Ultimatum FIFA soal Liga Super Eropa: Pemain Dilarang Ikut Piala Dunia

8 November 2018 23:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers jelang ICC 2016. (Foto: International Champions Cup)
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers jelang ICC 2016. (Foto: International Champions Cup)
ADVERTISEMENT
Bagaimana jika Piala Dunia berlangsung tanpa pemain Real Madrid, Barcelona, Juventus, dan Bayern Muenchen?
ADVERTISEMENT
Pertanyaan tersebut berkumandang sebagai konsekuensi dari wacana klub-klub teras Eropa menggulirkan kompetisi tandingan bertajuk Liga Super Eropa. Dilaporkan Der Spiegel bahwa selain empat klub di atas, masih ada Chelsea, Arsenal, Liverpool, Manchester United, Manchester City, Paris Saint-Germain, dan AC Milan sebagai penggagasnya.
Semakin kuat posisi mereka untuk membuat kompetisi menarik. Pasalnya, Atlético Madrid, Borussia Dortmund, Olympique Marseille, Inter Milan, dan AS Roma juga disebut sudah sepakat bergabung menjadi tamu dalam Liga Super Eropa.
Ada dua opsi yang dipertimbangkan untuk menggelar kompetisi tersebut, yakni sekadar mengundurkan diri dari Liga Champions atau memisahkan diri sepenuhnya dari federasi sepak bola negara masing-masing, UEFA, sekaligus FIFA.
Real Madrid Juara Liga Champions 2018 (Foto: LLUIS GENE/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Real Madrid Juara Liga Champions 2018 (Foto: LLUIS GENE/AFP)
Menjadi masalah tentunya jika pilihan kedua yang diambil. Dengan begitu, kompetisi resmi yang selama ini sudah berlangsung bakal kehilangan para pemain bintang sebagai magnetnya. Maka dari itu, FIFA langsung mengultimatum, siapa pun pemain yang mentas di Liga Super Eropa dilarang mengikuti kompetisi di bawah naungan FIFA, termasuk Piala Dunia dan Piala Eropa
ADVERTISEMENT
"Antara Anda tetap berada di dalam atau benar-benar keluar. Ini mencakup segalanya (kompetisi yang terafiliasi dengan FIFA)," tutur Presiden Gianni Infantino sebagaimana dilansir oleh Guardian.
Karena pada dasarnya, FIFA sangat menentang kehadiran kompetisi tandingan. Terbukti ditaati pula oleh 211 federasi yang tergabung di dalamnya, seperti ketika PSSI melarang para pemain yang mentas di Liga Primer Indonesia 2011 untuk membela Timnas Indonesia pada Piala AFF 2012 lalu.
"Jika Anda memisahkan diri, maka Anda harus berpisah. Anda tidak bisa menempatkan satu kaki di dalam, sementara satu kaki lainnya di luar," ucap Direktur Hukum FIFA, Alasdair Bell.
Trofi International Champions Cup. (Foto: Lionel Ng/Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Trofi International Champions Cup. (Foto: Lionel Ng/Getty Images)
Konsekuensi tersebut tampaknya dipahami betul oleh klub-klub yang diduga sebagai penggagas Liga Super Eropa, terlepas dari betul atau tidaknya laporan Der Spiegel. Maka tidak heran jika tim-tim seperti Real Madrid dan Bayern Muenchen telah membantah keterlibatan mereka untuk menggelar kompetisi tandingan.
ADVERTISEMENT
Dari bantahan yang telah beredar, Infantino pun memendam keyakinan bahwa Liga Super Eropa sekadar wacana. Tak ada realisasi yang dianggap mengancam kelangsungan kompetisi bergengsi macam Liga Champions atau Liga Europa.
"Orang-orang masih menggunakan akal sehat. Menurut saya, para pemilik klub dan presidennya bisa diajak berdiskusi," ucap Infantino.
Presiden FIFA, Gianni Infantino. (Foto: REUTERS/Jaime Saldarriaga)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden FIFA, Gianni Infantino. (Foto: REUTERS/Jaime Saldarriaga)
Lebih dari itu, Infantino juga berupaya meredam kekhawatiran klub-klub raksasa Eropa terhadap distribusi hadiah dari kompetisi resmi. Ya, memang itulah dugaan latar belakang mereka menggagas Liga Super Eropa.
Di mata Infantino, tidaklah elok apabila klub-klub besar Eropa bersikap serakah dan masih berharap rekening mereka terus menggemuk. Karena sebagaimana slogan yang diusung oleh FIFA: Football is for all.
"Apabila konsekuensinya adalah memberikan pemasukan yang layak untuk klub, kami bisa memberikan 1 juta dollar Amerika Serikat kepada Haiti yang tidak memiliki apa-apa. Atau bisa juga Mongolia yang memiliki tiga zona waktu, tetapi cuma ada dua lapangan di sana," kata sang patron.
ADVERTISEMENT