Aksi Gila Fans Fanatik K-Pop

6 Januari 2017 9:59 WIB
comment
15
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi sasaeng menunggu idola K-pop (Foto: Damir Sagolj/Reuters)
Perempuan itu mungkin sudah gila. Dia bagai tak merasakan nyeri pada bagian tubuhnya yang terluka. Lebih gila lagi, dia sendiri yang menyayat lengan dan lehernya hingga mengeluarkan tetesan merah darah segar.
ADVERTISEMENT
Tetesan darah itu, bersama sepucuk surat cinta, lantas ia unggah ke media sosial. Itu merupakan bukti cinta matinya.
Ilustrasi surat cinta dari sasaeng (Foto: Alessandro de Leo/Thinkstock)
Si perempuan “gila” yang mengiris lengan dan lehernya itu ialah seorang fans fanatik G-Dragon Big Bang, salah satu penyanyi papan atas Korea Selatan.
Perempuan itu sengaja berbuat gila dan nekat demi mendapat perhatian sang idola K-Pop-nya.
Pada waktu dan tempat berbeda, sejumlah fans Jungkook BTS kesal bukan main mendengar gosip idola mereka berpacaran. Mereka lantas melakukan aksi ekstrem: “mengukir” lengan mereka dengan silet –hanya untuk menunjukkan rasa tak senang mereka jika sang idola direbut perempuan lain.
Sungguh absurd.
Tapi aksi-aksi gila itu kerap terjadi, bahkan bukan hal aneh di Korea Selatan. Dalam budaya K-Pop, fans ekstremis semacam itu disebut “sasaeng.” Mereka banyak ditemukan. Istilah sasaeng berasal dari Bahasa Korea, yakni sa (pribadi) dan saeng (kehidupan). Artinya: orang yang suka mengganggu kehidupan pribadi.
ADVERTISEMENT
Sasaeng bukan cuma berulah di negara asal artis K-Pop. Mereka ada di berbagai negara. Meneror idola mereka dengan beragam cara.
Kadang, sasaeng tak hanya menyakiti diri sendiri, tapi juga melukai idola mereka. Tujuannya cuma satu: agar sang idola mengingat wajah mereka, meski dengan cara buruk.
Ilustrasi sasaeng 'stalking' para idola. (Foto: Public Domain Pictures/Pixabay)
Serangan fisik oleh sasaeng misalnya menimpa salah satu idola K-Pop, Yoochun JYJ. Pada 2012 saat ia hendak keluar dari salon, wajahnya mendadak ditempeleng salah satu sasaeng.
Yoochun sontak kaget. Rasa terkejut disusul nyeri yang merayap di pipi akibat menerima tamparan tanpa alasan.
Hingga kini Yoochun masih terus mengingat serangan itu, meski kejadiannya telah lewat beberapa tahun.
Sasaeng tak hanya bisa melancarkan serangan fisik, tapi juga meneror wilayah pribadi seperti rumah orang tua dan apartemen para selebriti Korea Selatan. Di lokasi-lokasi privat itu, sasaeng rela menunggu berjam-jam demi bertemu pujaan hati mereka, walau hanya sepintas.
ADVERTISEMENT
“Saya menunggu di depan rumah mereka (sang idola), tidur beralaskan koran. Saya rela menunggu 30 menit untuk bertemu idola meski hanya 3 detik. Itu 3 detik yang berharga dan membuat saya sangat senang,” kata seorang sasaeng berinisial K.
K, pada 2013, mengungkap cara kerja sasaeng pada acara televisi Korea, Cultwo’s Veranda Show. Dari cerita K, terlihat jelas benaknya, juga sasaeng-sasaeng lain, hanya diisi oleh sosok sang idola.
“Kalau saya pergi untuk makan saat menunggu di depan rumah mereka, saya bisa kehilangan kesempatan untuk bertemu mereka. Itulah kenapa saya selalu membawa kimbab (nasi kepal Korea),” ujar K.
“Awalnya saya memulai kebiasaan ini karena saya suka pada salah satu anggota grup, tapi kemudian saya jadi ketagihan,” lanjut K.
ADVERTISEMENT
Jelas sudah, ada efek adiktif yang nyata pada diri seorang sasaeng. Bak kafein.
Ilustrasi sasaeng K-pop menggangu idola. (Foto: Pexels/Pixabay)
Karakter sasaeng berikutnya, selain berani mati dan berani repot, ialah cerdik. Sasaeng ibarat wartawan militan yang memiliki kemampuan lihai dan trik licin untuk mendapatkan foto atau video eksklusif dari sang idola.
Contohnya, lagi-lagi, ada pada sasaeng yang menyasar Yoochun. Seorang sasaeng menaruh CCTV di parkiran apartemen Yoochun dan mengintai segala kegiatan penyanyi kelahiran 1986 itu dari CCTV tersebut.
Sebagian sasaeng bahkan punya modal cukup untuk menunjang aktivitasnya mematai-matai sang idola.
“Sasaeng, terutama mereka yang berasal dari China, punya banyak uang. Mereka bisa duduk di kursi penerbangan kelas bisnis bersama para idola, kemudian diam-diam mengambil foto sang idola dan mengunggahnya ke sosial media,” kata Diana J, seorang fans K-pop asal Korea Selatan yang dihubungi kumparan via KakaoTalk.
ADVERTISEMENT
Tapi, meski mengantongi banyak uang, para fans China itu tak punya banyak waktu untuk memuaskan keinginan mereka mengintai sang idola.
