Gulai Tunjang Dibao Untuang, Lamak Bana!

17 April 2019 9:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gulai Tunjang RM Dibao Untuang Foto: Safira Maharani/ kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gulai Tunjang RM Dibao Untuang Foto: Safira Maharani/ kumparan
ADVERTISEMENT
Di Jakarta, ada lho, gulai tunjang yang autentik. Salah satunya di RM Padang Dibao Untuang. Kedai makan di kawasan Kebon Kacang ini sudah menyajikan masakan Bukittinggi sejak 1975.
ADVERTISEMENT
Lokasinya agak tersembunyi. Berada di dalam gang Kebon Kacang XI, samping Kosenda Hotel. Tempatnya pun sederhana: di teras rumah. Namun, pengunjung yang datang silih berganti.
“Umumnya pelanggan lama. Pelanggan kami itu turun-temurun. Dulu yang makan di sini kakeknya. Sekarang yang datang cucu-cucunya," kisah Ibu Ade, pemilik RM Padang Dibao Untuang pada kumparan.
Dibao Untuang punya arti dibawa nasib. Nama ini diambil dari perjuangan orang tua Ibu Ade yang memulai usaha dari nol.
RM Padang Dibao Untuang Foto: Safira Maharani/ kumparan
Menu yang disajikan adalah makanan rumahan di Bukittinggi. Racikan bumbu masih dipegang Ade dan keluarga agar rasanya tetap autentik.
Ada dua pilihan gulai tunjang. Kecil dan besar. Gulai tunjang kecil dari bagian telapak kaki sapi. Sedangkan, yang besar ada sum-sum tulangnya.
ADVERTISEMENT
Gulai tunjang kecil (Rp 28 ribu) disajikan lengkap dengan tulang muda. Bagian kikilnya dipotong kecil-kecil memenuhi piring.
Kuahnya berwarna merah agak oranye. Terlihat begitu pedas dan kaya rempah. Saat diseruput, bumbunya terasa sangat nendang. Tercecap rasa pedas dan asin dalam waktu bersamaan.
Gulai Tunjang RM Dibao Untuang Foto: Safira Maharani/ kumparan
Menurut Ibu Ade, proses memasak gulai tunjang butuh waktu berjam-jam. Lima jam untuk tulang yang muda. Kalau tulangnya tua, bisa sampai delapan jam. Pantas saja, tekstur kikilnya terasa lembut, kenyal, dan tidak alot.
Ada juga menu gulai gajebo (Rp 15 ribu) yang tak kalah nikmat. Isiannya menggunakan bagian punuk sapi. Tiap potongannya punya lemak tebal yang menempel. Makin tebal lemaknya, makin gurih rasanya.
Warna kuahnya merah pekat. Tampak menggoda. Rasanya? Asin, pedas, dan agak asam. Rupanya, gulai gajebo tak memakai campuran santan. Bumbu yang digunakan hanya cabai, asam kandis, dan rempah-rempah.
Gulai Gajebo RM Dibao Untuang Foto: Safira Maharani/ kumparan
Saat dibelah dengan sendok, gajebonya langsung terpotong. Begitu disantap, terasa lembut dan lumer di mulut.
ADVERTISEMENT
RM Padang Dibao Untuang juga menyajikan gulai tambunsu (Rp 15 ribu). Usus sapi disajikan bersama kuah gulai kuning. Bagian dalam ususnya diisi telur dan tahu lembut.
Tak ada aroma amis sama sekali. Teksturnya juga lembut. Kuahnya lebih terasa asin dan gurih saja. Samar-samar, ada jejak rasa rempahnya.
Sajian telur dadar Dibao Untuang (Rp 6 ribu) pun beda. Ukurannya lebih tebal. Teksturnya juga lebih mengembang.
Telur dadar Padang RM Dibao Untuang Foto: Safira Maharani/ kumparan
"Kami pakai 20 kilogram telur. Jadi kayak masak bolu bulat. Telur yang dipakai juga telur bebek, tanpa campuran apa pun," jelas ibu berusia 40 tahun tersebut.
Hidangan gulai buatan RM Padang Dibao Untuang akan lebih nikmat dengan sepiring nasi. Apalagi, beras yang dipakai bukan yang biasa. Mereka menggunakan beras dari Bandung. Lamaknyo.
ADVERTISEMENT