Zeman Masih Jadi Orang Gila di Lapangan Bola

22 Februari 2018 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Zeman dalam laga vs Catania. (Foto: MARCELLO PATERNOSTRO / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Zeman dalam laga vs Catania. (Foto: MARCELLO PATERNOSTRO / AFP)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di atas lapangan Zdenek Zeman adalah orang gila yang menguji batas-batas realitas.
ADVERTISEMENT
Zeman memang gila sejak dari pikiran. Cerita tentang Zeman yang mempersetankan puja-puji orang-orang Italia kepada pakem sepak bola bertahan ibarat cerita rakyat yang tak berhenti diperdengarkan.
Pada gelaran Serie A musim 2016/2017, Pescara gagal menunjukkan penampilan memuaskan. Dalam 25 pertandingan yang sudah dijalani, Pescara meraih 17 kekalahan dan duduk di posisi paling buncit dalam klasemen sementara Serie A.
Keputusan pun diambil oleh manajemen tim berjuluk Delfini ini. Tiga hari setelah memecat Massimo Oddo, manajemen resmi mengangkat sosok baru yang memiliki pengalaman panjang menjadi pelatih di Italia, Zdenek Zeman.
Pemilihan Zeman sebagai pelatih Pescara memang cukup beralasan. Selain memiliki pengalaman melatih di klub Italia selama puluhan tahun, Zeman juga paham bagaimana mendidik pemain muda. Dari klub yang dia latih, beberapa nama pemain muda ikutan moncer, seperti Jose Chamot, Alessandro Nesta, dan Francesco Totti.
ADVERTISEMENT
Magi Zeman pertama kali terlihat saat ia ditunjuk menukangi Foggia tahun 1989-1990. Musim tersebut berjalan begitu indah bagi Zeman karena dia membawa Foggia naik ke dua kelas sekaligus, Serie C dan Serie B hanya dalam dua musim.
Di ranah sepak bola Italia, Zeman memang terkenal sebagai pelatih pemberontak. Ketimbang ambisius menjadi pelatih klub-klub elite, ia memilih untuk melatih klub-klub semenjana. Perjalanan kariernya sebagai pelatih pun terbilang unik. Ia bukan tipe pelatih yang menukangi satu klub dalam kurun waktu yang panjang. Paling lama, ia memimpin selama tiga tahun.
Lantas, Zeman memulai kariernya bersama Pescara dengan meyakinkan. Musim 2016/2017, Pescara masih bermain di Serie A. Lawan pertama Zeman sebagai pelatih Pescara adalah Genoa. Pertandingan itu ditutup dengan kemenangan 5-0 untuk Pescara.
ADVERTISEMENT
Sekilas, keajaiban Zeman terlihat bekerja. Wajar bila publik mulai menerka apa yang terjadi pada Foggia bakal terjadi pada Pescara. Setidaknya, Pescara selamat dari degradasi. Tapi, misi tinggal misi. Pescara harus keluar dari kompetisi teratas Liga Italia itu.
Faktanya, Pescara masih tak punya taring di Serie B. Sampai di pekan 26 musim 2017/2018, Pescara masih menduduki peringkat 11. Mereka hanya berhasil memenangi sembilan pertandingan. Bandingkan dengan Empoli yang sekarang menjadi pemuncak Serie B: 14 kali menang, tujuh kali seri, dan lima kali kalah.
Pencapaian yang tak mengesankan bersama Pescara ini menimbulkan banyak spekulasi, Zeman akan segera kehilangan jabatan. Satu-satunya wawancara Zeman bersama Pescara yang muncul di internet adalah saat Pescara harus terlempar ke Serie B. Dalam wawancara itu, Zeman berkata bahwa membenahi Pescara bukan perkara mudah. Ia butuh waktu, ada banyak hal yang harus ia lakukan.
ADVERTISEMENT
Karenanya muncul pertanyaan, apakah Zeman benar-benar bisa menyelamatkan Pescara dari keterpurukan?
Zeman adalah sosok yang sikapnya kerap mengundang tanda tanya. Sebagai pegiat sepak bola, ucapannya sering kali bertentangan dengan hukum yang berlaku dalam sepak bola. Ketimbang menyibukkan diri sebagai pelatih yang mengejar-ngejar kemenangan, ia lebih suka membikin timnya melakukan hal berbeda dalam sepak bola.
Di dalam otak Zeman, formasi 4-3-3 adalah yang paling sempurna. Namun, itu masih catatan di atas kertas. Bila dalam posisi menyerang, formasi ini bakal menjadi 2-0-8. Ia akan menempatkan delapan pemain di garis tengah lapangan.
Zdenek Zeman kembali ke Serie A (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Zdenek Zeman kembali ke Serie A (Foto: Wikimedia Commons)
Formasi ini menegaskan bahwa yang terpenting adalah menyerang. Tempatkan pemainmu sebanyak-banyaknya di area pertahanan lawan, maka timmu akan menang. Tidak usah pikirkan area pertahanan sendiri, fokuskan diri untuk mencetak gol.
ADVERTISEMENT
“Jika tim Anda bisa mencetak 90 gol, seharusnya Anda tidak perlu memusingkan berapa kali lawan membobol gawang Anda,” seperti itu Zeman menjelaskan taktiknya yang terkesan overdosis dalam menyerang.
Di satu sisi, pernyataan Zeman ada benarnya karena kemenangan dalam sepak bola juga ditentukan oleh banyaknya gol yang disarangkan ke gawang lawan. Namun, di sisi lain, pernyataan ini justru memunculkan pemahaman yang tidak seimbang.
Masalahnya, tim lawan juga berusaha mencetak gol sebanyak-banyak. Bila menganggap pertahanan sebagai prioritas ke sekian, bukankah itu sama dengan mempermudah lawan merebut kemenangan? Apalagi bila ditambah dengan fakta bahwa lawan tadi juga memperhatikan area pertahanannya.
Imajinasi liar Zeman dan kebutuhan tim akan kemenangan ibarat dua kutub yang tak pernah terhubung. Mulai dari perkara strategi sampai komentar, Zeman selalu menunjukkan bahwa kemenangan memang bukan hal yang dicarinya sebagai pelatih.
ADVERTISEMENT
Bagi pemilik klub, kemenangan adalah tujuan. Namun, yang menjadi tujuan Zeman adalah menjadikan timnya sebagai kanvas tempat ia menumpahkan segala imajinasinya yang liar dan absurd tentang sepak bola.
Bila diibaratkan sebagai lukisan, apa yang terlihat di kanvas Zeman bukan lukisan realis, tapi surealis. Lukisan-lukisan yang menarik, tapi sulit dipahami. Karena mungkin, para pelukis surealis memang tidak punya tujuan untuk menciptakan lukisan yang bisa dipahami. Yang jadi tujuan mereka adalah melahirkan karya yang sulit dilupakan dan membuat para penikmatnya tidak lagi mementingkan logika dan kesadaran. Dan agaknya, seperti itu pulalah sepak bola Zeman.