5 Hal yang Harus Diperhatikan saat Buat Sashimi di Rumah

21 Januari 2018 15:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sashimi (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sashimi (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Jepang telah lama dikenal dengan beragam makanannya yang serba segar tanpa melalui proses pengolahan yang rumit. Beberapa makanan bahkan menggunakan bahan utama ikan segar tanpa melalui proses pemasakan. Sebut saja sashimi dan sushi dari ikan salmon atau tuna yang diiris tipis dan disajikan dengan soyu atau wasabi.
ADVERTISEMENT
Kedua ikan ini dinilai lebih sehat saat disantap mentah dibandingkan dengan ikan matang. Namun meski terlihat bersih bebas kotoran, nyatanya daging mentah termasuk daging tuna dan salmon selalu memiliki risiko untuk terkontaminasi cacing atau parasit lainnya.
Terlebih lagi jika tidak diolah dengan tepat, bukannya badan sehat nan bugar yang didapatkan, sashimi akan meningkatkan risiko keracunan dan gangguan kesehatan lainnya yang dapat berujung fatal.
Jika kamu senang membuat sashimi di rumah, sebaiknya mulai perhatikan tata cara pengolahannya agar kesehatan keluarga tetap terjaga dengan baik. Ini dia tips membuat sashimi di rumah. Dengan sedikit ketelatenan, resiko keracunan pun dapat dihindari. Apa saja?
1. Beli Daging Ikan dalam Keadaan Segar
Sashimi (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sashimi (Foto: Thinkstock)
Untuk membuat sashimi atau sushi yang sehat dan aman dikonsumsi, pilihlah daging yang benar-benar segar. Beberapa hal dapat dilakukan untuk memeriksa apakah daging tuna atau salmon yang kita beli masih segar atau tidak.
ADVERTISEMENT
Seperti dilansir Fitday, hal pertama adalah mengecek tekstur daging dengan menekan permukaan ikan menggunakan jari tangan. Ikan yang segar tekstur dagingnya masih kenyal, tidak berlendir, serta tidak tercium bau anyir yang menyengat saat dicium. Selain itu kesegaran ikan juga dapat terlihat dari matanya, pastikan mata ikan masih jernih dan kenyal.
2. Selalu Gunakan Peralatan yang Bersih
Ikan segar akan tetap berisiko mengganggu kesehatan tubuh jika tidak diimbangi dengan kebersihan alat yang terjamin. Alat-alat dapur yang tidak terawat merupakan sarang berbagai kumat dan bakteri yang dapat merusak kualitas daging segar.
Untuk itu selalu gunakan alat-alat yang benar-benar bersih. Sebelum digunakan untuk mengolah daging tuna atau salmon menjadi sashimi, selalu cuci talenan, pisau, hingga wadah daging dengan air yang mengalir. Hal ini akan meminimalisir daging ikan terkena parasit atau kuman yang dapat menyebabkan gangguan serius pada kesehatan.
ADVERTISEMENT
3. Gunakan Pisau Tajam
Sashimi (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Sashimi (Foto: Pixabay)
Gunakan pisau tajam yang dapat memotong daging ikan dalam satu kali irisan. Pisau yang tajam dan bersih akan meminimalisir bakteri yang mungkin masih menempel di pisau berpindah ke daging. Jika menggunakan pisau yang tumpul, daging akan lebih lama terkena gesekan pada permukaan pisau yang dapat menjadi jalur masuknya bakteri ke dalam daging ikan.
Selain meminimalisir perpindahan bakteri dan parasit, mengiris daging ikan menggunakan pisau yang tajam akan menghasilkan potongan daging yang rapih dan tentunya lebih bersih.
4. Sashimi Harus Segera Disajikan setelah Dibuat
Sashimi (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Sashimi (Foto: Pixabay)
Sashimi merupakan hidangan dari daging ikan mentah dan hanya ditambahkan dengan sedikit bumbu seperti soyu, wasabi, atau perasan lemon sehingga dianjurkan untuk langsung dihabiskan sesaat setelah diolah.
ADVERTISEMENT
Daging tidak akan bertahan lama jika didiamkan dalam suhu ruang. Selain akan menurunkan kualitas dan kesegaran daging, sashimi yang didiamkan terlalu lama akan menjadi tempat yang cocok bagi bakteri dan parasit lainnya untuk berkembang biak. Bakteri dan parasit inilah yang akan menimbulkan gangguan yang dapat berakibat fatal bagi tubuh.
5. Selalu Simpan Dagin Ikan dalam Lemari Pendingin
Jika masih memiliki sisa daging ikan yang tidak terpakai, segera masukkan daging ke dalam freezer agar tetap terjaga kesegarannya. Meski hanya disimpan selama satu jam dalam suhu ruang, bakteri yang mungkin menempel pada daging akan berkembang biak dengan pesat dan menyebabkan kualitas daging menurun.
Selain dapat menghentikan pertumbuhan bakteri, penyimpanan daging ke dalam freezer bersuhu -20°C hingga -35°C akan membuat daging lebih awet dan tetap berkualitas baik meski disimpan berhari-hari.
ADVERTISEMENT