Cerita Dean Fujioka soal Konser Tur Asia-nya di Jakarta

11 Mei 2019 13:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyanyi Jepang, Dean Fujioka. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Penyanyi Jepang, Dean Fujioka. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Nama Dean Fujioka mulai terkenal di Indonesia berkat film ‘The Man From The Sea (Laut)’. Di film itu, Dean beradu peran dengan dua aktor Indonesia, Sekar Ayu dan Adipati Dolken.
ADVERTISEMENT
Selain aktor, Dean nyatanya juga merupakan seorang penyanyi. Pada 2016, Dean merilis album perdananya ‘Cycle' dan tahun lalu ia merampungkan album kedua bertajuk ‘History in the Making’.
Untuk memperkenalkan album terbarunya, Dean menggelar tur Asia pertamanya tahun ini. Tur Dean dimulai dari 10 lokasi di Jepang, lalu Shanghai, Taiwan, Hong Kong, dan Jakarta terpilih sebagai destinasi terakhir.
Konser Dean akan digelar di Motion Blue, Fairmont Hotel, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Sabtu (11/5). Sebelum konser digelar, Kumparan berkesempatan untuk bertemu dan berbincang dengan Dean yang nyatanya amat ramah dan senang berbagi cerita.
Penyanyi Jepang, Dean Fujioka. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
1. Mengenai tur Asia dan alasan Jakarta menjadi kota terakhir
Baru pertama melakukan tur ke luar Jepang, Dean amat gembira dan sama sekali tidak mengalami kesulitan. Sebab, semua tempat yang ia kunjungi memiliki nilai sejarah tersendiri dalam hidupnya.
ADVERTISEMENT
“Aku mulai berkarier di Hong Kong, lalu ke Tiongkok dan Taiwan. Beberapa tahun setelahnya, aku ke Jakarta dan mulai menggeluti dunia tarik suara. Berkat Jakarta, aku bisa mendapat tawaran kerja di Jepang, negara asalku,” ungkap Dean.
Jika melihat rute tur Asia Dean, Jakarta menjadi kota yang paling jauh karena berada di kawasan Asia Tenggara. Lantas, apa alasannya membuat konser di Jakarta?
“Jika aku hanya konser di Jepang dan Tiongkok, itu artinya aku hanya menggelar tur Asia Timur, bukan Asia. Itu tidak sesuai ekspektasiku dan semua akan menjadi biasa saja,” tuturnya.
Penyanyi Jepang, Dean Fujioka. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Terlebih lagi, Dean menjabarkan bahwa album pertamanya ‘Cycle' dirampungkan di Jakarta. Karena itu, ia terus meyakinkan dengan sepenuh hati tim manajemennya agar mau membuat konser di Jakarta yang sebenarnya kurang familiar bagi banyak masyarakat Jepang.
ADVERTISEMENT
“Aku benar-benar tidak peduli skalanya akan sebesar apa atau tanggal berapa aku tampil, yang penting aku harus selesaikan turku di sini (Jakarta),” ujar Dean.
Di Jakarta, Dean berjanji akan menyuguhkan aksi panggung yang spesial dan tidak biasa. Namun, ia tidak mau banyak memberi bocoran.
“Aku tak mau merusak kejutan yang akan kutampilkan. Tapi, tentu ada penampilan spesial yang akan kusuguhkan karena setlist konserku di Jakarta sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan Jepang dan Tiongkok,” imbuhnya.
2. Cerita tentang karier Dean yang bermula di Indonesia
Dean pernah mengatakan bahwa album pertamanya yang bertajuk ‘Cycle' dirampungkan di Indonesia. Selain itu, salah satu single di album ‘History in the Making’ juga dibuat di Indonesia. Pada Kumparan, Dean membeberkan judul lagu tersebut.
ADVERTISEMENT
“Lagu itu berjudul ‘Accidental Poet’. Sebenarnya aku membuat demo lagu itu di Tokyo, tapi aku bawa datanya ke Jakarta, lalu menggarapnya bersama produser DJ Sumantri,” kata Dean.
Dean kemudian menceritakan proses penggarapan lagu ‘Accidental Poet’ bersama sang produser yang juga pernah menangani banyak musisi besar Indonesia, termasuk Agnes Monica, Glenn Fredly, dan The Cangcuters itu. Kemudian Dean menjabarkan alasan utama amat percaya pada Sumantri.
“Semua bermula pada 2009, ketika kami mengerjakan album pertama. Entah bagaimana ceritanya, di awal 2009 aku mulai sering jamming dengan musisi Indonesia di Backbeat Studio, Cipete,” tuturnya.
Penyanyi Jepang, Dean Fujioka. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Jamming itu mendorong keinginan Dean untuk fokus menjadi solois. Ia lalu coba mencari tahu siapa produser terbaik di Indonesia, khususnya Jakarta.
