Menciptakan Potret Makanan Menggiurkan Lewat Food Photography

10 Maret 2019 18:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Workshop Food Photography oleh Dr. Projects. Foto: Safira Maharani/ kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Workshop Food Photography oleh Dr. Projects. Foto: Safira Maharani/ kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dari waktu ke waktu, makanan semakin berevolusi. Tak sekadar sebagai pengisi perut saja, makanan kini telah menjadi objek seni yang kerap diabadikan lewat potret foto.
ADVERTISEMENT
Di media sosial Instagram, misalnya, makin banyak pengguna yang mengunggah foto hidangan-hidangan lezat yang tengah disantapnya. Bisa dibilang, foto makanan semakin mendominasi jagat dunia maya.
Untuk menghasilkan potret hidangan yang menggiurkan dan menggugah selera, tentunya tak bisa asal jepret. Diperlukan teknik tertentu saat mengambil gambar food photography ini.
Menurut penjelasan Brian Sumito —salah satu food photographer ternama— dibutuhkan komposisi yang pas serta eksplorasi angle dan mood foto saat hendak menjepret makanan.
Workshop Food Photography oleh Dr. Projects. Foto: Safira Maharani/ kumparan
Dalam workshop Food and Styling Photography yang diadakan oleh Dr. Projects pada Sabtu (9/3) di Lumine Cafe, Plaza Indonesia, Brian membagikan beberapa teknik krusial untuk menstimulasi mata orang melalui makanan. Bahkan, tak hanya mendapat berbagai teori seputar food photography, 35 peserta yang mengikuti workshop juga berkesempatan untuk praktik langsung di bawah arahan Brian.
ADVERTISEMENT
Dalam penjelasannya, sang fotografer makanan itu menganjurkan untuk fokus ke satu objek dan memilih properti tambahan yang sesuai saat memotret makanan. Pemilihan properti tak bisa hanya estetik saja, tapi juga harus nyambung. Sama halnya dengan background foto, usahakan sesuai dengan makanan yang kita potret.
“Misalnya, kalau memesan makanan yang bercita rasa asin, background-nya ya harus yang cocok, seperti garam dan merica. Jangan sampai kita pesan pizza tapi background-nya malah sugar cube,” jelas Brian pada para peserta workshop.
Workshop Food Photography oleh Dr. Projects. Foto: Safira Maharani/ kumparan
Tak kalah penting, kita juga harus memadukan komposisi warna yang pas. Entah menggunakan berbagai kombinasi warna, memakai paduan warna monokrom, atau menyamakannya dalam satu warna.
“Gunakan tone warna yang kombinasinya cocok. Kalau untuk di-posting di media sosial, sesuaikan dengan mood feed. Bahkan kalau perlu, saat berkunjung ke restoran kita bawa properti sendiri untuk membuat makanan lebih terlihat menarik,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Faktor pencahayaan atau lighting juga berpengaruh terhadap hasil foto. Menurut Brian, spot terbaik untuk mengambil foto makanan adalah di samping jendela, karena akan mendapat cahaya alami dari matahari.
Workshop Food Photography oleh Dr. Projects. Foto: Safira Maharani/ kumparan
Dan tentu saja, teori tak akan bisa membuat kita langsung piawai tanpa adanya praktik. Jam terbang serta pengalaman akan membuat pengetahuan dan eksplorasi kita makin luas, hingga bisa menghasilkan foto nan menggugah.
“Harus fokus sama makanan, jadi nanti kita paham dan fasih sendiri. Tekun dan sering mencoba. Kalau sudah jago baru explore ke foto-foto makanan lainnya, seperti foto komersil,” pungkas Brian.