Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Ke Toraja. Jangan lupa mencoba kopinya. Meski kopi Toraja sudah mendunia, namun jumlah warung kopi yang ada di Toraja justru tak seberapa. Bisnis warung kopi di Toraja baru tampak geliatnya setelah muncul Warung Kopi KAA.
ADVERTISEMENT
Sang pemilik, Sulaiman Miting memulai usahanya pada 2014. Saat itu harga kopi di Toraja sedang turun drastis. "Cuma Rp 9 ribu per liternya. Padahal kalau dijual oleh tengkulak mencapai Rp 11 ribu,” tuturnya.
Ia pun ingin membuka peluang baru bagi para petani kopi. Supaya petani mendapat harga jual yang setimpal. Menambah value dengan cara membuka warung kopi.
Hanya saja, membuka warung kopi di Toraja tak mudah. Bahkan istri Sulaiman, pada awalnya juga tak sepakat. Mengapa? “Tiap rumah punya kopi. Di upacara adat ada kopi. Artinya Kopi di Toraja itu gratis,” kata Sulaiman.
Toh, Sulaiman bersikeras juga. Berdirilah Warung Kopi KAA Toraja. KAA menempati sebuah ruangan yang tak seberapa besar.
ADVERTISEMENT
Mirip ruang tamu sebuah rumah. Beberapa pernak-pernik tempo dulu menghiasi sudut-sudut ruangan. Terlihat pula belanga tanah liat yang jadi mesin roaster kopi.
Sulaiman memang mengandalkan metode tradisional untuk mengolah kopi. Ia bahkan menciptakan alat roasting sendiri yang terbuat dari belanga dan termometer.
Biji kopi di Warung Kopi KAA Toraja diambil dari daerah Awan dan Sapan. Keduanya memang primadona kopi Toraja. Selain itu, ada pula kopi dari daerah lain seperti Pulu-pulu dan Boruppu.
Kopi yang dijual ada dua jenis. Dalam bentuk biji atau bubuk. Tentu saja, proses pengolahan dan peracikan ditangani langsung oleh Sulaiman.
Salah satu kopi berjenis Awan Arabika. Penyajiannya sederhana, hanya dicampur air panas (tubruk). Saat disesap, rasa pahit langsung menyentuh ujung lidah. Setelahnya, justru rasa asam yang kemudian menyebar dan dominan. Sangat ringan.
ADVERTISEMENT
Untuk memastikan kualitas kopi yang dijual, Sulaiman selalu memantau kebun-kebun untuk bertemu petani. Apalagi, kopi yang ia jual berlabel organik. “Saya dan istri pergi ke kebun, bikin kriteria untuk beli kopi," jelas Sulaiman.
Nah, kalau ke Toraja, mampirlah ke Warung Kopi KAA. Sambil menyesap secangkir kopi, kita juga bisa mendengar dongeng perang kopi dari Sulaiman.