Cerita Chacha Frederica Soal Perjalanannya ke Palestina

31 Mei 2018 11:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chacha Frederica  (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Chacha Frederica (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perjalanan spiritual dibutuhkan oleh setiap umat beragama agar bisa lebih mendekatkan diri dengan Tuhan. Apalagi untuk Chacha Frederica yang memiliki keinginan besar dalam mempelajari ilmu agama.
ADVERTISEMENT
Tiga tahun lalu, Chacha melaksanakan ibadah umrah di Arab Saudi. Selain itu, dia juga menyempatkan diri untuk berkunjung ke Palestina. Palestina termasuk ke dalam salah satu negara yang memiliki tempat bersejarah dalam Islam.
Saat berada di sana, Chacha mendapatkan banyak pengalaman yang tak dapat dilupakannya. Ceritanya itu dibahas saat ia berbincang dengan kumparan yang dipandu oleh Ustaz Erick Yusuf.
“Saking aku pengin tahu tentang sejarah dan segala macam, aku juga pengin ke Yerusalem, ke Bethlehem, tempat lahirnya Isa Al-Masih, terus aku datang ke Al-Quds, ke masjid Al-Aqsa, ke masjid Dome of the Rock, ke Madinah,” ucap Chacha saat ditemui di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Saat melakukan kunjungan ke sana, bintang film ‘Jomblo’ itu juga bertemu dengan warga Palestina dan melakukan interaksi. Ketika mengetahui bahwa Chacha berasal dari Indonesia, mereka pun merasa sangat bahagia.
ADVERTISEMENT
“Kalau ketemu sama orang Palestina asli, kayak dia nanya 'where are you come from?' 'Indonesia' dia pegang tangan saya, 'thank you for coming' dan dia nangis. Jadi kita datang ke sana saja, itu kayaknya dia merasa bahwa kita mensupport mereka semua,” sahut Chacha.
Chacha Frederica (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Chacha Frederica (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
Perempuan kelahiran Jakarta itu merasakan perbedaan ketika menjalankan ibadah di Palestina dengan di Madinah dan Makkah. Menurutnya, ketika salat di Madinah dan Makkah akan merasa aman dan tenang. Namun, beda ceritanya saat salat di Palestina yang sedang berada dalam konflik.
“Kalau (Salat) di Yerusalem, Ya Allah, wah itu cuma dua saf, tiga saf, salatnya cuman segitu saja. Terus biasanya kalau habis salat jumat, perempuan salatnya di Dome of the Rock, laki-laki di masjid Al-Aqsa, biasanya begitu karena kalau hari jumat itu ada baku tembak di dalam situ,” ujar Chacha.
ADVERTISEMENT
Saat terjadi baku tembak, pesinetron ‘Kisah Sedih di Hari Minggu’ itu merasakan langsung ketegangan yang ada di sana. Dia pun terkejut ketika melihat reaksi orang-orang Palestina yang terlihat biasa saja dan terkesan sudah tak aneh melihat pemandangan seperti itu.
“Kalau orang Palestina ada baku tembak gini (menengok) doang. Karena nembaknya cuma deeeerrrtt, buat mereka cuma, buat kita kan ngeri ya. waktu itu ada yang luka, sampai digotong karena kakinya kena tembak, automatic machine gun kan. Kalau orang Indonesia, kita lari kan, begitu nanya kenapa? cuma karena dia kayak (teriak) 'Allahu akbar' gitu, tembak langsung,” pungkas Chacha.
Tak kuat melihat kekejaman yang dilakukan para tentara Israel, akhirnya Chacha pergi ke Tembok Ratapan yang merupakan salah satu tempat yang dianggap suci oleh orang Yahudi. Di sana, dia meluapkan kekesalannya saat melihat kejadian mengenaskan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Aku jalan ke tempat Tembok Ratapan, di situ aku nangis sih, aku mikir ' (tentara Israel) jahat banget', ketika kita mau ke Tembok Ratapan, itu kita di geledah, tas, semua, pokoknya dipakein metal detector, takut bawa apa,” katanya.
Perbedaan perlakukan kembali terasa saat Chacha akan melanjutkan perjalanan selanjutnya ke Masjid Al-Aqsa, yang merupakan tempat suci umat Islam. Ketika berada di sana, beberapa tempat juga masih dijaga tentara.
“Ketika kita lagi mau masuk ke Masjid Al-Aqsa, ya enggak ada penjagaan kayak gitu, tapi dijagain sama tiga tentara, senjata yang dipegang mereka enggak cuman satu, ada tiga, automatic machine gun yang mereka pegang. Terus pintu normal kecil, tapi ada tiga tentara di situ,” sahut Chacha.
ADVERTISEMENT
Saat akan memasuki Masjid Al-Aqsa, istri Dico Ganindito itu merasakan ketakutan yang luar biasa. Dirinya hanya bisa berjalan sambil menundukkan kepalanya. Dia juga tidak berani menantap mata para tentara yang berjaga.
Chacha Frederica (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Chacha Frederica (Foto: Tomy Wahyu Utomo/kumparan)
“Aku merasa benar-benar yang di dalam Al-Quran dituliskan bahwa suatu saat Allah akan memerdekakan atau kemenangan itu akan ada bagi orang-orang yang sekarang merasa takut,” tutur Chacha.
Kejadian yang berhasil membuat Chacha kembali menangis yaitu ketika dia selesai menunaikan ibadah salat Maghrib di sana, lampu yang menerangi masjid itu pun tiba-tiba dimatikan, sehingga membuat suasana menjadi gelap gulita. Dia pun bertanya-tanya kenapa hal tersebut harus dilakukan.
“Aku nanya sama orang di situ 'kenapa begini?' 'ya inilah yang dilakukan Yahudi, membuat kita memang enggak nyaman salat dan segala macam’. Itu aku lari, balik ke masjid, 'mereka jahat banget' nangis,” tandas Chacha.
ADVERTISEMENT
Kejadian itu pun masih teringat dengan jelas oleh Chacha sampai sekarang. Dia juga masih bertanya-tanya kenapa hal tersebut bisa terjadi. Tak hanya itu, Chacha juga ingin mendalami permasalahan yang terjadi di sana. Untuk mencari tahu ada apa dibalik itu semua, ia mulai banyak membaca buku.
“Kalau memang semua agama mengajarkan kebaikan, kenapa enggak bisa baik sih? kenapa harus ada kayak diputus listriknya, bikin orang jadi enggak nyaman salat di tempat ibadahnya, ada apa? itu pertanyaan besar aku, ada apa? Di balik agama-agama ini ada pesan apa yang ingin disampaikan,” beber Chacha.
“Nah dari situ, akhirnya aku proses baca buku, baca sejarah, baca (buku) ‘The Bible, The Quran, and Science’, itu aku suka banget bukunya. Akhirnya sampai aku bisa sampai kayak gini,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Kini, Chacha telah mantap berhijab setelah melewati proses perjalanan hijrahnya yang panjang. Saksikan kisah selengkapnya mengenai perjalanan hijrah Chacha di sini.