Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
5 Kesalahan Saat Menggunakan Minyak Zaitun
29 Januari 2019 13:34 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
ADVERTISEMENT
Minyak zaitun memang tengah naik daun. Tak hanya kandungannya yang lebih sehat dibanding minyak sayur biasa, minyak dari buah zaitun ini juga bisa dibilang serbaguna.
ADVERTISEMENT
Aroma zaitun yang khas sering digunakan sebagai pengganti minyak untuk menumis, menambah rasa pada pasta atau campuran dressing salad. Tambahan minyak zaitun diyakini dapat meningkatkan cita rasa dan membuat hidangan semakin sehat.
Meski begitu, bukan berarti minyak zaitun bisa diolah secara sembarangan. Salah mengolahnya sedikit saja, kualitas dan kandungan minyak bisa rusak, lho. Agar tak salah menyimpan minyak zaitun, berikut kebiasan yang harus dihindari saat menggunakan dan menyimpan jenis minyak satu ini.
1. Memanaskan minyak dalam suhu tinggi
Tak seperti minyak sayur, minyak zaitun memiliki titik asap atau smoke point yang terbilang rendah, yakni hanya 180 derajat celcius. Hal tersebut membuat minyak berwarna kehijauan ini kurang cocok digunakan untuk menggoreng makanan dengan teknik deep fried.
ADVERTISEMENT
Terutama untuk jenis extra virgin, suhu yang terlalu tinggi bisa menyebabkan antioksidan di dalam minyak zaitun rusak. Selain itu, cita rasa dan aroma minyak zaitun juga akan hilang bahkan menyebabkan cita rasa masakan menjadi kurang sedap.
2. Menyimpan minyak terlalu lama
Minyak zaitun umumnya digunakan sedikit demi sedikit untuk menumis atau memberi rasa pada makanan. Hal ini seringkali membuat persediaan minyak zaitun menumpuk di rumah, terutama bila kita membelinya dalam jumlah besar.
Namun, menyimpan minyak zaitun terlalu lama ternyata dapat mempengaruhi kualitas dan cita rasanya, lho. Dilansir Women's Health, kualitas minyak zaitun akan menurun bila disimpan lebih dari dua tahun. Tak hanya nutrisinya yang berkurang, aroma dan rasa alami minyak zaitun juga akan berubah tengik.
ADVERTISEMENT
3. Menyimpan minyak zaitun di dekat kompor
Sebaiknya jangan simpan minyak zaitun di dekat sumber panas seperti jendela atau kompor. Sebab, suhu tinggi merupakan salah satu musuh utama yang dapat merusak kualitas minyak zaitun.
Paparan panas baik dari sinar matahari atau suhu kompor yang terlalu lama akan menurunkan kadar polifenol di dalam minyak zaitun. Jadi sebaiknya, simpan minyak zaitun di tempat yang kering dan memiliki sirkulasi udara yang baik.
4. Menggunakan minyak zaitun untuk semua masakan
Meski minyak zaitun bisa menambah nutrisi pada makanan, bukan berarti minyak beraroma khas ini dapat dikombinasikan dalam semua makanan, lho. Sebab, rasa dan aromanya yang khas seringkali mempengaruhi cita rasa asli makanan.
ADVERTISEMENT
Sebaiknya kenali jenis-jenis minyak zaitun dan makanan apa saja yang cocok disajikan dengan tambahan minyak zaitun. Misalnya, minyak jenis extra virgin oil lebih cocok digunakan untuk campuran dressing salad, sedangkan minyak zaitun jenis light oil bisa digunakan untuk menumis dan menggoreng karena titik asapnya yang lebih tinggi.
5. Menyimpan minyak zaitun di botol plastik
Jangan pernah menyimpan minyak zaitun menggunakan botol plastik bila tak ingin kualitasnya menurun. Sebab, botol plastik tidak tahan terhadap panas sehingga nutrisi minyak zaitun lebih rentan rusak.
Selain itu, botol plastik juga lebih mudah terkontaminasi kuman yang menyebabkan minyak menjadi tidak awet dan berubah tengik. Daripada menggunakan botol plastik, sebaiknya simpan minyak zaitun dengan botol kaca berwarna gelap agar sinar matahari tak mudah menembus bagian dalam botol.
ADVERTISEMENT