Fauzi Baadilla dan Hobi Berkebun

17 Mei 2018 11:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fauzi Baadilla. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fauzi Baadilla. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bintang film Fauzi Baadilla selama ini dikenal sebagai sosok yang keras dan cukup idealis. Namun di balik itu semua, pria berusia 38 tahun tersebut memiliki sisi lain yang mungkin tak diketahui oleh banyak orang. Ia ternyata memiliki hobi berkebun di halaman belakang rumahnya.
ADVERTISEMENT
Kecintaannya pada tanaman ini dimulai sejak sang ayah sering meminta bantuan untuk berkebun di kediamannya yang berada di kawasan Ciawi, Jawa Barat.
"Gue suka berkebun semenjak disuruh bokap bantuin dia di kebun, nanem kacang, nanem ini itu, terus akhirnya jadi kayak kebawa," ungkapnya kepada kumparan (kumparan.com) beberapa waktu lalu.
Fauzi Baadila (Foto: Munady)
zoom-in-whitePerbesar
Fauzi Baadila (Foto: Munady)
Banyak tanaman yang ditanam oleh pemain film '212 The Power of Love' itu. Mulai dari buah-buahan hingga sayur-sayuran, semua tersedia di kebunnya. Fauzi biasanya mengikuti mood-nya sendiri saat ingin menanam sesuatu.
"Kemarin-kemarin sih berkebunnya lebih ke (tanaman) fungsi, kayak cabai, kacang, ubi, yang bisa buat dimakan. Kalau sekarang, belakangan pengin punya bunga-bunga ah. Ada bunga matahari, ini itu. Nah, kalau besok enggak tahu apaan lagi," kata Fauzi.
ADVERTISEMENT
Pembawa acara 'Wisata Alam' tersebut bercerita bahwa banyak pelajaran yang bisa didapatnya dari berkebun. Salah satunya adalah ia belajar lebih bersabar ketika sedang menanam sesuatu.
"Berkebun tuh enak saja rasanya, kebun tuh kayak tempat melukis. Berkebun itu belajar sabar, kita nunggu 3 bulan, apakah dia akan berbuah, berbunga, atau mati begitu saja. Dulu kan rasanya sulit untuk sabar, nah sekarang kita harus lebih sabar," ucapnya.
Tetapi, Fauzi hanya rajin berkebun saat mengunjungi rumah ayahnya. Ia tak melakukan kegiatan serupa di rumahnya yang berada di Jakarta.
"Menyenangkan sih berkebun, lo jadi sensitif terhadap sesuatu. Seolah-olah lo bisa merasakan kalau tanaman itu ada nyawanya, bisa diajak bicara," tutupnya seraya tersenyum.