Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
7 Tanda Tubuh Kekurangan Asupan Lemak Tak Jenuh
25 April 2018 9:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Selama ini lemak selalu dikaitkan dengan kenaikan berat badan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya. Dianggap berpengaruh buruk bagi kesehatan, tak heran bila banyak orang menghindari makanan yang mengandung lemak.
ADVERTISEMENT
Padahal, tak selamanya lemak berpengaruh buruk bagi kinerja tubuh, lho. Malahan, ada satu jenis lemak yang sangat dibutuhkan untuk membantu meningkatkan kesehatan tubuh.
Ialah unsaturated fat atau lebih dikenal dengan nama lemak tak jenuh. Banyak terdapat pada kacang-kacangan, minyak zaitun, alpukat , dan ikan, lemak tak jenuh berfungsi mengurangi kolesterol jahat yang dapat menganggu fungsi jantung dan organ vital lainnya.
Selain itu, lemak baik juga bermanfaat untuk menghalau virus jahat serta membantu pertumbuhan sel-sel dan jaringan tubuh yang baru. Sebaliknya, kekurangan lemak tak jenuh akan berakibat pada terganggunya sistem metabolisme, bahkan meningkatkan risiko obesitas.
Dilansir Reader's Digest, berikut kumparan (kumparan.com) rangkum tujuh tanda tubuh kekurangan asupan lemak tak jenuh:
ADVERTISEMENT
1. Kenaikan berat badan
Bukannya mempercepat penurunan bobot tubuh, kurangnya asupan lemak tak jenuh ternyata dapat membuat tubuh rentan mengalami kenaikan berat badan. Dilansir Reader's Digest , tubuh memerlukan asupan lemak baik yang cukup untuk membantu proses pembakaran lemak menjadi energi.
Selain itu, penelitian dari National Institutes of Health di Amerika menyebutkan bahwa orang yang rutin mengkonsumsi lemak tak jenuh lebih terjaga berat badannya, dibandingkan orang yang menghindari konsumsi makanan berlemak dan tinggi karbohidrat.
2. Selalu merasa lapar
Sering merasa lapar meski telah menyantap berbagai makanan? Bisa jadi tubuh kamu kekurangan asupan lemak tak jenuh.
Kandungan lemak tak jenuh pada beberapa makanan akan membuat perut lebih cepat kenyang, sehingga rasa lapar dapat lebih ditekan. Dipadukan dengan makanan tinggi serat dan protein, asupan makanan dapat lebih terkontrol sehingga berat badan pun tetap stabil.
ADVERTISEMENT
3. Kulit kering
Selain faktor kurang minum, kulit kering dan bersisik juga dapat disebabkan oleh tidak tercukupinya asupan lemak tak jenuh di dalam tubuh. Lemak tak jenuh yang ada di dalam buah alpukat atau kacang-kacangan berfungsi sebagai pelembap alami, sehingga kulit kenyal dan terhidrasi.
Tak hanya itu, lemak tak jenuh akan mempercepat proses regenerasi serta memudarkan bintik hitam dan keriput di wajah.
4. Kelelahan
Kekurangan asupan lemak tak jenuh dapat menyebabkan badan mudah lelah dan mengantuk. Hal ini karena lemak tak jenuh berfungsi sebagai cadangan energi, sehingga tubuh tetap segar meski disibukkan dengan berbagai aktivitas.
Kandungan kalori dalam makanan berlemak tak jenuh juga dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan makanan tinggi karbohidrat dan protein. Tak heran bila banyak olahragawan akan menyantap makanan tinggi lemak sesaat sebelum pertandingan untuk meningkatkan energi.
ADVERTISEMENT
5. Susah konsentrasi
Jika daya konsentrasi dan fokus berkurang, sebaiknya tingkatkan asupan lemak tak jenuh sehingga kinerja otak tetap maksimal. Dilansir Greatist.com, rutin mengkonsumsi makanan berlemak baik akan meningkatkan produksi neutrotransmitter acetylcholine yang berfungsi mempertajam ingatan dan fokus pada otak.
6. Penyerapan vitamin terganggu
Vitamin dalam beberapa sayuran dan buah sangat penting untuk meningkatkan kinerja tubuh dan organ vital lainnya. Namun bila tak diimbangi dengan asupan lemak tak jenuh yang cukup, vitamin yang masuk ke dalam tubuh tak akan berfungsi secara maksimal. Hal ini karena lemak berfungsi untuk membantu penyerapan vitamin, sehingga lebih mudah diolah di dalam tubuh.
7. Mudah kedinginan
Kekurangan asupan lemak tak jenuh dapat membuat beberapa bagian tubuh seperti telapak tangan, kaki, dan beberapa bagian lainnya mengalami penurunan suhu. Hal ini karena lemak berfungsi untuk mengontrol suhu tubuh agar tetap stabil serta menurunkan risiko terkena hipotermia. Selain itu, proses pembakaran lemak menjadi energi juga akan membuat tubuh lebih terasa lebih hangat.
ADVERTISEMENT