Festival Dongzhi, Tradisi Makan Ronde Sesuai Jumlah Umur

22 Desember 2018 13:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wedang Ronde (Foto: Instagram @momoku_kitchen)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wedang Ronde (Foto: Instagram @momoku_kitchen)
ADVERTISEMENT
Apa yang tebersit di pikiran kamu saat mendengar tanggal 22 Desember? Sebagian orang mungkin berpikir tentang hari ibu. Namun, ternyata 22 Desember juga merupakan hari festival Dongzhi atau perayaan makan ronde yang dirayakan warga Tionghoa.
ADVERTISEMENT
Perayaan ini merupakan pertanda masuk ke musim dingin. Orang Tiongkok membagi musim dalam satu tahun ke dalam 24 siklus. Dongzhi sendiri merupakan siklus ke-22. Biasanya siklus ini dimulai pada tanggal 22 Desember kalender Masehi.
Usut punya usut, festival ini mulai dirayakan pada masa dinasti Han, tepatnya 206 Sebelum Masehi. Saat itu mereka memperingati awal musim dingin dengan berbagai perayaan yang meriah.
Secara turun-temurun, festival musim dingin ini bertransformasi menjadi saat berkumpul seluruh anggota keluarga. Kegiatan utama yang dilakukan adalah membuat dan menikmati Tangyuan--ronde berwarna merah muda dan putih dengan kuah gula dan jahe. Sebenarnya cara membuat dan rasanya mirip dengan wedang ronde.
Di malam atau hari sebelumnya, para ibu dan anak-anak menyiapkan ronde yang cukup untuk seluruh keluarga. Ada dua jenis ronde atau onde yang disajikan; tanpa isi dan dengan isian seperti kacang.
ADVERTISEMENT
Tangyuan dibuat dengan aneka warna cerah. Warna cerah dan rasanya yang manis merupakan lambang dari keutuhan keluarga serta datangnya rezeki bagi seisi rumah.
Masing-masing keluarga setidaknya harus mendapat satu bola ronde ukuran besar dan sebagian lainnya berukuran kecil. Namun, bagi sebagian masyarakat Tionghoa, ada yang memakannya sesuai dengan jumlah umur ditambah satu ronde lagi. Hal ini merupakan tanda bahwa seisi rumah diharapkan berumur panjang.
Wah, bila umurnya lebih dari 50 tahun ya, bisa-bisa langsung kenyang karena makan ronde.