Album Terbaru Slank Digarap di Lokananta
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Bimbim, di album terbarunya ini ada 10 lagu yang telah dibuat sejak bulan puasa tahun lalu. Namun, lantaran terbentur padatnya jadwal tur, proses produksi memang agak sedikit tersendat.
“Liburan sekolah tahun lalu, baru selesai lirik, belum bisa selesai juga, akhirnya Kaka punya ide harus dipaksa kita keluar dari Potlot ke Solo. Akhirnya datanglah kita ke Lokananta,” ucap Bimbim ketika ditemui di kawasan Jalan Potlot III, Jakarta Selatan, Jumat (1/3).
Bimbim mengaku, Slank memang bukan yang pertama untuk rekaman di tempat yang bersejarah dalam dunia permusikan Tanah Air itu. Namun, dia berharap setelah Slank melakukan rekaman di sana, gedung tersebut bisa kembali diperhatikan.
“Biar banyak yang nengok, akhirnya direnovasi. Fungsi Lokananta sebagai pabrik vinyl dikembalikan lagi. Asalnya gara-gara Slank ke sana banyak yang dateng direkturnya, Pemkotnya, akhirnya semua punya semangat membangkitkan lagi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Bimbim menegaskan bahwa secara musikalitas, album terbaru mereka akan lebih bernuansa art rock. Sehingga, Slank tak akan berusaha melakukan digitalisasi dalam nuansa musiknya tersebut.
“Cuma sistem distribusinya, jualan, promonya yang digital dengan harapan memperkecil dunia. Akhirnya, Slankers di dunia tingal di depan hape bisa beli rilisan fisik Slank,” tukasnya.
Lebih lanjut, Bimbim menuturkan bahwa Slank juga akan merilis album dalam bentuk box set. Hal tersebut rupanya juga sudah menjadi keinginan Slank sejak lama.
“Baru kesempatan sekarang karena kita enggak tahu. Boleh dibilang kita baru melek digital, baru mempergunakan itu untuk menjadi kekuatan distribusi Slank,” jelas Bimbim.
Sementara itu, Ridho sang gitaris mengaku bahwa menjalani proses rekaman di Lokananta memberikan pengalaman tersendiri baginya. Apalagi, Lokananta memang merupakan tempat yang bersejarah bagi perkembangan musik di Tanah Air.
“Experience saja, kita kan selama ini pernah di mana saja, di Amerika pernah, di Potlot sudah, dan untuk nyari tempat yang bersejarah ya, di Lokananta itu, keren, sound-nya entar lo denger saja,” ungkap Ridho dalam kesempatan yang sama.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dirinya mengaku percaya diri untuk tetap membuat rilisan fisik. Katanya sampai saat ini masih banyak orang yang mencari rilisan fisik sebagai item koleksi.
“Karena gue yakin masih banyak yang ingin fisik, entah CD, piringan hitam, atau kaset,” pungkasnya.