Pemanis Alami Belum Tentu Lebih Sehat dari Gula Putih

17 April 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sirup madu. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sirup madu. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sama seperti garam, asupan gula berlebih kerap dikaitkan dengan masalah kesehatan. Gula putih yang dijual di pasaran juga kerap mendapat predikat buruk. Banyak orang percaya bahwa jenis gula ini kurang baik untuk dikonsumsi. Bisa membuat gula darah melonjak.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, produk pemanis alami banyak bermunculan. Misalnya saja madu, sirup agave, dan ekstrak tanaman seperti stevia. Produk-produk ini diklaim lebih sehat dibanding gula pasir refinasi.
Benarkah demikian?
Ternyata, baik gula refinasi maupun gula mentah (yang tak melalui pemrosesan) punya efek yang sama bagi tubuh. Jika gula pasir refinasi diproses pankreas, gula mentah diproses hati.
Walau komponen kimianya berbeda, reaksi tubuh kita saat mengkonsumsi pemanis alami atau sesendok gula putih tak ada bedanya. Pemanis alami juga bisa membuat gula darah meningkat. Bisa juga memicu hati memproduksi glukosa.
Tingkat glukosa yang tinggi nantinya bisa menambah lemak pada tubuh. Selain itu, dilansir The Telegraph, gula alami juga bisa membuat selera kita berubah. Alasannya karena banyak produk pemanis alami yang sebenarnya lebih manis dari gula.
ADVERTISEMENT
Rasa yang lebih manis diterapkan karena adanya anggapan bahwa jumlah konsumsi para pembeli akan lebih sedikit.
Produk madu yang dijual dalam kemasan, misalnya. Telah melalui beberapa kali pemrosesan. Produk ini hanya mengandung dua persen madu asli.
Sama halnya seperti sirup agave yang kerap digunakan sebagai pengganti gula. Pemanis ini dibuat dari nektar tanaman Meksiko. Nektar tersebut disaring, dipanaskan, dan diproses hingga teksturnya kental.
Meski indeks glikemiknya rendah (19), tapi agave mengandung glukosa sebesar 90 persen. Mengkonsumsinya tak akan memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. Bahkan, kalorinya cenderung tinggi, 60 per sendok makan.
Jadi, sebelum mengganti gula dengan produk pemanis lain, cek terlebih dahulu label informasinya. Pastikan bila komposisinya memang benar-benar lebih sehat dibanding gula pasir refinasi.
Gula Rafinasi di Pasar Induk Kramat Jati, Jumat (31/8/18) Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Selain itu, batasi pula konsumsi gula harian. Sesehat apapun, makanan manis tetap tak boleh dikonsumsi secara berlebih.
ADVERTISEMENT