Cerita Sutradara Soal 'Gurrumul' yang Tayang di FSAI 2019

15 Maret 2019 17:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Adegan film 'Gurrumul' Foto: YouTube.com/Madman Films
zoom-in-whitePerbesar
Adegan film 'Gurrumul' Foto: YouTube.com/Madman Films
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nama Geoffrey Gurrumul Yunupingu mungkin terdengar asing di masyarakat Indonesia. Namun, Gurrumul sangat terkenal sebagai salah satu penyanyi Aborigin paling berbakat.
ADVERTISEMENT
Album self-titled 'Gurrumul' yang rilis pada 2008 berhasil masuk 10 besar di tangga lagu berbagai negara, termasuk Australia, Jerman, dan Swiss. Padahal, hampir semua karyanya menggunakan bahasa Yolngu yang hanya akrab bagi telinga masyarakat Aborigin kawasan Timur Laut Australia.
Pada 2017, sutradara Paul Damien Williams merilis sebuah film dokumenter berjudul 'Gurrumul'. Film tersebut sangat populer di Australia dan berhasil memenangkan kategori 'Best Full-Length Documentary' di AACTA 2018.
Pembukaan Festival Sinema Australia 2019 di CGV, Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Foto: Alexander Vito/kumparan
Masyarakat Indonesia akhirnya berkesempatan menyaksikan 'Gurrumul' melalui Festival Sinema Australia Indonesia 2019 (FSAI 2019) yang akan digelar di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Mataram, hingga 31 Maret mendatang. kumparan kemudian berkesempatan mewawancarai Paul Damien Williams terkait film 'Gurrumul' kala FSAI 2019 secara resmi dibuka di CGV, Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Willams mengaku mulanya hanya mengenal sosok Gurrumul karena beberapa kali bertemu di studio rekaman. Keinginan untuk mengangkat Gurrumul dalam sebuah film dokumenter nyatanya justru tercetus secara tidak sengaja.
"Saat itu, saya sedang mengendarai mobil dan lagu Gurrumul diputar di radio. Ketika mendengar lagu itu, hati saya tersentuh hingga harus menepi sejenak," ungkap Williams.
"Karyanya memiliki unsur spiritual yang nyata dan sangat berbeda dari lagu populer lain yang sering diputar di radio Australia," sambungnya.
Paul Damien Williams. Foto: Alexander Vito/kumparan
Dengan mengangkat sosok Gurrumul, Williams juga ingin memperkenalkan lebih jauh budaya Aborigin yang merupakan penduduk asli Australia. Menurut Williams, suku Aborigin semakin termarjinalkan seiring dengan berkembangnya Australia menjadi negara multi-kultur.
"Selama ini, film-film Australia lebih banyak menggambarkan suku Aborigin sebagai sumber masalah. Padahal, budaya mereka pun perlu untuk rayakan dan bahasa mereka wajib untuk diketahui," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Williams menceritakan bahwa film 'Gurrumul' digarap selama 4 tahun. Proses penggarapan film berlangsung cukup panjang karena Williams merasa punya tanggung jawab untuk bisa secara benar mengangkat budaya Aborigin, khususnya budaya asli Gurrumul, yakni Yolngu.
"Aku butuh melakukan banyak riset dari para pelestari budaya Yolngu. Aku mau bahasa dan budaya mereka benar-benar tersampaikan dengan baik di film," kata Williams.
Salah satu cara Williams untuk mengenal lebih jauh mengenai budaya Yolngu adalah menjadikan Gurrumul sebagai co-producer. Williams mengakui bahwa kehadiran Gurrumul membawa perbedaan signifikan dalam film.
"Contohnya, kami diperbolehkan melakukan syuting di prosesi pemakaman ayah dan ibu Gurrumul. Itu unik karena tak banyak yang tahu kalau pemakaman adat Yolngu digelar secara besar-besaran, selama berhari-hari," paparnya.
ADVERTISEMENT
Meski sudah menjadi co-producer, Williams membeberkan bahwa Gurrumul sama sekali tidak mau diwawancarai. Akan tetapi, dalam trailer terlihat Gurrumul sempat berbicara sedikit di depan kamera.
"Adegan itu kami dapatkan setelah proses syuting selesai. Saat itu, Gurrumul memintaku untuk mengambilkan fish and chips, makanan kesukaannya. Aku bilang, 'Kau bisa ambil sendiri!'. Lalu ia berkata lagi, 'Baik. Aku mau diwawancara jika kau mau mengambilkannya untukku'. Hal itu sangat konyol dan mengejutkan, tentu aku mau," ujar Williams sembari tertawa.
Ya, film 'Gurrumul' akan banyak menceritakan bagaimana keseharian sang maestro di tengah-tengah kaum Yolngu. Selain itu, film ini juga akan mengangkat berbagai intrik kala Gurrumul terus berusaha mempertahankan budaya leluhur meski dirinya adalah seorang penyanyi internasional.
ADVERTISEMENT
Williams mengungkapkan fakta bahwa dalam film, tidak akan ada cerita mengenai komplikasi penyakit yang diderita Gurrumul. Seperti diketahui, Gurrumul meninggal dunia karena komplikasi penyakit hati dan ginjal, juga hepatitis bawaan lahir pada 2017, 18 bulan setelah proses penggarapan film 'Gurrumul' selesai.
"Memang ketika kami meminta izin, Gurrumul mengajukan dua syarat. Pertama, ia tak mau diwawancara. Kedua, ia tak mau membicarakan penyakitnya," kata Williams.
"Gurrumul pernah berkata, 'Banyak film boleh menceritakan penyakit akut para penduduk asli Australia, tapi cuma boleh ada satu film tentang Gurrumul'," sambungnya.