Kata Abimana soal Pro Kontra Masyarakat Usai Nonton Film 'Gundala'

2 September 2019 9:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemeran film Gundala, Abimana Aryasatya saat berkunjung ke kantor kumparan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemeran film Gundala, Abimana Aryasatya saat berkunjung ke kantor kumparan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Telah tayang selama tiga hari, film 'Gundala' saat ini telah ditonton oleh lebih dari 500 ribu orang. Hal ini pun disambut gembira oleh pemeran Sancaka sekaligus Gundala, Abimana Aryasatya.
ADVERTISEMENT
Abimana mengaku senang karena banyak yang mau mengorbankan uang demi menonton film 'Gundala'. Ia pun mengimbau orang-orang untuk memberi support pada film-film nasional.
"Jujur, nih, ya, gue orang yang pasrah. Yang penting adalah, gue bikin film sebaik mungkin, tinggal dikasih ke penonton saja, respons mereka seperti apa. Tapi, ya, gue minta tolong untuk support saja filmnya biar bisa bikin film (Indonesia) lebih baik dan lebih baik ke depannya," ungkap Abimana ketika ditemui kumparan di Grand Galaxy Park, Bekasi, Jawa Barat, Minggu (1/9).
Permasalahannya, saat ini banyak orang yang memberi komentar dan membandingkan kualitas 'Gundala' dengan film-film superhero dari MCU juga DCEU. Abimana pun memahami hal tersebut dan memberi tanggapannya.
"Tingkatannya selalu beda, ya. Kalau masalah fiilm, sutradara punya pendekatan masing-masing gitu. Ya, memang orang-orang terbiasa dengan sesuatu yang made in luar dan itu juga enggak salah gitu. Tapi, 'kan kita juga harus punya ciri khas kita sendiri," ujar Abimana.
ADVERTISEMENT
"Kalau lo bikin kayak (film) luar, akhirnya lo jadi KW-nya mereka dan orang akan bilang lo KW-nya mereka gitu. Tapi, kalau lo bikin versi lo sendiri, ya, pasti ada friksi. Ada orang yang suka dan orang yang enggak suka," sambungnya.
Abimana pun menjelaskan bahwa di balik komentar-komentar negatif, film 'Gundala' telah menembus pasar internasional melalui Toronto Internasional Film Festival (TIFF) 2019. Hal itu pun harus menjadi kebanggan orang Indonesia secara umum.
"Karena, ada alkuturasi budaya yang terjadi. Budaya superhero 'kan budayanya mereka (negera Barat), dibawa ke Indonesia dengan keresahan di Indonesia dengan problematika Indonesia, dengan tokoh-tokoh yang Indonesia banget. Justru itu yang bikin gundala jadi menarik bagi mereka. Tapi, kalau kita bikinnya sama seperti film superhero luar, gua enggak yakin masuk sana sih (TIFF)," tuturnya.
Pemeran film Gundala, Abimana Aryasatya saat berkunjung ke kantor kumparan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
Meski begitu, Abimana tetap suka dengan pro dan kontra yang terjadi di masyarakat setelah menyaksikan film 'Gundala'. Baginya, hal itu menarik dan bisa dibanggakan oleh sineas Indonesia, khususnya tim produksi film 'Gundala'.
ADVERTISEMENT
"Dengan adanya friksi malah bagus, nambah bahan pembicaraan, bahan diskusi, dan engga apa-apa juga. Enggak ada keharusan bahwa lo harus suka, enggak ada paksaan. Inget, balik lagi, in the end, ini film dibentuk untuk orang terhibur dan dapat sesuatu di dalamnya," tutupnya.