ADVERTISEMENT
“Aku tanyakan pada mereka (musisi Indonesia), ‘Siapa produser paling keren di sini?’ mereka lalu mengatakan DJ Sumantri. Aku kunjungi studionya di kawasan Permata Hijau dan menanyakan apakah bisa membuat musik bersama. Akhirnya, karya pertama kami ‘Banana Muffin Blues’ rampung dan semuanya mengalir begitu saja,” ungkap Dean.
Selain dari segi musik, Dean juga merasa punya kemiripan personal dengan DJ Sumantri. Hal itu membuat Sumantri punya nilai plus jika dibandingkan dengan produser-produser lain dari Jepang.
“Aku lahir di Jepang, tapi aku bersekolah di USA, berkarier pertama kali di Tiongkok, dan bertandang ke Jakarta untuk memulai karier musik. Sumantri itu orang Indonesia, tapi ia mahir berbahasa Mandarin. Dia juga dibesarkan di Boston, USA. Jadi, negara asal kami mungkin berbeda, tapi kami punya banyak kemiripan, imbuhnya.
ADVERTISEMENT
3. Yuri on Ice buka jalan bagi album kedua Dean
Dari 15 lagu di album kedua Dean, single ‘History Maker’ menjadi yang paling populer. Selain karena video klipnya berhasil ditontom oleh lebih dari 1,5 juta orang di Youtube, lagu itu juga menjadi lagu tema serial anime ‘Yuri on Ice’ .
Dean mengungkapkan, ia merasa tertantang ketika pertama kali ditawari untuk mencipta lagu tema ‘Yuri on Ice’.
“Waktu dapat tawaran untuk membuat lagu tema ‘Yuri on Ice’, mereka hanya memberiku naskah karena saat itu animasinya belum rampung. Akhirnya, aku harus menggunakan imajinasi untuk membuat lirik,” ujar Dean.
Penyanyi Jepang, Dean Fujioka. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Karena itu, Dean akhirnya mempergunakan tema yang tergolong general. Meski tetap memasukkan lirik yang penuh arti.
ADVERTISEMENT
“Memang ‘Yuri on Ice’ bercerita tentang perjuangan seorang ice skater, tapi aku rasa semua orang juga perlu didorong untuk terus semangat meraih mimpi, baik dalam bidang olahraga atau pun yang lainnya. Pada akhirnya, semua orang kan harus mampu menjadi luar biasa, seorang history maker, pencipta sejarah di dunia,” tuturnya.
Sebenarnya dari segi materi Dean tidak merasa ada perbedaan keuntungan ketika ia mencipta lagu umum dan lagu tema untuk anime. Namun, memang anime memudahkannya untuk mempromosikan karya.
“Jika animenya disukai banyak orang tentu laguku akan banyak dikenal. Begitupun sebaliknya, jika laguku bagus dan laku, anime itu juga akan terkenal,” kata Dean.
Dean mengaku ada satu keuntungan lagi di luar promo dan materi yang datang dari anime ‘Yuri on Ice’. Keuntungan itu amat berharga. Ia pun amat bersyukur.
ADVERTISEMENT
“Karena lagu ‘History Maker’, pikiranku terbuka untuk mulai membuat lebih banyak lagu di album keduaku, ‘History in the Making’. Karena itu, album ini 90% terselesaikan di Jepang dan hanya 10% di Indonesia,” ujarnya.
4. Rencana Dean setelah tur Asia
Di Jakarta, tur Asia Dean Fujioka akan berakhir. Ia lantas memberi tahu langkah selanjutnya yang akan ditempuh dalam karier.
“Tentu aku ingin tur di benua selain Asia. Karena, dunia ini kan tempat bermain kita. Bisa ke Jakarta dan menyelesaikan tur Asiaku adalah sebuah perayaan dan penanda bahwa aku harus mulai menyusun petualangan baru. Jadi, aku harus terus mengembangkan sayap ke berbagai belahan dunia,” kata Dean.
Selain itu, Dean yang pernah bermain di film 'The Man From The Sea (Laut)’ sepertinya masih ingin punya karya lain di Indonesia. Sebab, sejak 2012, Dean memang punya keluarga di Indonesia karena mempersunting Vanina Amalia Hidayat yang notabene merupakan putri Direktur Utama PT. Sido Muncul, Sofyan Hidayat.
Penyanyi Jepang, Dean Fujioka. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
“Jadi, jika ada sutradara Indonesia yang ingin mempergunakan jasaku, aku akan sambut dengan gembira. Justru aku berharap mereka bisa segera menemukanku,” ujarnya seraya tertawa.
ADVERTISEMENT