Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Review Makanan: Sumber Hidangan, Nostalgia Kue Klasik di Sudut Braga
14 Maret 2019 12:14 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:07 WIB
ADVERTISEMENT
Siang itu kawasan Braga, Bandung, diguyur hujan. Rintiknya hujan dan basahnya jalanan, tak mengurungkan kami untuk menelusuri salah satu jalanan ikonik di kota Bandung tersebut. Kali ini, review makanan kami cukup berbeda; bukan yang sedang nge-trend tapi justru tempat makan yang mungkin sudah sepi pengunjungnya.
ADVERTISEMENT
Sembari melihat-lihat sudut Braga dan hiruk pikuk kendaraan yang melintas, sebuah toko kue klasik yang berada di kanan jalan, bernama Sumber Hidangan pun terlihat.
Konon kabarnya, toko kue tersebut telah ada sejak zaman pemerintahan Kolonial Belanda. Itu juga yang menjadi alasan kami semangat untuk masuk dan mencicipi beragam hidangan klasik khas toko kue tersebut.
Nuansa klasik khas zaman pemerintahan Kolonial Belanda
Saat berdiri pada 1929, toko kue ini awalnya memiliki nama 'Het Snoephuis' yang berarti Rumah Manis. Sesuai namanya, Het Snoephuis menjual aneka camilan manis; seperti roti dan kue kering. Namun, seiring dengan berlakunya kebijakan nasionalisasi perusahaan nama asing paska kemerdekaan Indonesia, nama Het Snoephuis pun diubah menjadi Sumber Hidangan.
Saat masuk ke toko ini, kami disambut dengan nuasana jadul yang sangat kental. Lupakan Wi-Fi, colokan listrik, hingga sofa nyaman, sebab di sana kamu akan disuguhi interior bangunan khas gaya zaman Belanda. Seperti langit-langit yang didesain tinggi, deretan meja dan kursi kuno, mesin kasir, timbangan, hingga pola lantai yang bisa membuatmu teringat akan masa kecil dulu.
Oh iya, toko kue ini memiliki dua area; area pertama berjejer deretan etalase kue dan roti, sedangkan area kedua berjejer meja dan kursi yang bisa digunakan para pengunjung yang ingin makan langsung di sana.
ADVERTISEMENT
Kami pun memilih duduk-duduk santai sembari bernostalgia dengan suasana yang ada. Pelayan di sana sempat terheran-heran dengan kedatangan kami. Kepada temannya, ia melontarkan percakapan yang kira-kira seperti ini isinya:
"Jarang saya melihat anak muda mau nongkrong di tempat kayak gini," ucapnya dalam Bahasa Sunda.
Awalnya kami sempat bingung dengan maksud percakapan keduanya, namun selama dua jam keberadaan kami di sana, kami memang tidak melihat penampakan anak muda yang sekadar nongkrong atau menghabiskan waktu di toko kue klasik tersebut.
Roti dan kue dengan nama yang sulit dibaca
Tak hanya menjual aneka kue dan roti, Sumber Hidangan ternyata menjual aneka makanan; seperti nasi goreng hingga bistik.
Namun, menurut penuturan salah satu pramusaji kepada kami, sejak dua tahun lalu Sumber Hidangan tak lagi menjual makanan berat dan hanya menyuguhkan aneka roti dan kue dengan ciri khas tanpa menggunakan bahan pengawet.
Jujur, saat pertama kali melihat daftar menu, kami sempat terkejut dan bingung kira-kira ingin review makanan yang mana. Bukan karena harga, namun karena nama-nama roti dan kue yang dijajakan di sana tertulis dalam Bahasa Belanda, sehingga sulit dibaca dan dipahami oleh kami.
ADVERTISEMENT
Tak ingin membuang waktu, kami meminta bantuan pramusaji untuk menjelaskan menu yang mereka jual. Setelah itu, kami memilih suikerbol dan roti cokelat yang jadi andalan di sana. Untuk kue keringnya, kami memesan bokkepoot dan chocolade rotsjes yang dijual per ons.
Roti pertama yang kami cicipi adalah suikerbol. Roti ini sejatinya sejenis cinnamon roll atau roti gulung kayu manis.
Awalnya kami sempat ragu dengan roti ini; aroma kayu manisnya yang begitu kuat. Namun saat dicecap, aroma kayu manis itu langsung hilang, malah rasanya jadi seimbang. Teksturnya pun lembut, benar-benar sempurna!
Selanjutnya, kami mencicipi roti cokelat khas Sumber Hidangan. Sebenarnya tak ada yang istimewa, namun karena dibuat tanpa bahan pengawet roti ini memiliki tekstur lembut dan tidak mengembang.
ADVERTISEMENT
Nah, untuk kue keringnya kami benar-benar mengagumi bokkepoot yang mereka jual. Bokkepoot sendiri merupakan sejenis meringue yang dilapisi selai stroberi dan lelehan cokelat pada bagian pinggirnya. Teksturnya renyah dengan rasa manis yang sangat seimbang.
Tak hanya roti dan kue, Sumber Hidangan juga menjual aneka es krim homemade dan minuman dengan berbagai varian rasa. Pilihan kami jatuh kepada es krim black and white dan cokelat susu jadul khas Sumber Hidangan.
Disajikan dalam gelas jadul dan campuran susu dan bubuk cokelat, segelas minuman tersebut benar-benar menyegarkan dahaga. Sedangkan es krimnya, disajikan dalam mangkuk kecil dan terdiri dari dua scoop; vanilla dan cokelat. Rasanya manis dengan tekstur yang lembut, benar-benar bisa membuat kamu teringat akan masa kecil.
ADVERTISEMENT
Kue jadul dengan harga bersahabat
Aneka roti dan kue yang dijual di Sumber Hidangan dibanderol dengan harga yang bersahabat. Untuk jenis roti, dibanderol mulai dari Rp 5 hingga 14 ribu, sedangkan kue kering dijual mulai dari Rp 11 hingga 91 ribu per ons.
Kalau kamu tertarik mencicipi aneka es krim jadulnya, kamu harus menyiapkan uang sekitar Rp 11 hingga 30 ribu, dan aneka minuman yang rata-rata dibanderol Rp 9 ribu.
Itulah sekilas keistimewaan Sumber Hidangan. Bagi kamu yang ingin merasakan cita rasa kue klasik dan jadul khas zaman Kolonial Belanda, tak ada salahnya mengunjungi toko mereka dan membuktikan sendiri pengalamannya. Perlu dicatat, toko Sumber Hidangan tutup pada hari Minggu ya!
ADVERTISEMENT
*Sebelumnya, kami telah menelepon Sumber Hidangan untuk berbincang dengan pemiliknya. Namun, menurut pramusaji yang kami hubungi, sedari dulu pemilik tidak pernah mau diwawancara media mana pun.
Sumber Hidangan
Alamat: Jl. Braga No.20-22, Braga, Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40111.
Jam buka: Senin-Sabtu (09.30-15.30WIB)
Nomor telepon: (022) 4236638