Apakah Makan Tanah Bisa Menurunkan Berat Badan?

17 Desember 2018 13:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi retakan tanah (Foto: pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi retakan tanah (Foto: pixabay)
ADVERTISEMENT
Ada banyak cara yang digagas untuk menurunkan kegemukan. Coba kamu perhatikan ada berapa jenis diet yang telah tercipta; diet keto, mayo, mediterania, dan lainnya. Namun bagaimana dengan makan tanah untuk menurunkan berat badan?
ADVERTISEMENT
Sebenarnya jauh sebelum ide ini muncul, sejarah dan budaya tertentu telah mengajarkan manusia untuk memakan sedikit tanah untuk kesehatan. Ada istilah geofagi--praktik makan tanah termasuk lempung, batu, dan kerikil yang punya manfaat untuk menyamankan perut dan melindunginya dari serangan virus dan bakteri.
Seorang dokter Yunani Kuno, Hippocrates bahkan menggambarkan manfaat mengkonsumsi tanah dan menyarankan agar anak-anak mereka mengikutinya.
Sementara itu, sebuah film dokumenter Eat White Dirt (2015) mengeksplorasi bagaimana masyarakat di selatan Amerika sangat suka mengunyah kaolin--sejenis tanah liat putih yang terbentuk dari mineral. Kaolin sebenarnya juga ditemukan dalam obat Kaopectate yang digunakan untuk anti-diare.
Namun, ternyata manfaat tanah bukan hanya untuk kesehatan perut. Dilansir DailyMail (13/12), secara tidak sengaja, para peneliti Universitas Australia Selatan menemukan bahwa tanah punya manfaat baik yang lebih dari pada meredakan nyeri perut.
Ilustrasi tanah lempung. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tanah lempung. (Foto: Pixabay)
Tahnee Dening, seorang kandidat PhD, mencoba menemukan senyawa yang dapat meningkatkan cara tubuh menyerap pil antipsikotik. Ternyata ia menemukan bahwa partikel tanah liat tidak berperilaku seperti apa yang ia duga.
ADVERTISEMENT
Material tanah justru menarik tetesan lemak dan secara harfiah menyerapnya. Bukan hanya material tanah liat yang mengikat lemak dalam struktur partikelnya, tetapi tanah ini juga mencegah lemak diserap oleh tubuh. Analisanya menunjukkan bahwa lemak hanya melewati sistem pencernaan.
Perilaku unik material tanah terhadap lemak ini justru memberi isyarat bahwa tanah berpotensi menyembuhkan obesitas. Namun, penelitian ini belum sampai kepada lempung bentonit yang mulai populer di kalangan selebriti dunia atau kaolin yang dikonsumsi di selatan Amerika.
Bentonite clay untuk wajah (Foto: Reset.me)
zoom-in-whitePerbesar
Bentonite clay untuk wajah (Foto: Reset.me)
Dening dan rekan-rekannya menguji teori mereka dengan memberi makan sekelompok tikus dengan makanan berlemak. Kemudian tikus-tikus ini diberikan satu dari tiga suplemen; obat penurun berat badan, orlistat, dan tanah liat yang disebut montmorillonite atau plasebo.
ADVERTISEMENT
Tikus yang memakan suplemen tanah liat mendapatkan berat yang paling rendah. Penelitian ini menunjukkan bahwa tanah membuat lemak keluar dari sistem pencernaan mereka lebih baik daripada obat lainnya.
Tanah liat yang digunakan Dening memiliki luas permukaan yang tinggi sehingga mempunyai kapasitas besar untuk menyerap lemak dan minyak yang dicerna tubuh. Orlistat, di sisi lain, menghalangi tubuh untuk mencerna lemak sedari awal.
Kemudian, Denning mencoba mengkombinasikan keduanya.
"Pada dasarnya kami ingin menyerang pencernaan lemak dan penyerapan dalam dua cara yang berbeda. Kami berharap ini akan mengarah pada penurunan berat badan yang lebih besar dengan lebih sedikit efek samping," jelas Dening seperti disiarkan DailyMail.
Menurut Dr Clive Prestige, pengawas Dening, mengingat bahwa bahan tersebut umumnya dianggap aman dan digunakan secara luas dalam produk makanan dan nutraceutical, uji klinis pada manusia dapat segera dimulai.
ADVERTISEMENT
Kira-kira bila memang berhasil pada manusia, apakah kamu tertarik mencobanya?