Pro dan Kontra Kebiasaan Beberes Setelah Makan

17 Januari 2019 13:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
bekas makanan (Foto: Shutter Stocks)
zoom-in-whitePerbesar
bekas makanan (Foto: Shutter Stocks)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberes setelah makan? Itu kegiatan yang sehari-hari banget. Setiap kali selesai makan di rumah, secara otomatis kita mungkin langsung membereskannya. Tapi saat makan di luar rumah, belum tentu kebiasaan ini kita lakukan juga.
ADVERTISEMENT
Ya, beda orang tentu beda pertimbangan dalam bersikap. Enggak heran ketika salah satu restoran cepat saji, Kentucky Fried Chicken, menyerukan budaya beberes setelah makan ditanggapi beragam oleh banyak orang.
Di Twitter @kumparan, hal ini juga jadi bahasan. Sudah pasti ada yang pro dan yang kontra. Simak yuk berbagai pendapat pro dan yang kontra tentang beberes setelah makan.
Pendapat Kontra
bekas makanan (Foto: Shutter Stocks)
zoom-in-whitePerbesar
bekas makanan (Foto: Shutter Stocks)
Pengguna Twitter, N, berpendapat dia termasuk tidak setuju jika harus beberes setelah makan. Alasannya jika pelanggan yang membereskan semuanya, maka kelak restoran tidak lagi mempekerjakan karyawan, sehingga penyerapan tenaga kerja semakin sedikit.
AK juga menyebut dirinya bukan termasuk yang membereskan meja seusai makan. Ini karena dirinya makan di restoran cepat saji bersama cucu-cucunya, sehingga setelah makan dirinya menjaga cucunya bermain di playground.
ADVERTISEMENT
"Jadi urusan beres-beres tidak ikutan, silakan staf KFC yang beres-beres. KFC harus bertanggung jawab terhadap segala sesuatu di area bisnis dia, bentuk pelayanan kepada masyarakat," terangnya.
bekas makanan (Foto: Shutter Stocks)
zoom-in-whitePerbesar
bekas makanan (Foto: Shutter Stocks)
Ada juga M yang setuju untuk beberes seusai makan, namun dirinya mengaku terkadang malas melakukannya. Alhasil yang dia buang ke tempat sampah hanya gelas sekali pakai yang telah digunakan.
Pendapat dengan nada tidak setuju lainnya datang dari MM. "Tim tidak setuju beberes. Karena niat makan di luar sih biar nggak ribet beberes meja, baik di resto cepat saji maupun di warteg atau rumah makan," ucapnya.
bekas makanan (Foto: Shutter Stocks)
zoom-in-whitePerbesar
bekas makanan (Foto: Shutter Stocks)
Pengguna Twitter dengan inisial DJP juga tidak setuju dengan seruan beberes usai makan. Alasannya, makan di restoran itu mahal. Nah, harga mahal itu pasti sudah memasukkan semua hal, termasuk layanan beberes sisa makanan.
ADVERTISEMENT
NA juga tidak setuju. "Mereka bilangnya budaya beberes, padahal strategi buat ngurangin biaya karyawan," ujarnya.
Pendapat yang Pro
bekas makanan (Foto: Shutter Stocks)
zoom-in-whitePerbesar
bekas makanan (Foto: Shutter Stocks)
Sekarang simak yuk, pendapat yang pro dengan seruan beberes seusai makan. SP di kolom komentar Twitter @kumparan adalah tim yang setuju beberes setelah makan. Baginya, orang-orang yang berpikir nggak perlu beres-beres itulah yang bikin kebiasaan membuang sampah sembarangan di tempat wisata.
"Buat apa buang sampah di tempat sampah, kan nanti ada yang beresin, kan kita sudah bayar parkir sama tiket masuk wisatanya," tulis SP menirukan ucapan orang yang sering buang sampah sembarangan di tempat wisata.
A juga setuju untuk membereskan meja setelah makan. Menurut dia, di beberapa restoran, apalagi restoran cepat saji, terdapat tempat untuk menaruh nampan yang telah digunakan. Selain itu juga ada tempat sampah di sekitar meja pengunjung. "Kalau nggak tahu tempat sampah dan naruh bakinya, seenggaknya beresin dan rapihin," tuturnya.
bekas makanan (Foto: Shutter Stocks)
zoom-in-whitePerbesar
bekas makanan (Foto: Shutter Stocks)
HYS juga setuju untuk beberes setelah makan. Tapi kata dia, seharusnya budaya ini dibarengi dengan pemberian fasilitas untuk pembuangan atau penyimpanan, selain itu pelayanan dan kenyamanan juga harus sesuai.
ADVERTISEMENT
AD pun setuju. Selain segera beberes, AD juga menyarankan untuk tidak berlama-lama menggunakan wifi gratisan serta ngerumpi sambil geser meja. "Kadang-kadang kasihan tamu lain yang mau makan di sana," ujarnya.
bekas makanan (Foto: Shutter Stocks)
zoom-in-whitePerbesar
bekas makanan (Foto: Shutter Stocks)
Tim setuju lainnya, AZ, mengatakan jika tidak bisa menyimpan nampan atau buang sampah bekas makan, maka setidaknya menumpuk sisa makanan dan sampah lainnya di nampan.
"Beresin sendiri, ya namanya resto fast food. Selain makanannya yang cepat saji, tempat duduk juga seharusnya selalu siap dipakai sama pengunjung lain, enggak perlu nunggu dibersihin petugas," timpal T.
Kata KFC si Penggagas Seruan Beberes Setelah Makan
bekas makanan (Foto: Facebook KFC)
zoom-in-whitePerbesar
bekas makanan (Foto: Facebook KFC)
Hendra Yuniarto, GM Marketing PT Fast Food Indonesia, Tbk, kepada kumparanFOOD menjelaskan latar belakang seruan budaya beberes setelah makan. Hal ini karena kepedulian pada kelestarian lingkungan yang dimulai dari pemilahan sampah. Dengan langsung membereskan dan membuang sampahnya, maka harapannya orang-orang akan terbiasa memilah-milah jenis sampah.
ADVERTISEMENT
Tujuan kampanye ini, tegas Hendra, bukan meminta para konsumen untuk membereskan sendiri sisa makanannya, melainkan ajakan memilah sampah untuk menjaga kelestarian lingkungan. "Juga agar konsumen mampu mengaplikasikannya sendiri di rumah," imbuhnya.
bekas makanan (Foto: Shutter Stocks)
zoom-in-whitePerbesar
bekas makanan (Foto: Shutter Stocks)
Lalu bagaimana merespons pendapat yang kontra dengan seruan ini? "Kembali ke tujuan awal KFC Indonesia, yaitu untuk mengedukasi konsumen agar mereka juga mampu memilah sampah sendiri, di mana hal ini diharapkan tidak hanya berlaku ketika konsumen makan di KFC Indonesia, tapi juga dapat diaplikasikan di tempat lain bahkan di rumah sendiri," tutur Hendra.
Nah, terkait beberes setelah makan ini, kumparanFOOD juga menggelar polling untuk mengetahui pendapat dari kamu semua. Yuk, berpartisipasi di polling tersebut di sini.