Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Padahal, nutrisi dalam junk food bisa dibilang sangat minim, tapi kenapa otak kita memberikan respon yang positif?
Menurut Dr. Ben Morris dari Leeds Trinity University, zat kimia di otak yang berhubungan dengan perasaan --dopamin-- dapat dipengaruhi juga oleh komponen dalam makanan.
Gula, garam, dan lemak, misalnya, bisa memberikan efek terhadap dopamin. Selain itu, otak kita juga terprogram untuk mencari variasi saat menyantap makanan.
Nah, sebagian besar bahan-bahan dalam junk food mampu 'menipu' otak untuk memenuhi kebutuhan akan variasi tersebut. Misalnya saja, sensasi yang muncul saat kita menyantap burger keju dan kentang goreng.
Tekstur bun burger yang lembut, keju yang gurih dan lengket, tomat segar, selada renyah, dan renyahnya kentang goreng. Memang begitu menggoda, bukan?
Jenis makanan yang punya tekstur kompleks juga kerap dianggap lebih menarik. Coba saja, bandingkan sepiring nachos plus semangkuk saus salsa dengan semangkuk couscous polos. Pasti kita akan lebih tertarik dengan si nachos.
ADVERTISEMENT
Kompleksitas ini menambah variasi pada proses makan yang dapat mendorong kita untuk mengkonsumsinya lagi, dan memunculkan perasaan senang.
Mengutip dari situs Leeds Trinity University, salah satu kunci yang mempengaruhi proses mencicipi makanan adalah respon air liur dalam mulut. Semakin banyak produksi air liur yang dihasilkan oleh makanan, rasanya akan semakin lezat dan tingkat kepuasan kita semakin meningkat.
Tipe-tipe makanan; seperti mayonnaise, saus tomat, mentega, dan dressing salad dapat memproduksi air liur dengan baik. Bahkan faktanya, hampir seluruh komponen tersebut ditemukan pada junk food.
Alasan terakhir, tentu saja adalah cita rasanya. Makan makanan manis, asin dan berlemak telah terbukti mempengaruhi isyarat rasa dan aroma yang membuatnya terasa menyenangkan.
Penelitian pun menunjukkan, bahwa pengalaman sensorik ini dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi perasaan stres.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, mengkonsumsi terlalu banyak gula secara rutin akan mempengaruhi kemampuan kita untuk mengontrol intensitas makan. Bukan itu saja, nantinya hal ini juga bisa membuat kita ingin mengkonsumsi lebih banyak gula.
Ketimbang menyantap junk food terus-terusan, masih banyak jenis makanan sehat lainnya yang punya efek sama terhadap dopamin dan bisa membuat suasana hati kita jadi lebih baik.