Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konvyt, Selai Kombinasi Kopi dan Labu Buatan 4 Mahasiswi di Surabaya
14 September 2018 9:53 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Selai menjadi salah satu toping favorit saat dimakan dengan roti. Jenis rasanya pun bisa bermacam-macam, mulai dari coklat, stroberi dan lainnya sesuai dengan kesukaan kita.
ADVERTISEMENT
Namun, ada selai dengan cita rasa unik dengan kombinasi antara kopi dan buah labu. Selain nikmat, selai ini juga ramah bagi tubuh dan mengandung vitamin yang bermanfaat.
Selai Kopi Labu diciptakan oleh empat mahasiswi jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian Unika Widya Mandala, Surabaya. Mereka adalah Jane Nathania, Carolina Hendrianto, Alvina Handoyo dan Lovina Aprilia Sugianto.
Inovasi selai ini diciptakan sebagai inovasi tugas akhir mereka. Tak hanya untuk kebutuhan tugas, mereka juga ingin menciptakan produk makanan yang sehat bagi masyarakat.
Ide ini berawal saat keempat mahasiswi asal Surabaya itu hobi minum kopi. Melihat produktivitas bahan baku kopi yang melimpah di Indonesia, mereka penasaran apakah kopi bisa diaplikasikan menjadi sesuatu yang baru, misalnya selai.
"Kami hobi banget ngopi. Masyarakat Indonesia pun tidak lepas dari budaya mengkonsumsi kopi dalam keseharian. Lalu kenapa tidak bikin olahan kopi yang baru dan lain dari yang lain," jelas Carolina saat ditemui kumparan di laboratorium pangan kampusnya, Kamis (13/9).
ADVERTISEMENT
Sama halnya dengan buah labu. Mereka melihat tak banyak ragam olahan dengan bahan dasar labu, yang kebanyakan hanya dijadikan masakan sayuran hingga membosankan. Padahal, labu memiliki kandungan nutrisi yang baik bagi tubuh.
Mereka pun mencoba untuk mengawinkan kopi dan labu dalam sebuah selai. Carolina mengatakan, percobaan mereka membutuhkan waktu panjang. Mereka juga menghadapi trial and error saat mengukur formula yang paling pas, menakar kopi dan labu harus seimbang agar cita rasanya tidak terlalu getir.
"Penelitian ini kami lakukan selama setahun. Karena kami juga harus menguji secara laboratorium kandungan selai yang dibuat," ujar Carolina.
Masing-masing juga mencoba dengan jenis labu yang berbeda-beda; Jane menggunakan labu siam, Carolina menggunakan labu air, Alvina menggunakan labu kuning, serta Lovina menggunakan labu kabocha.
ADVERTISEMENT
Pengolahannya juga relatif mudah dan menggunakan alat sederhana yang biasa ada di rumah. Waktu pembuatan selai kombinasi ini hanya membutuhkan waktu 30 menit.
Cara pembuatan dimulai dengan memilih buah labu yang tepat, kemudian dicuci dengan air mengalir hingga bersih. Setelah itu, labu dipotong menjadi ukuran yang kecil agar memudahkan proses pengukusan. Potongan labu lalu dikukus selama kurang lebih 15 menit hingga lunak.
Langkah berikutnya adalah menghaluskan labu yang sudah lunak, kemudian dicampur dengan bahan-bahan lain terutama kopi. Semua bahan diaduk di atas kompor selama 10 menit hingga mengental. Terakhir, selai kopi labu dikemas dalam toples kecil.
"Semua labu yang kami gunakan tumbuh lokal di Indonesia, sedangkan untuk kopi yang kami gunakan adalah kopi lokal jenis robusta dalam bentuk bubuk instan maupun kopi bubuk biasa," ungkap Jane
ADVERTISEMENT
Lovina mengungkapkan, menggabungkan kopi dan labu memerlukan teknik tersendiri sampai mendapat selai yang diinginkan. Mulai dari bahan baku labu yang dipilih hingga bahan campurannya, bahkan rasa yang dihasilkan juga akan berbeda-beda.
"Karakteristik masing-masing labu berbeda, baik dari segi ketinggian kadar air maupun keasaman. Untuk rasa yang dihasilkan dari keempat selai ada manis, segar, creamy dan ada yang kuat rasa kopinya. Setiap panelis yang mencoba semuanya punya kesukaan tersendiri," tutur Lovina.
Selai Kopi Labu ciptaan mereka tak hanya mengandung kafein, tetapi juga tinggi nilai gizinya karena labu kaya akan vitamin A, karbohidrat dan lainnya. "Vitaminnya cukup banyak. Kalau kafein tidak terlalu banyak hanya meninggalkan rasa kopinya," lanjutnya.
Produk selai itu kemudan diberi nama Konvyt, yang berasal dari bahasa Ethiopia artinya kopi. Selai ini dijamin menyehatkan karena menggunakan bahan alami, kaya serat dan vitamin serta tak mengandung bahan kimia pengawet.
"Selai dapat bertahan selama dua bulan jika disimpan di lemari pendingin dan sekitar seminggu di suhu ruangan (normal)," ucap Carolina.
ADVERTISEMENT
Produk Konvyt memiliki empat varian rasa, yakni bold, fresh, creamy dan sweet. Keempatnya memiliki karakteristik yang berbeda, mulai pahit tebal, agak manis, manis, dan segar.
“Kami ingin agar Konvyt suatu saat dapat diproduksi massal agar bisa dinikmati masyarakat luas. Tapi masih harus diteliti lebih lanjut termasuk mengurus paten," tutup Carolina.