Unai Emery: Saya Ingin Tim yang Intens Melakukan 'Pressing'

23 Mei 2018 21:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Unai Emery di laga PSG vs Caen. (Foto: Reuters/Stephane Mahe)
zoom-in-whitePerbesar
Unai Emery di laga PSG vs Caen. (Foto: Reuters/Stephane Mahe)
ADVERTISEMENT
Rabu (23/5/2018), Arsenal akhirnya resmi memperkenalkan Unai Emery, pelatih anyar setelah 22 tahun kepemimpinan Arsene Wenger. Dalam konferensi pers pertamanya, Emery tak bisa menyembunyikan kegembiraaan usai dipilih sebagai nakhoda Arsenal.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah sebuah proyek besar, saya sangat bangga bisa berada di sini dan menjadi pengganti Arsene Wenger," kata Emery sebagaimana dilansir BBC.
Meski begitu, PR Emery tak mudah. Dia harus segera beradaptasi pola permainan sepak bola Inggris yang berbeda dengan Prancis dan juga Spanyol --sebelum ini Emery menangani Paris Saint-Germain (PSG) di Prancis dan Sevilla di Spanyol. Belum lagi dengan catatan negatif saat bersua dengan Pep Guardiola dan Jose Mourinho. Dari total 15 kali bersua keduanya, Emery belum pernah sekalipun menang.
"Saya senang berada di sini dan melawan beberapa manajer top dan beberapa kesebelasan hebat. Premier League berada di puncak dan semua orang ingin berada di liga top."
ADVERTISEMENT
Berbicara mengenai skuat, Emery telah merancang komposisi tim untuk mengarungi musim depan.
"Saya ingin tim sangat, sangat intensif untuk melakukan pressing. Ada dua hal penting untuk menjadi protagonis: kepemilikan dengan bola dan menekan ketika Anda tidak memiliki bola."
Terkesan muluk, memang, sebab sistem demikian setali tiga uang dengan apa yang dilakukan Guardiola bersama Manchester City di musim ini. Namun, jangan salah, konsep tersebut berhasil diejawentahkan Emery bersama PSG. Di musim 2017/2018, Les Parisiens mencatatkan rata-rata penguasaan bola sebesar 62,6% per laga di Ligue 1, unggul jauh dari Nice yang berada di posisi kedua dengan 56,3%.
Selain kaya akan pemain yang piawai dalam menginisiasi serangan, Emery juga punya penggawa dengan determinasi tinggi macam Dani Alves, Marco Verratti, Layvin Kurzawa, dan Giovani Lo Celso yang cocok untuk mengaplikasikan sistem pressing.
ADVERTISEMENT
Secara garis besar, Arsenal dan PSG memiliki benang merah: sama-sama intens dalam memainkan umpan-umpan pendek. Gitu-gitu, Mesut Oezil dan kawan-kawan mencatatkan rata-rata 571 umpan pada tiap pertandingan di Premier League, hanya kalah dari City.
Akan tetapi, perlu diingat jika Arsenal tak bisa dibandingkan dengan PSG. Mulai dari kualitas, mental, dan juga level kompetitif Ligue 1 dengan Premier League berbeda. Namun, justru kontradiksi semacam ini yang membuat kiprah Emery makin menarik untuk dinanti.