Food Debate: Apa Salad Favoritmu Benar-benar Sehat?

26 Maret 2019 19:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chef Salad Apero Cafe Foto: Mela Nurhidayati Syamsiyah/ kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Chef Salad Apero Cafe Foto: Mela Nurhidayati Syamsiyah/ kumparan
ADVERTISEMENT
Zaman sekarang, siapa sih yang tak tahu salad? Baik salad dari potongan sayur atau buah segar, keduanya jadi sajian favorit bagi pegiat hidup sehat maupun orang yang tengah berdiet.
ADVERTISEMENT
Dulu, mungkin salad hanya terbuat dari buah atau sayur segar yang dipotong-potong lalu disajikan dengan dressing salad dari minyak zaitun. Tapi seiring kepopulerannya, isian dan dressing salad pun semakin bervariasi.
Kini kita bisa dengan mudah menemukan salad yang dikombinasikan dengan potongan daging ayam, kacang, hingga telur rebus. Dressing yang digunakan juga semakin bervariasi mengikuti selera kita. Jadi tak heran, bila kini muncul salad berlumur saus yoghurt, mayonnaise, serta parutan keju melimpah yang terlihat menggugah selera.
Tapi, apakah bertambahnya variasi salad membuat hidangan sehat ini semakin menyehatkan dan kaya gizi? Atau malah sebaliknya?
Menurut Guru besar di bidang Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga IPB, Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, kandungan nutrisi di dalam salad terbilang masih utuh karena tidak melewati proses pemasakan atau pengolahan yang terlalu lama. Salad juga salah satu sajian yang bisa memenuhi kebutuhan serat harian.
ADVERTISEMENT
"Salad itu selain sumber vitamin dan mineral, adalah sumber serat. Kita ini memerlukan serat 20-30 gram sehari, sehingga orang-orang yang memiliki kebiasaan memakan salad tentu saja peluang tercukupinya kebutuhan serat akan terjamin," ujarnya kepada kumparan (26/3).
Hal ini juga diamini oleh dokter spesialis konsultasi gizi klinik, dr. Jovita Amelia, Sp.GK. Menurutnya, kandungan vitamin, mineral, dan serat yang tinggi di dalam salad bisa membantu melancarkan buang air besar. Pencernaan yang lancar secara tidak langsung mempengaruhi bobot tubuh sehingga tetap stabil.
"Untuk diet juga bagus, karena si sayur itu karbohidrat jenis kompleks dan itu mengenyangkan karena seratnya tinggi. Karena itu dengan makan serat yang banyak bisa makan dalam jumlah besar tapi kalorinya enggak banyak," jelas dokter Jovita.
salad mayonnaise Foto: Shutterstock
Namun seiring banyaknya variasi salad, menurut Profesor Ali dan dokter Jovita, kandungan kalorinya juga semakin banyak. Nah, salah satu penyebab utamanya adalah penambahan dressing salad seperti mayonnaise, saus keju, atau susu.
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui, mayonnaise, keju, atau susu punya kandungan lemak dan kalori yang cukup tinggi. Terutama pada mayonnaise, minyak dan kuning telur sebagai bahan utamanya bisa berdampak kurang baik dikonsumsi terlalu sering.
Sebab, menurut Profesor Ali, konsumsi makanan mengandung minyak terlalu banyak akan meningkatkan risiko kegemukan. Selain itu, kandungan minyak di dalam dressing mayonnaise juga kurang baik bagi orang-orang dengan gangguan kolesterol.
"Karena dia (mayonnaise) merupakan lemak, tentu saja dampak yang paling dikhawatirkan adalah overweight atau kegemukan. Selain itu, penderita kolesterol tinggi itu kan pantangannya kepada makanan2 yang berlemak. Dan mayonnaise terbuat dari minyak dan kuning telur, telur kuning itu tentu saja merupakan sumber kolesterol yang tinggi," ujarnya menjelaskan tentang dampak negatif dressing dari mayonnaise.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, bukan berarti kita tak boleh menyantap salad berlumur saus mayonnaise atau keju, lho. Menurut Profesor Ali, sepanjang tak dikonsumsi rutin dan berlebihan, menyantap dressing mayonnaise tak akan langsung berdampak buruk bagi kesehatan. Sebab, kandungan minyak di dalam mayonnaise juga bermanfaat untuk menambah energi karena kalorinya yang tinggi.
Tapi, bagi orang-orang yang sedang berdiet, dokter Jovita menyarankan untuk mengganti mayonnaise dengan dressing yang lebih sehat. Minyak yang digunakan pun harus diperhatikan. Sebaiknya, gunakan minyak tak jenuh seperti minyak zaitun, minyak kelapa, atau minyak almond.
"Kalau misalnya untuk diet dan punya penyakit tertentu seperti jantung, kolesterol juga harus rendah lemak. Kalau dressing-nya seperti mayo ya kurang bagus. Kalau mau yang sehat ya, bisa olive oil, lemon, atau balsamic," kata dokter Jovita.
ADVERTISEMENT