“Ini berbeda dengan sasaeng Korea yang punya waktu tapi kekurangan uang,” ujar Diana.
Ilustrasi sasaeng mengincar idola K-pop (Foto: NexTser/Thinkstock)
Berani menyakiti diri sendiri, rela merana menanti dan membuntuti sang idola, serta berlagak bak detektif dengan memasang CCTV untuk mengintai. Itulah ciri seorang sasaeng.
Tapi itu belum semua. Ada juga sasaeng yang hobi “balapan” dengan idolanya. Mereka mengejar kendaraan selebritas yang dipuja, berharap mendapat lambaian tangan atau selca (self camera/selfie) dari sang idola.
Jika sudah begini, manajer yang bertugas melindungi privasi para pesohor Korea akan memacu kecepatan kendaraan demi menghindari sasaeng.
Namun pada beberapa kasus, “balapan” atau kejar-kejaran tersebut kerap berakhir dengan kecelakaan lalu lintas. Ini misalnya menimpa Leeteuk dan Heechul Super Junior. Leeteuk dan Heechul mengalami kecelakaan beruntun yang melibatkan tujuh kendaraan lainnya saat dikejar Sasaeng dalam perjalanan ke bandara. Beruntung mereka selamat.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi sasaeng mengejar mobil idola (Foto: Handout/Reuters)
Sasaeng, ringkasnya, dapat disimpulkan sebagai biang kerok. Pembuat onar. Seorang ekstremis agresif. Obsesif kompulsif.
Mereka pandai berbuat gara-gara demi tampil menonjol dan berbeda di antara ribuan fans lain.
Tapi, apakah sasaeng betul-betul dianggap sebagai fans?
“Di Korea, sasaeng tidak dianggap bagian dari fans. Mereka adalah orang-orang yang terobsesi dan berani mencelakai idola mereka. Beberapa idola bahkan sering terlihat acuh dengan keberadaan mereka,” kata Diana.
Sasaeng, menurut Diana, kerap tidak konsisten. Mereka mengincar idola yang popularitasnya sedang naik daun saja.
“Banyak sasaeng berpindah-pindah, karena grup K-Pop punya ‘masa kejayaan’ masing-masing. Contohnya, sasaeng EXO yang mengalihkan target teror mereka pada grup lain seperti BTS atau NCT,” ujar Diana.
Boyband Korea Selatan EXO (Foto: Bobby Yip/Reuters)
Ulah sasaeng sudah tentu tak hanya mengganggu idola mereka, tapi juga masyarakat umum.
ADVERTISEMENT
Tak sedikit yang merasa risih. Sebab sasaeng tak peduli dengan kenyamanan bahkan keselamatan orang lain.
Mereka dan idola mereka. Hanya itu yang dipedulikan sasaeng.
Seorang mahasiswa Amerika Serikat yang studi di Korea Selatan, Monica, punya cerita soal itu.
“Saat saya berada di bandara, saya melihat ada seorang wanita berdiri sendirian. Dia sangat cantik, tapi perilakunya cukup aneh. Saat saya berjalan masuk ke dalam terminal bandara –kebetulan saya berjalan beriringan dengan idola yang sedang berada di bandara tersebut, saya menyapa mereka, namun tiba-tiba didorong paksa oleh wanita itu,” kata dia.
Monica melanjutkan, “Saya pikir wanita itu petugas keamanan. Saya baru tahu beberapa hari kemudian bahwa wanita itu adalah sasaeng yang ramai diperbincangkan fans.”
ADVERTISEMENT
Sasaeng tak henti ganggu idola. (Foto: Hoangsonftu2/Pixabay)
Aksi sasaeng bukannya terus-menerus didiamkan. Beberapa tahun terakhir, para idola yang biasa bungkam akhirnya buka suara. Mereka mengemukakan kekecewaan dan ketidaksukaan atas teror dari sasaeng.
Salah satu idola yang melontarkan kekesalannya antara lain Taecyeon 2PM. Ia bersuara lantang lewat akun Twitter-nya.
“Kalau kalian punya sesuatu yang disebut ‘sikap’, berhentilah menelepon dan mengirimkan pesan kepada saya. Apa yang kalian lakukan ini sudah mengganggu kehidupan pribadi. Saya tidak ingin mengganti nomor telepon hanya karena ulah kalian. Saya tidak akan menjawab (telepon) sama sekali,” tulis sang idola kelahiran 1988 itu.
Fans yang juga geram atas aksi sasaeng, membuat petisi agar pemerintah Korea mengambil tindakan tegas terhadap sasaeng. Charlotte Taing dari Melbourne, Australia, misalnya membuat petisi untuk pemerintah Korea Selatan agar mereka proaktif membantu mengatasi teror sasaeng.
ADVERTISEMENT
Tapi, petisi tersebut hanya mampu mengumpulkan 1.028 suara dari total 100 ribu dukungan yang harus didapat.
Idola K-pop Taecyeon 2PM. (Foto: Dok. JYP Entertainment)
Fanatisme berlebihan, di manapun, hanya akan menimbulkan kerugian. Sasaeng pun demikian. Mereka meninggalkan kenangan buruk bagi sang idola –yang hasil akhirnya justru menjauhkan mereka dengan idola mereka.
“Fans hanyalah fans. Fokus mereka seharusnya untuk mencintai dan mendukung idola mereka,” kata Monica.
Kamu setuju?
Ilustrasi penggemar musik K-Pop. (Foto: Unsplash/Pixabay)