Riset: Makan Bareng Bisa Bikin Akrab dan Picu Kenaikan Berat Badan

9 Agustus 2019 13:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi jamuan makan Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jamuan makan Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
"Makan bareng, yuk!"
Bisa jadi, kalimat ajakan ini yang sering kamu dengar menjelang waktu makan siang atau usai pulang kerja. Ya, kebiasaan bersantap bersama memang paling enak, bahkan saat makan bareng teman atau keluarga bisa membuat kita tambah nafsu makan. Setuju, kan?
ADVERTISEMENT
Memang hal itu benar adanya, lho tapi mungkin kamu tak menyadarinya. Bahkan fenomena ini sudah dibuktikan sejak tahun 1980-an oleh psikolog kesehatan John de Castro. Mengutip BBC, de Castro pernah mengumpulkan 500 buku harian yang mencatat makanan apa saja yang dimakan hingga bagaimana kebiasaan makan seseorang ketika di kantor.
Hasilnya, de Castro menemukan bahwa konsumsi es krim jadi 40 persen lebih banyak, sementara konsumsi pasta pun 10 persen jadi meningkat saat makan bersama di kantor daripada ketika makan sendirian. Kemudian, temuannya ini ia namakan dengan 'social facilitation.'
Sebuah studi di Cornell University juga mendukung temuan de Castro. Seperti dilansir dari Morning Future, bersantap bersama bisa jadi salah satu kunci kesuksesan tim kerja.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa makanan bisa bertindak sebagai perekat sosial; baik itu dengan tim kerja, teman, maupun keluarga.
com-Makan bareng teman di restoran Foto: Shutterstock
Kevin Kniffin, Profesor Ekonomi di Universitas Charles H. Dyson Cornell juga menemukan, dengan bersantap bersama bisa memicu adanya kolaborasi antar anggota tim kerja. Bahkan, ia juga menyebutkan, bahwa bersantap bersama bisa jadi waktu yang tepat untuk mengenal satu sama lain sehingga memperkuat hubungan antar anggota.
Bukan hanya kebiasaan bersantap bersama saja, dalam penelitian tahun 2006 terungkap bahwa semakin lama durasi makan, maka akan semakin banyak pula makanan yang masuk ke dalam perut. Jadi masuk akal, bukan? Ketika makan bareng teman, kita malah makin berlama-lama, dan bahkan tak segan untuk sampai ke tahap menyantap pencuci mulut.
ADVERTISEMENT
Makan bareng picu kenaikan berat badan
Lalu, apakah ada bahayanya terlalu sering bersantap bersama? Rupanya, terlalu sering bersantap bersama bisa jadi salah satu alasan mengapa mungkin berat badanmu akhir-akhir ini bertambah.
Soalnya, menurut Suzanne Higgs, profesor di bidang psikobiologi makan di University of Birmingham mengatakan, orang-orang cenderung memiliki preferensi perilaku makan yang mirip dengan lingkungannya. Dengan begitu, terkadang kita tak sadar sudah menyantap terlalu banyak makanan saat bersantap bersama.
Begitu pula, dengan anak-anak yang kerap mencontoh orang tuanya tak terkecuali ketika saat bersantap. Jadi bagi para orang tua, disarankan sebaiknya mencontohkan perilaku makan yang sehat dan bergizi di depan anak. Sehingga anak pun mengikuti kebiasaan baik orang tuanya.
Ilustrasi makan bareng keluarga Foto: dok.shutterstock
Sambil mencontohkan, sebaiknya orang tua juga bisa membiasakan makan bareng anak dan keluarga di rumah. Menurut Journal of Adolescent Health, remaja yang makan kurang dari tiga kali per minggu bersama keluarga, 3,5 kali lebih berisiko menyalahgunakan narkoba, 2,5 kali lebih ingin merokok, dan 1,5 kali lebih ingin meminum alkohol.
ADVERTISEMENT
Jadi, tak ada salahnya kembali mulai membiasakan makan bareng di rumah, untuk membentuk keharmonisan keluarga. Bukankah, harta yang paling berharga adalah keluarga?