dalam melihat bakat terpendam pemain. Sudah banyak bukti sebelum Fernandinho. Contohnya, Javier Mascherano yang bergeser dari gelandang bertahan menjadi bek tengah di Barcelona.
Ketika menukangi Bayern Muenchen, Guardiola kembali bereksperimen terhadap posisi Philipp Lahm. Posisi naturalnya adalah full-back kanan, tetapi lebih sering beroperasi sebagai gelandang bertahan di bawah asuhan Guardiola.