Begini Cara Memasak Makanan di Pesawat agar Tetap Segar

7 September 2018 15:13 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Makanan di pesawat (Foto: Flickr/EmilB)
zoom-in-whitePerbesar
Makanan di pesawat (Foto: Flickr/EmilB)
ADVERTISEMENT
Saat melakukan penerbangan dengan pesawat full service, biasanya penumpang akan mendapatkan makanan di dalam pesawat. Menu makanan yang umumnya disajikan itu berupa nasi, pasta, salad, buah, hingga es krim. Meski dibuat dengan porsi yang sedikit, ternyata makanan yang disajikan untuk penumpang pesawat mengalami proses yang panjang, lho. Bahkan kabarnya dalam membuat makanan tersebut dibutuhkan waktu hampir 16 jam untuk bisa sampai ke penumpang.
ADVERTISEMENT
Menurut Production Manager Aerofood ACS Denpasar, Priyani Julian Hafid, memasak untuk penumpang pesawat ternyata memiliki teknik berbeda dengan memasak untuk makanan di darat seperti restoran atau hotel. Menurutnya, perbedaan itu terletak dalam hal treatment-nya.
"Kalau di restoran atau hotel, ketika makanan itu selesai dibuat akan langsung disajikan kepada tamu. Nah, kalau makanan yang disajikan di atas pesawat harus melewati proses pendinginan terlebih dahulu di dalam blast chiller ," katanya kepada kumparanFOOD, di Aerofood ACS Denpasar Bali, pekan lalu.
Proses pendinginan itu bertujuan untuk menurunkan suhu makanan agar makanan tersebut tetap fresh saat dihangatkan kembali di atas kabin pesawat. Meski begitu, suhu aman makanan tersebut adalah tidak lebih dari 5 derajat celcius.
ADVERTISEMENT
Selain mengalami proses blast chilling, chef yang akrab disapa Hafid itu juga mengungkapkan bahwa, menu makanan yang mengandung sayuran harus mengalami proses refreshing agar tetap terlihat segar saat disajikan kepada penumpang.
"Setelah sayuran itu dimasak, sayuran tersebut harus di blast dalam air yang mendidih kemudian dimasukkan ke dalam air es untuk mengikat warnanya agar tidak pudar," lanjut Hafid.
Selain sayuran, bahan makanan lain seperti daging juga memiliki teknik tersendiri agar tetap terlihat fresh saat dihangatkan kembali di atas ketinggian 35 ribu kaki.
"Untuk daging kita masak setengah matang atau tiga per empat matang. Sedangkan untuk ikan, kita masak hampir 90 persen agar tetap juicy," katanya.
Nah, jika semua proses dan tahapan pembuatan makanan itu dilakukan dengan benar, Hafid menjamin bahwa makanan-makanan itu bisa tahan selama 3 hari.
ADVERTISEMENT
"Setelah 3 hari makanan itu gak boleh disajikan lagi di atas pesawat. Kenapa? Soalnya, kita concern terhadap higienitas dan Hazard Analysis & Critical Control Point yang kita pegang," tutup Hafid.