5 Cara agar Makanan untuk Pengungsi Tsunami Palu Aman Dikonsumsi

1 Oktober 2018 17:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga menjarah toko swalayan di Palu, Sulawesi Tengah, pada 30 September 2018. (Foto: AFP/ BAY ISMOYO)
zoom-in-whitePerbesar
Warga menjarah toko swalayan di Palu, Sulawesi Tengah, pada 30 September 2018. (Foto: AFP/ BAY ISMOYO)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gempa berkekuatan 7,4 magnitudo memicu bencana tsunami Palu-Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng). Diperkirakan 18 ribu warga harus tinggal di pengungsian. Nah, agar pengungsi tetap sehat, asupannya harus diperhatikan.
ADVERTISEMENT
Tinggal di pengungsian memang tidak mudah. Air bersih dan makanan sangat terbatas. Agar makanan dan minuman bagi para pengungsi di Palu-Donggala tetap aman dikonsumsi, maka setidaknya ada 5 cara yang bisa dilakukan.
1. Petugas Harus Benar-benar Sehat
Menurut penjelasan World Health Organization South-East Asia Region (WHO-SEARO), petugas yang menyiapkan makanan harus benar-benar sehat. Jadi, bila petugas mengalami gejala sakit seperti kulit jadi kekuningan, diare, mual, demam, sakit tenggorokan yang diikuti demam, sebaiknya jangan terlibat dalam proses menyiapkan makanan.
Termasuk juga jika petugas mengalami luka di kulit, misalnya terkena pisau atau mengalami luka lepuh. Bila mata, telinga, maupun hidung mengeluarkan cairan pun sebaiknya menjauh dulu dari proses menyiapkan makanan untuk pengungsi tsunami Palu.
ADVERTISEMENT
2. Alat Pembersih Makanan dan Perlengkapan Makan Tersedia
Spons cuci piring sumber bakteri. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Spons cuci piring sumber bakteri. (Foto: Thinkstock)
Kuman penyakit rentan ada di tempat-tempat terjadinya bencana alam. Karena itu, agar pengungsi tetap sehat, perlu disediakan alat pembersih makanan dan perlengkapan makan yang memadai.
Air dan sabun untuk kebutuhan kebersihan personal penting disediakan di sekitar pengungsian. Bahkan jika perlu alat-alat makan perlu disanitasi menggunakan air mendidih ataupun sanitizer.
3. Simpan Makanan di Tempat Tertutup
Untuk menjaga makanan tetap higienis dan mencegah kontaminasi kuman dari serangga, hama, maupun binatang lainnya, maka harus disimpan di tempat tertutup. Jika wadah makanannya rusak, misalnya pecah atau bocor, sebaiknya segera dibuang.
WHO-SEARO juga memberi saran untuk membersihkan wadah makanan terlebih dahulu sebelum membukanya. Caranya bersihkan kemasan luar secara keseluruhan dengan air, lalu rendam wadah tersebut dengan larutan pemutih klorin. Komposisinya 2 sendok teh pemutih klorin per satu liter air bersuhu kamar. Lalu, biarkan kering sebelum wadah itu dibuka.
ADVERTISEMENT
4. Buang Makanan yang Terkontaminasi Bahan Kimia
Ilustrasi sampah makanan (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sampah makanan (Foto: Thinkstock)
Makanan di pengungsian biasanya terbatas, tapi jika ada bahan makanan yang terkontaminasi bahan kimia sebaiknya langsung dibuang. Sebab, bahan kimia umumnya tidak bisa dihilangkan dari makanan.
5. Simpan Makanan di Kulkas
Kulkas adalah tempat teraman untuk menyimpan bahan makanan agar tidak cepat rusak. Tapi jika listrik tidak ada, maka sebaiknya makanan seperti daging dan ikan disimpan di kulkas selama lebih dari dua jam sebelum didistribusikan ke daerah pengungsian tsunami Palu.