Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Mengungkap Alasan Makanan di Pesawat Terasa Hambar
7 September 2018 17:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Bagi kamu yang sering bepergian menggunakan moda transportasi udara, pasti sudah sering menyantap sajian yang disediakan di pesawat . Terutama untuk penerbangan jarak jauh, tak jarang pihak maskapai penerbangan menyediakan menu santap makan bagi para penumpangnya.
ADVERTISEMENT
Namun, seringkali makanan yang kita santap di pesawat bercita rasa kurang menggugah selera, bahkan terasa hambar. Padahal, setelah menempuh perjalanan jauh, tentu perut akan terasa lapar dan ingin menyantap sajian yang nikmat, bukan?
Ternyata hal tersebut bukan sepenuhnya kesalahan juru masak atau maskapai penerbangan, lho. Dilansir Travel and Leisure, saat berada di ketinggian, kelembapan udara di dalam kabin pesawat akan berkurang hingga di bawah 12 persen.
Bahkan, ternyata kelembapan di dalam pesawat jauh lebih rendah dibandingkan gurun sekalipun. Dan saat berada di lingkungan yang kering, tubuh manusia akan bereaksi sehingga mempengaruhi panca indera, terutama pada indera pengecap atau perasa.
"Itu memang salah satu yang terjadi di dalam tubuh kita apabila terbang di atas ketinggian 38 ribu kaki. Dalam ketinggian tertentu, tubuh manusia metabolismenya berkurang. Itu mempengaruhi sensoris seseorang, terutama pendengaran dan rasa yang memiliki perbedaan. Makanya, apapun yang kita nikmati di atas pesawat akan jauh lebih hambar daripada makanan yang kita nikmati di bawah," ujar Priyana Julian Hafid, Chef sekaligus Production Manager Aerofood ACS Denpasar saat ditemui kumparanFOOD di Bandara Ngurah Rai, Bali, beberapa waktu lalu.
Selain kelembapan, atmosfer dan tekanan udara yang rendah di dalam kabin pesawat juga menjadi penyebab utama berkurangnya kemampuan indera pengecap hingga 30 persen. Di antara lima indera pengecap yang dapat dirasakan oleh lidah manusia, rasa manis dan asinlah yang mengalami dampak terbesar. Ditambah proses vacuum untuk menghilangkan udara di dalam makanan agar lebih awet dan tidak mudah rusak, tak mengherankan bahwa aneka sajian yang terlihat lezat dan kaya rasa pun akan hambar saat disantap di dalam pesawat.
ADVERTISEMENT
Untuk menyiasati rasa hambar dan tawar pada sajian pesawat, ada beberapa trik yang sering dilakukan para chef maskapai penerbangan agar cita rasa makanan lebih terasa meski disantap di tengah penerbangan. Salah satunya dengan cara menambahkan lebih banyak bumbu kedalam masakan, terutama penambah rasa asin dan manis, yang berfungsi memberi rangsangan rasa pada bagian lidah yang peka terhadap rasa tersebut.
"Makanya, untuk makanan yang kita serve di atas pesawat, kita melebihi kadar rasa, kadar garam itu melebihi sekitar 5 persen dari yang biasa kita konsumsi. Dimana 5 persen itu sendiri terjadi pada lidah belakang, jadi lidah belakang itu sebagai dasar acuan kita," tambah Chef yang akrab disapa Hafid tersebut.
ADVERTISEMENT
Tak hanya menambah kadar rasa asin dan manis kedalam sajian, beberapa chef juga kerap menambahkan penambah rasa lain yang dapat meningkatkan cita rasa umami seperti rumput laut, atau rempah-rempah mulai dari bubuk kari, kapulaga, hingga serai. Rasa umami yang memberi kesan gurih dipercaya akan meningkatkan cita rasa masakan yang biasa disajikan saat penerbangan.