Makan Junk Food Bikin Kamu Ketagihan, Ini Dia Alasannya

10 Desember 2017 7:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi makanan cepat saji (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makanan cepat saji (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Junk food alias makanan cepat saji hampir tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat perkotaan. Ketika hangout atau bertemu dengan teman, seringkali restoran cepat saji menjadi tempat berkumpul. Selain ramah di kantong, makanan yang disajikan sangat mengundang selera.
ADVERTISEMENT
Padahal junk food menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya jumlah penderita obesitas. Selain itu, kandungan perasa yang banyak dapat menyebabkan serangkaian penyakit yang dapat membahayakan kesehatan.
Junk food sendiri adalah istilah yang digunakan untuk menyebut makanan tidak sehat yang rendah akan kandungan gizi namun tinggi kalori dan lemak. Umumnya junk food diolah dengan cara digoreng menggunakan minyak yang banyak.
Ilustrasi makanan cepat saji. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makanan cepat saji. (Foto: Thinkstock)
Junk food tidak hanya makanan yang dijual di restoran cepat saji. Semua makanan yang mengandung sedikit gizi dan banyak kalori dapat disebut junk food. Termasuk keripik yang sering dijadikan camilan ketika menonton film atau sekadar berkumpul sembari bercengkrama.
Walaupun begitu, tidak membuat peminat junk food berkurang. Restoran yang menyajikan makanan cepat saji malah semakin menjamur. Apalagi junk food dinilai lebih praktis dimakan ketika tidak punya banyak waktu.
ADVERTISEMENT
Kenapa junk food sangat digemari oleh banyak orang? Ternyata ada sebuah penjelasan ilmiah mengapa junk food membuat orang ketagihan.
Keripik dan makanan ringan yang banyak dijual seringkali mengandung perasa makanan yang membuatnya semakin lezat. Rasa gurih dan asin dari makanan ringan tersebut kadang membuat orang yang menyantapnya enggan untuk berhenti sebelum benar-benar habis.
Jangan makan fast food. (Foto: thinkstockphotos)
zoom-in-whitePerbesar
Jangan makan fast food. (Foto: thinkstockphotos)
Dilansir dari Huffington Post. penulis buku 'Sugar, Fat, Salt', Michael Moss, mengatakan bahwa yang menyebabkan rasa junk food lezat terletak pada penambahan gula dan garam sebagai bumbu utama perasa makanan.
Rasa asin menyebabkan sensasi yang disebut "Ledakan rasa". Sensasi rasa asin yang meledak di mulut larut dengan bantuan air liur yang kemudian mengirimkan sinyal ke pusat otak yang menyebabkan rasa senang.
ADVERTISEMENT
Selain itu, biasanya junk food dibuat dengan tekstur yang sangat renyah dan ringan hingga mudah untuk menyatu di dalam mulut. Hal tersebut memanipulasi otak untuk membuat kita tidak mudah kenyang jika menyantap makanan ringan sehingga kita akan terus memakannya sampai tak tersisa.
Sejalan dengan garam, gula dalam jumlah banyak juga berpengaruh terhadap banyaknya kita menyantap junk food.
Kentang goreng. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kentang goreng. (Foto: Thinkstock)
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Connecticut membuktikan bahwa menyantap makanan manis seperti Oreo akan mengaktifkan lebih banyak neuron di otak yang mempengaruhi rasa kesenangan. Lebih banyak dibanding ketika mengkonsumsi kokain atau heroin.
Peneliti juga mengatakan bahwa manusia secara natural akan tertarik dengan makanan manis yang mengandung gula yang tinggi. Karena otak membutuhkan gula untuk bekerja dan sumber gula biasanya terdapat pada makanan tinggi karbohidrat yang juga ada pada junk food.
ADVERTISEMENT
Kombinasi rasa manis dan asin pada junk food otomatis akan membuat junk food yang kaya bumbu perasa semakin susah untuk ditolak. Kedua rasa tersebut juga berfungsi untuk menyembunyikan rasa yang kurang sedap dari makanan.
Apakah kamu termasuk orang yang gemar mengonsumsinya?