Mitos 'Belum Lima Menit': Amankah Menyantap Makanan yang Sudah Jatuh?

22 Juli 2018 12:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi permen jatuh (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi permen jatuh (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Merasa familiar dengan istilah 'belum lima menit' yang sering dilontarkan saat sebuah makanan jatuh ke lantai? Biasanya, kata-kata itu diucapkan sembari mengambil kembali makanan tersebut dan menyantapnya. Sungguh sebuah alibi yang klasik.
ADVERTISEMENT
Ya, banyak yang menganggap bahwa kurun waktu tersebut merupakan batas terkontaminasinya makanan. Sebelum mencapai batas waktu tersebut, makanan yang jatuh sekalipun dirasa masih sah-sah saja untuk disantap.
Bila di Indonesia mematok waktu selama lima menit, di luar negeri, tepatnya Amerika Serikat, mereka juga memiliki istilah yang serupa. Hanya saja, patokan waktu yang dianut lebih singkat, yakni selama lima detik.
Ilustrasi roti jatuh (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi roti jatuh (Foto: Thinkstock)
Lantas, apakah mitos 'belum lima menit' tersebut memang benar?
Dilansir The Conversation, sebuah penelitian di Universitas Illinois mencoba mengungkap apakah istilah tersebut benar adanya. Dalam penelitian yang dilakukan, para peneliti menanamkan bakteri di sebuah lantai dan meletakkan makanan di atasnya selama beberapa kali.
Hasilnya, ditemukan bahwa bakteri yang ada di lantai berpindah ke makanan dalam waktu selama lima detik. Namun, tidak disebutkan berapa jumlah bakteri yang bermigrasi dalam kurun waktu tersebut.
ADVERTISEMENT
Penelitian lain juga dilakukan pada tahun 2007 oleh Universitas Clemson. Dengan menggunakan metode serupa, mereka juga menemukan fakta lain bahwa jumlah bakteri yang 'pindah tempat' tidak bergantung pada berapa lama makanan tersebut diletakkan.
Justru, yang perlu diperhatikan adalah seberapa banyak jumlah bakteri yang ada pada lantai tersebut. Semakin kotor lantai, tentunya akan semakin banyak bakteri yang bertebaran di permukaannya.
Selain itu, permukaan tempat jatuhnya makanan juga memberikan dampak yang berbeda-beda. Di karpet, misalnya, proses kontaminasi bakteri yang terjadi jauh lebih kecil ketimbang di permukaan lantai atau kayu. Kira-kira, hanya sebanyak 1 persen dari bakteri di karpet yang bermigrasi ke makanan.
Ilustrasi makanan jatuh (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makanan jatuh (Foto: Thinkstock)
Jadi, bolehkah kita menyantap kembali makanan yang jatuh ke lantai, asalkan belum lima detik?
ADVERTISEMENT
Sejatinya, jenis bakteri yang 'merasuk' ke dalam makanan kita berbeda-beda. Salah satu jenis yang berbahaya adalah E. Coli, yang bahkan dapat menyebabkan kematian.
Untungnya, bakteri mematikan ini sangat jarang ada di permukaan lantai. Tak hanya itu, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tingkat kebersihan dari lantai juga sangat mempengaruhi.
Bisa saja, kamu masih merasa baik-baik saja dan tidak keracunan saat menyantap makanan yang sudah 'terguling' di permukaan lantai. Namun, perlu diingat, meski tergolong sangat langka, risiko mengalami keracunan juga dapat terjadi, karena adanya mikroorganisme atau serangga yang bisa saja menempel pada makanan tersebut.
Ilustrasi kue jatuh (Foto: flickr/ Sharon Sperry Bloom)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kue jatuh (Foto: flickr/ Sharon Sperry Bloom)
Sebelum terburu-buru menyantapnya, ada baiknya bila kamu memastikan keduanya--baik permukaan lantai maupun makanannya--masih tetap bersih dan aman untuk disantap.
ADVERTISEMENT
Dan, agaknya kita juga harus mengganti 'belum lima menit' menjadi 'belum lima detik' sebagai patokan waktu yang baru.
Bagaimana menurutmu?