Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Seiring dengan kesadaran akan gaya hidup sehat, kita semakin peduli dengan asupan sehari-hari. Ada yang mulai lebih sering makan sayur, mengurangi karbohidrat, bahkan benar-benar menghindari makanan tertentu.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang paling banyak digandrungi adalah gaya hidup vegetarian; atau malah benar-benar vegan. Banyak yang bilang menjadi vegetarian itu punya banyak manfaat untuk tubuh. Sebagian orang bahkan percaya vegetarian adalah alternatif diet paling ampuh.
Sayangnya, baru-baru ini ada sebuah penelitian yang mengungkap bahwa orang-orang yang diet vegetarian memiliki risiko stroke yang lebih tinggi. Walaupun mereka punya risiko lebih rendah terkena penyakit jantung.
Penelitian yang diterbitkan dalam British Medical Journal mengamati 48.000 orang selama 18 tahun. Hasilnya kasus penyakit jantung menurun sebanyak 10 kasus.
Di samping itu, peneliti menghitung potensi penyakit stroke dengan membaginya menjadi per 1.000 orang. Data mengungkap bahwa terdapat tiga kali lebih banyak penyakit stroke dari dibanding para pemakan daging.
ADVERTISEMENT
Namun, studi ini hanya meneliti soal makanan; bukan aspek lain dari gaya hidup mereka. Dr Frankie Philips dari British Dietetic Association mengungkap bahwa data ini telah dikumpulkan dari beberapa dekade lalu.
"Mungkin saja pola makan vegetarian yang khas saat ini terlihat sangat berbeda dengan pola makan vegetarian atau vegan sejak 20 atau 30 tahun yang lalu," ungkapnya. Ia juga menambahkan bahwa rangkaian makanan vegetarian dan vegan makin meningkat. Tentu hal ini jadi pertimbangan lain lagi.
Asupan yang kurang dari gaya hidup vegan atau vegetarian
Gaya hidup vegan atau vegetarian bukan hanya sekadar menghilangkan protein. Kita masih bisa dapat asupan protein nabati dari tempe misalnya. Kendati demikian, ada beberapa asupan yang kurang ketika kita memutuskan untuk beralih ke gaya hidup vegan atau vegetarian.
ADVERTISEMENT
Dilansir BBC, gaya hidup vegan perlu lebih banyak mengonsumsi B12. Pasalnya, mereka tidak mendapatkan B12 dari daging, susu, dan ikan. Padahal jenis vitamin ini dibutuhkan untuk darah sehat dan sistem saraf.
Kemudian, para penganut gaya hidup ini juga perlu memperhatikan asupan zat besi mereka. Zat besi agak sulit diserap dari makanan nabati.
Sebenarnya, banyak ahli gizi yang lebih menyarankan untuk menjalani pola makan seimbang dengan menu yang beragam. Selain untuk memenuhi gizi harian, menu yang beragam juga bikin kita terhindar dari berbagai penyakit.
Prof. Dr. Nuri Andarwulan, Direktur Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFEST) mengungkap bahwa aneka jenis pangan juga menghindarkan kita dari terjangkit berbagai penyakit.
“Asupan gizi harus seimbang yang didapat dari beragam jenis pangan. Ini bisa menjauhkan kita dari risiko makanan tertentu. Risiko itu datang dari peluang,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Prof. Nuri juga mengungkap bahwa tubuh kita mampu mentolerir racun yang rendah. Namun kalau kita makan satu jenis makanan terus menerus, peluang mendapat risiko bahan pangan jadi lebih tinggi.
“Tetap diupayakan keragaman. Jika hanya makan makanan tertentu maka peluang untuk mendapat risiko, misalnya dari asupan kontaminan (cemaran) dari pangan tersebut tinggi. Diet pun begitu, harus tetap mempertimbangkan keragaman dan keamanan pangan,” pungkasnya.