Sayuran dan Buah Buruk Rupa Jadi Penyumbang Terbesar Sampah Makanan

5 April 2019 9:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sayuran dengan tampilan buruk rupa Foto: flickr/ demivisage
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sayuran dengan tampilan buruk rupa Foto: flickr/ demivisage
ADVERTISEMENT
Setiap tahunnya, setidaknya ada 1,3 miliar ton sampah makanan yang terbuang di seluruh dunia. Hal yang membuat miris, mengingat jumlah sebanyak itu seharusnya dapat memberi makan tiga triliun orang, namun justru terbuang sia-sia di tempat sampah.
ADVERTISEMENT
Di antara milyaran sampah makanan tersebut, rupanya yang paling banyak dibuang adalah sayuran dan buah-buahan, khususnya yang punya tampilan jelek atau sudah layu. Setidaknya, produk alam 'buruk rupa' tersebut menyumbang sebesar 40 persen atas sampah sayuran dan buah-buahan yang terbuang pada tahun 2013.
Dilansir The Telegraph, sebuah laporan di tahun 2017 yang menyebutkan bahwa penjualan sayuran dan buah-buahan yang tampilannya tak menarik telah meningkat selama beberapa tahun terakhir seiring dengan kesadaran akan food waste.
Meski demikian, masih ada 25 persen apel, 20 persen bawang, dan 13 persen kentang yang ditanam di Inggris terbuang sia-sia hanya karena alasan penampilan.
Ya, tampilan tidak sempurna jadi alasan terbesar yang membuat sayuran dan buah itu dibuang. Mereka dibuang karena dianggap tak bisa memenuhi standar estetika. Misalnya, buah stroberi sering dibuang bila ukurannya tak sesuai dengan yang diinginkan oleh supermarket.
Ilustrasi buah-buahan dengan tampilan buruk rupa Foto: flickr/ demivisage
Laporan dari The National Farmers Union di tahun 2014 juga menyebutkan, bahwa sekitar 20 persen buah apel dibuang sia-sia, bahkan sebelum didistribusikan ke luar area pertanian hanya karena semburat warna merahnya tak sampai setengah kulitnya.
ADVERTISEMENT
Untungnya, pandangan terhadap sayuran dan buah-buahan yang tampilannya kurang sempurna telah banyak berubah. Beberapa supermarket kini banyak yang mengadakan kampanye untuk mempromosikan produk 'sayuran buruk rupa', dan menjual produk yang dianggap gagal secara estetika.
Karena bagaimanapun juga, meski tampilannya terbilang jelek, tapi sayuran dan buah-buahan tersebut masih bisa untuk dikonsumsi.